“begitulah awal Allord hadir di hidupku” ucap Ellard saat mengakhiri ceritanya.
satu air mataku kembali lolos. entah ini untuk yang keberapa kalinya. membayangkan kehidupan berat masa kecil Ellard benar-benar membuatku sakit.
“apa kau pernah berfikir kemana aku pergi saat Allord mengambil alih tubuhku?" Lanjutnya yang membuatku seketika mengangguk pelan.
Ia tersenyum sebelum menghela nafas panjang
"Aku tidak tahu pasti harus menyebut tempat itu apa. Yang pasti saat itu aku seolah berjalan dan merasa seperti di dalam dekapan halimun. Kadang aku merasa aneh dan menghilang atau merasa melupakan waktu. Aku seolah tersesat di suatu tempat yang sangat gelap, dan tiba-tiba saja aku ada di tempat lain yang ku kenali. Seiring waktu aku mulai terbiasa dengan tempat gelap itu. Itu adalah tempatku diam sementara sisi lain diriku mengambil alih”
Jawabnya membuatku menatapnya lekat.“Ibumu tahu?” tanyaku hati-hati. Dan ia mengangguk pelan.
“tentu, karna Allord selalu mengambil alih tubuhku di depannya saat aku marah. Saat itu juga Ibuku frustasi dan selalu merasa bersalah atas keadaanku. ya... walaupun memang benar adanya...” jawab Ellard seraya terkekeh di akhir kalimat
“lalu Ibu bertemu dengan Ayah. mereka menjalin hubungan hingga memutuskan untuk menikah tak lama setelah itu. sejak saat itulah aku menyandang nama ‘Yazid’ di belakang nama ku. hingga kemudian Ibuku meninggal 2 tahun setelahnya karna kanker tiroid, tepatnya saat aku berumur 15 Tahun” lanjutnya pelan membuat ku dengan refleks menarik dirinya kepelukanku
“apa kau sudah memaafkan Ibumu?” tanyaku pelan di telinganya. Dan ia mengangguk.
“Ya, karna bagaimana pun juga ia tetap Ibu yang melahirkanku. Tapi... tidak dengan Allord" jawabnya seraya membalas pelukanku sedikit lebih erat.
Aku terkejut
“kenapa?” tanyaku kembali dan membuat nya menarik dirinya
“’Allord masih menganggap Ibu adalah penyebab semua kefrustasianku. sudah ku katakan, Allord berniat melindungiku, Vanilla. Al akan muncul sesaat setelah aku melakukan self harm karna ia tak ingin aku merasakan sakitnya. ia akan mengunci jiwaku hingga luka nya sembuh dan mengering. ia hanya akan merasakan rasa sakit nya seorang diri, padahal semua orang tahu semua itu karna kebodohanku. namun aku tetaplah aku, aku akan kembali melukai diriku dan begitu seterusnya hingga aku berhenti karna bertemu... Keanna” jelasnya panjang lebar.
“dan... siapa Keanna?” tanya ku kembali hati-hati walau aku sudah tahu pasti siapa gadis yang ku maksud
Ellard menatapku tak yakin
“Ia cinta pertamaku. Aku dengannya menjalin hubungan saat pertama kali masuk highschool. hingga 2 tahun setelahnya. Keanna memergoki ku keluar dari Club malam dengan seorang wanita dalam keadaan mabuk parah dan bercumbu di depan matanya” ucapnya pelan.
aku membulatkan mata dan seketika menatapnya sangat amat horror.
“b-bukan, maksudku bukan aku. karna yang Keanna temui malam itu adalah Allord yang mengambil alih tubuhku hanya untuk kesenangannya” lanjutnya membuatku sedikit bernafas lega
“setelah itu aku dan Keanna bertengkar hebat. Dan aku terpaksa menjelaskan keberadaan Allord di hidupku. Dan ya, kau bisa menebak akhirnya. Ia pergi...
aku tak mungkin menyalahkan Allord akan kepergiannya. Karna menurut ku, Al benar. Ia menunjukan bahwa Keanna tidak bisa mencintaiku dengan apa adanya diriku. itulah alasan selama ini aku menutup diri, aku hanya tak ingin salah satu dari kami kembali tersakiti karna di tolak kehadirannya. aku mencari yang bukan hanya mencintaiku tapi juga mencintai Allord sebagai bagian dari diriku” tambahnya dengan suara pelan membuat hati ku tiba-tiba saja menghangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO
Romance"kau mengencani Al, Vanilla. bukan El" ucap Jasmine yang juga seorang psikolog berhasil membuat ku tersedak ludah ku sendiri. "Al?" suara ku mengulang dengan gemetar. "Ya, dia Allord. kaus, jeans, boots, rambut yang ia biarkan tergerai, konyol, mel...