"Hei, Cara. maukah kau menemaniku?”
ucapku pada Caramel yang terlihat tengah sibuk berbalas pesan dengan seseorang di ponselnya.“kemana?” tanyanya tanpa mengalihkan wajahnya sedikitpun.
“mall?” ucapku tak yakin.
Ia mengangkat wajahnya.
“ada yang ingin kau beli?” tanyanya.
Aku mengangguk kemudian menggeleng dan kembali mengangguk seperti gadis kuras waras.
Caramel terkekeh di kursinya.
“okay, aku juga akan membeli beberapa dress dan pilihan makeup” jawabnya.
Aku tersenyum lebar kumudian ikut mendudukan diriku disampingnya.
Segera aku meraih Iphone ku lalu mengetikan sebuah pesan untuk Ellard yang mengatakan jika aku akan pergi bersama Caramel sepulangnya nanti.
Dan tak lama setelah itu aku menoleh kebelakang dan mendapati pria itu yang tersenyum padaku lalu mengangguk dengan iphone di tangannya.
Aku terkekeh. Astaga, aku bertukar pesan dengan kekasihku dalam jarak 2 meter?
***
“untuk siapa kau membeli semua ini?” tanya Caramel dengan nada tak percaya saat aku menghapirinya dengan 5 paperbag yang berisi belanjaan ku.
Ia lalu bergerak untuk mengintip isinya satu persatu.
“untuk ku?” ringisku.
Caramel segera menatapku horror lalu dengan refleks meletakan punggung tangan nya di dahiku seolah memastikan sesuatu.
“suhu badan mu normal, kau tak demam. Apa kau merasa kurang sehat, Vanilla?” tanyanya polos, aku mendengus.
“aku waras” jawabku ketus.
Caramel menaikan satu alisnya.
“tapi kau membeli 5 Dress dan 2 pasang highheels baru, Vanny! Really? Atau ini akhir dunia?” ucapnya dramatis. aku memutar mataku jengah.
“jangan berlebihan. aku hanya ingin berubah, Cara” jelasku.
Caramel mengerejapkan matanya beberapa detik saat mencoba mencerna penjelasanku kemudian menyeringai gila.
“ I see” jawabnya penuh nada mengintimidasi.
“apa?” ucapku polos.
Namun lagi-lagi ia kembali tersenyum miring dan itu terlihat mengancam untuk ku.
“kita akan membeli banyak make up juga untuk mengejutkan kekasih idiotmu itu. oh, aku tak sabar mengajarimu merias diri. Kita akan belajar, How's to be a girl!” pekiknya antusias seraya menarik diriku menuju jejeran toko yang menjual berbagai macam pilihan makeup dengan brand terkenal.
Sial! semoga ini bukan akhir hidupku!
***
Hari ini aku berangkat ke kampus bersama Caramel. Karna tadi, entah setan apa yang merasukinya hingga membuatnya datang ke rumahku pagi-pagi buta menggunakan taksi hanya dengan alasan ingin mendandaniku.
Reaksi ku?
Demi Tuhan, awalnya aku mengusirnya dan bersikukuh ingin kembali melanjutkan tidur ku. namun, Ya. Caramel dengan gila begitu saja menyeret ku ke kamar mandi lalu memaksa ku bersiap dan mengenakan salah satu Dress yang kemarin ku beli.
tidak hanya itu! ia juga kemudian mendudukan diriku di depan cermin dan mulai merias wajahku. tidak! Aku memintanya untuk tidak meriasku terlalu berlebihan, hanya sedikit bedak tabur, maskara dan mungkin apa itu namanya? blushon tipis di kedua pipiku. oh dan dia juga menambahkan lip cream berwarna nude dengan sedikit perisa chery di bibirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO
Romance"kau mengencani Al, Vanilla. bukan El" ucap Jasmine yang juga seorang psikolog berhasil membuat ku tersedak ludah ku sendiri. "Al?" suara ku mengulang dengan gemetar. "Ya, dia Allord. kaus, jeans, boots, rambut yang ia biarkan tergerai, konyol, mel...