07

943 90 9
                                    

Happy reading, sorry jika typo nya betebaran 😁


























"Ji-jinhwan" ucap June terbata. Dengan ekspresi wajah terkejutnya. Ia tak menyangka Jinhwan akan datang kekantor. Kenapa bisa tiba tiba Jinhwan ada disini?

Seulas senyuman Jinhwan berikan pada June sebelum memundurkan diri, dan beranjak pergi dari tempat itu, tanpa menoleh pada Hanbin. Yang ia inginkan adalah pergi sejauh mungkin dari tempat itu. Hanbin? Ia masih menatap tajam dua mahkluk tak berhati itu dengan amarah yang memuncak.

"Jinhwan!! Jinhwan-ah!" Teriak June, dan langsung melempar tubuh Yunhyeong kesofa. June merapikan pakaiannya kembali, dan bergegas mengejar Jinhwan, tanpa memperdukikan teriakkan Yunhyeong

June hendak mengejar Jinhwan, namun Hanbin lebih dulu menghadangnya. Hanbin menatap tajam manik June, amarah Hanbin memuncak. Rasanya ia ingin menghabisi June sekarang juga. Hanbin mencengkeram kerah baju June. Sangat kuat.

Bugh bugh

Dua bogem Hanbin layangkan tepat diwajah June, hingga membuar sedikir luka disudur bibir June. Karna pukulan itu, June ambruk dilantai. Meringis sakit karna pukulan mendadak, itu yang ia rasa kan.
"Aakhh.." desis June menahan sakit.

"Brengsek!" Ucap Hanbin tepat didepan wajah June.

Setelah itu, ia mengambil tas bekal yang Jinhwan jatuhkan tadi, serta sebuah amplop yang bercecer isinya. Hanbin merapikan amplop itu, memasukkan kesaku celananya, dan bergegas menyusul Jinhwan. Ia berlari untuk mengejar Jinhwan. Sebenarnya mata Hanbin sudah memanas, rasanya ia juga ingin ikut menangis, saat melihat Jinhwan bersedih. Kalian bisa sebut dia juga pria brengsek, yang mana mencintai kekasih sahabatnya sendiri itu, tapi Hanbin tak berniat merebut Jinhwan dari June sebelumnya, namun mulai saat sekarang, ia berjanji akan membuat Jinhwana bahagia dengannya. Orang sebaik Jinhwan tak pantas disakiti, menurut Hanbin.

Kini Hanbin sudah berada dilobby kantor, mengerahkan pandangannya untuk menelisik semua sudut, mencari Jinhwan. Namun nihil. Ia pun segera berlari keluar, dan menuju parkiran. Sesampainua diparkiran, yang ia dapati hanyalah mobil Jinhwan yang terparkir disana. Dengan kalang kabutnya, Hanbin berlarian sekitar halaman dan taman gedung KOO CORPS itu, lalu ia herlari kearah halte bus terdekat dari gedung itu, siapa tahu Jinhwan disana.

Dan benar saja, Jinhwan sedang duduk dikursi Halte, menangis tersedu disana sambil memegangi perutnya yang terasa sakit dan kepalanya yang tiba-tiba pening sehqbis berlari, mengabaikan pasang mata orang-orang yang menatapnya bertanya-tanya. Hanbin dengan segera menghampiri Jinhwan. Tepat ketika ia berada didekat Jinhwan, tiba-tiba tubuh jinhwan limbung dan hambir tersungkur, untung saja hanbin cepat menggapainya.

"JINHWAN!" Seru Hanbin, kaget karna tiba-tiba Jinhwan tak sadarkan diri.

"Jinhwan-ah, yaa!!! Buka matamu!" Seru hanbin sambil menepuk pelan pipi Jinhwan.

Dengan paniknya, Hanbin menggendong Jinhwan, dan memberhentikan taxi. Lalu segera membawa Jinhwan kerumah sakit.

Setibanya dirumah sakit, Hanbin kembali memggendong Jinhwan, dan berlari kedalam gedung rumah sakit. Entah keberuntungan apa, Hanbin melihat Bobby yang sedang berbicara dengan seorang perawat. Dengan tidak etisnya, Hanbin berteriak memanggil Bobby, dan itu membuat Bobby menoleh kaget.

"BOBBY! YAA!!! BOBBY HYUNG!!!" Teriak Hanbin.

Bobby dengan wajah terkejutnya, berjalan menghampiri Hanbin dengan beberala perawat yang membawa Ranjang dorong untuk Jinhwan.

"Wae!? Apa yang terjadi!?" Tanya Bobby panik, setelah melihat jika yang digendong Hanbin tadi adalah hyung mungilnya

"A-aku tak ta-tahu hyung. Aku menemukan Jinhwan hyung dihalte dekat kantor, dan tiba-tiba pingsan" tutur Hanbin sambil membantu mendorong ranjang itu.

[End] JUNHWAN - Triangle Of LoveWhere stories live. Discover now