39

590 76 91
                                    

Moon maap gaes, jangan hujat authornya ya, kalo udah kelar baca.😄😄

.

.

Yodah, happy reading. Moon maap kalo gak  ngefeel. Maap juga kalo kurang greget. Yu know kan karna apa.  Moon maap juga kalo typonya banyak.

.

.

.

.

.

.

.

Blue House Lunch Time.

Waktu makan siang dimajukan 1 jam, dan semua tamu undangan yang hadir telah dijamu untuk makan siang bersama bapak pemimpin negara itu. Disalah satu meja VIP, dimana perwakilan dari Koo Corp berada. Raut kekhawatiran terlihat diwajah CEO muda nan tampan dan pewaris utama Koo Corp. Siapa lagi kalau buka June.

Ya, rasa khawatir dan kecemasan June tak hilang sejak dari tadi saat ia menerima panggilan misterius. Bahkan Dony belum juga mrndapatkan informasi lagi tentang penelepon itu.

Tuan Koo, sang appa melihat jelas raut wajah June -anaknya- yang terlihat cemas, dan khawatir, serta gelisah. Ia tahu, anak tampannya itu pasti sedang mencemaskan sesuatu.

"Gwenchana, Juneya?" Tanya Tuan Koo

"Eoh, gwenchana, appa" jawab June.

Bibir berkata jika dia baik-baik saja, namun tidak dengan hati dan pikirannya. Dan Tuan Koo memahami itu.

"Memikirkan sesuatu?" Tanya Tuan Koo lagi.

"Eumm.... aku mengkhawatirkan Jinhwan."

"Sudah menghubunginya?"

"Ya. Dia sedang dipusat perbelanjaan. Dia sendirian, aku khawatir".

"Percayalah, tidak akan terjadi apa-apa"

"Benar, Juneya. Percayalah, Jinhwanie akan baik-baik saja." Sang eomma yang berada disebelah sang appa ikut memberikan ucapan penenang untuk June.

"Aku harap begitu, eomma, appa."

Tuan Koo menepuk sayang pundak June. Bermaksud meyakinkan jika semua akan baik-baik saja.

Mereka melanjutkan acara makannya kembali, tapi tidak dengan June. Ia tidak sanggup menelan apapun. Begitu juga Hanbin yang duduk disebelahnya. Hanbin tak jauh beda beda dengan June. Hanya saja, Hanbin memaksakan untuk makan. Yang mana malah membuatnya mual. Karna memaksakan mengisi perut saat nafsu makannya tidak ada sama sekali.

Beberapa kali eomma June menyuruh June untuk makan. Tapi tidak diindahkan oleh June. Bukan bermaksut mempermalukan, namun memang nafsu makannya sedang hilang. Karna Jinhwan.











Drrrrrrrrrrtttttt ddrrrrrrttttttt


June tersentak saat ponselnya bergetar disaku celananya. Dengan tergesa ia merogoh ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya. Dia berharap itu Jinhwan. Tapi, yang tepampang bukanlah yang diharapkan.

'D3 Dony is calling...'

Tak berpikir lama lagi, June cepat-cepat menggeser icon berwarna hijau dilayar ponselnya. Lalu mendekatkan ponselnha pada telinganya.

[End] JUNHWAN - Triangle Of LoveWhere stories live. Discover now