23

791 70 24
                                    

Happy reading guys... semoga tidak mengecewakan ya.. dan maaf kalo kurang bagus...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Diluar backstage, June menerima panggilan dari Yunhyeong. June sedikit terkejut karna Yunhyeong berbicara dengan suara sedikit parau, seperti habis menangis.

"Juneya..." lirih, serak parau, suara Yunhyeong.

"Ada apa dengan mu?? Gwenchana? Apa yang terjadi!?" Tanay June sedikit panik.

"Juneya...hiksss...

"Ada apa? Kenapa menangis?!!" Sela June

"N-neo,.eo-eodisoeo?"

"Aku sedang menemani Yejin noona. Ada apa? Kau dimana?"

"A-aku diapartemen. Bisakah kau kemari, Juneya?"

"Aku akan kesana sekarang. Tunggu lah sebentar."

Pip!

Tanpa berpamitan pada kakaknya ataupun Jinhwan, June berlari kehalaman parkir. Meninggalkan lokasi venue. Dengan keadaan panik, June melesat menuju apartemen Yunhyeong. Ia mengemudi secara ugal-ugalan, kecepatan diatas rata-rata, mengemudi zigzag. June tam memperdulikan teriakan dan bunyi kelakson dari pengemudi lain. Yang ada didalam otaknya hanyalah segera sampai keapartemen Yunhyeong. Rasa khawatir June pada Yunhyeong sudah mencapai batas maksimal. Bagaimana tidak khawatir, jika kekasih menghubungi dengan menangis sesegukan, hingga bersuara parau. Pikiran June berkeliaran kemana-mana. Berbagai pikiran negatif dan takut terjadi apa-apa memenuhi otaknya.

June telah sampai diapartemen Yunhyeong, setelah dengan brutalnya ia mengemudikan mobilnya. Disini lah sekarang, apartemen nomor 808. Dengan tergesa, June memencet 4 digit secret number apartemen itu. Dan

Klik!

Pintu apartemen terbuka, June melebarakan pintu itu. Seketika, yang ia lihat hanyalah kegelapan. Sangat gelap. June masuk kedalamnya, mencari letak tombol untuk menyalakan lampu pada dinding. Setelah menemukannya, June menekannya, dan lampupun nyala.

"Yun-ah!!" Terial June

Namun tak ada jawaban dari orang yang dipanggil. June melangkah lebih dalam lagi. Menuju ruang tamu, dapur, kamar mandi didekat dapur, area mencuci baju. Nihil. Tak ada Yunhyeong disana. Kemudian June melangkah menuju kamar Yunhyeong. Setibanya dikamar, keadaannya sama seperti saat ia memasuki apartemen. Gelap. Sangat gelap. June menyalakan lampu kamar Yunhyeong. Seketika lampu nyala, pandangan kurang enak menyapa matanya. Yunhyeong nya, tengah tergeletak dilantai, dengan mata sembab, wajah pucat, berantakan.

June mendekati Yunhyeong, sedikt berlutut. Dan dengan pelan June mengulurkan tangan kekarnya untuk menyentuh pundak bergetar Yunhyeong. Ya, Yunhyeong tidak pingsan atau tidur bahkan mati. Yunhyeong tengah menangis dalam diam, memejamkan erat matanya. June menyentuh pundak itu, dan membalik tubuh Yunhyeong menjadi menghadapanya, dam sedikit dipeluk.

[End] JUNHWAN - Triangle Of LoveWhere stories live. Discover now