51

490 63 51
                                    

Hai hai, update lagi☺



.

.

.

.

Please, karna ini agak sedikit ada moment yang bikin cemburu pihak lain, jadi jan emosi dan hujat aku sehabis baca chapter ini ya.☺☺

.

.

Btw, ini masih lanjutan chapter 50 ya. Masih sehari giru ceritanya

.

.

.

.

Jinhwan baru saja menyelesaikan tugasnya mengkoreksi sketsa-sketsa yang akan diproduksi untuk clothing line nya sendiri. Sesuai janji nya dangan June jika akan pulang awal, kini Jinhwan pun bersiap. Tak banyak yang ia bawa. Hanya satu waistbag keluaran DIOR yang kusus dibuat untuknya dengan bubuhan namanya di atas tas tersebut (bayangin aja tas dior jinan + ada nana Jinhwan nya di sana. Tau tas diornya jinankan)

Dalam tasnya, Jinhwan hanya membawa ponsel dan dompet saja. Tak ada barang lain selain dua benda itu.

Setelah mencangkolkan tasnya kepundak, Jinhwan pun meninggalkan ruangannya lalu beralih masuk keruangan sebelah. Ruangan Chanu.

Entah sibuk membuat apa, Chanu tak menyadari kedatangan Jinhwan yang kini sudah ada didepan mejanya.

"Apa yang kau buat?" Tanya Jinhwan sembari mengintip

"Yak!! Hyung! Tak bisakah mengetuk pintu dulu? Kau mengejutkanku!" Protes Chanu yang terkejut.

Sementara Jinhwan tak peduli dengan protesan Chanu. Hanya melenggang pergi di sofa empuk milik Chanu didekat Jendela.

"Hyung!!" Teriak Chanu lag

"Bisa tidak berteriak? Aku tdak tuli" jawan Jinhwan sebal.

Teriakan Chanu sangat menyakitkan telinganya. Sayang kan telinga cantiknya harus terkena polusi seperti teriakan Chanu itu.

"Lihat, gambarnya tercoret!" Lagi Chanu protes sembari mengankat hasil gambaranya.

"Ck! Bukan masalah besar, Jung! Kau bisa menggunakan penghapus lalu gambar ulang. Beres"

"Aisshh.. menyebalkan!"

Chanu meletakkan buku sketsanya berserta pensilnya kembali keatas meja. Ini lah Chanu selama bekerja. Jika salah sedikit atau tercoret setitik saja, ia akan marah dan moodnya berubah. Namun benar kata Jinhwan. Jika itu bukan masalah besar, toh Chanu menggambar menggunakan pensil dan bisa dihapus lalu di gambar ulang. Dan lagi, tercoretnya juga hanya sedikit. Tidak ada satu meter. Terkadang Chanu ini lebay dan melebih-lebihkan.

"Antarkan aku pulang" ucap Jinhwan.

"Tidak mau" tolak Chanu

"Antarkan atau aku pecat?"

"Terus saja mengancam"

"Jangan seperti anak kecil makanya"

"Ck!"

"Ayo cepat antarkan aku" Jinhwan mendekat kembali kedepan meja kerja Chanu.

"Tidak mau, hyung"

"Baiklah. Kemasi barang-barangmu-

[End] JUNHWAN - Triangle Of LoveWhere stories live. Discover now