10

1K 106 2
                                    

Semuanya berkumpul di ruang keluarga di rumah BangChan. Rumahnya sangat sepi karena kedua orang tua Chan sedang berada di kantor

"Baiklah sekarang kau bisa menceritakan semuanya." Yena

"Oke. Sehari sebelum aku pindah, aku juga sedang diincar oleh orang orang tadi. Mereka adalah orang orang suruhan dari perusahaan yang kalah dalam kontrak internasional besar. Hmm bisa kalian tebak. Kalau mereka menyerang Papaku mungkin akan langsung terlihat. Maka dari itu, mereka menyerangku."

HwaYoung, Yena, Jisung dan Minho masih menyimak

"Hari itu, aku di serang oleh sesama vampire. Mereka berempat dan aku sendiri dan berakhirlah aku yang sekarat. Mungkin mereka pikir aku akan mati. Aku juga sempat berpikir seperti itu. Tapi HwaYoung lewat di dekat situ dan aku minta tolong padanya."

"Tunggu." Tahan Yena

"Seorang vampire yang sekarat hanya bisa ditolong dengan meminum darah manusia. Dan jangan bilang.." Lanjut Yena

"Apa? HwaYoung digigit oleh Chan? Haha mana berani dia." Jisung

Minho memperhatikan dengan wajah penasaran.

"Itu benar. Aku menolongnya. Aku mendengar suara rintihan, awalnya aku pikir itu suara hantu. Ternyata itu suara Chan. Ia sudah sangat sekarat. Saat aku tahu dia seorang vampire, aku sempat ragu. Tapi pada akhirnya aku bersedia menolongnya." Jelas HwaYoung. Ia menghapus foundation di tangannya dan menunjukkan bekas gigitan Chan.

"Wah, mustahil." Jisung

"Kau benar benar melakukan itu?" Minho

HwaYoung mengangguk

"Hei, kalau ternyata Chan adalah orang jahat bagaimana hah?" Yena menjitak kepala HwaYoung

"Ya kenyataannya kan tidak."

"Haha oke teman teman, mau aku lanjut lagi tidak?" Chan

"LANJUT" Yena, Minho, Jisung

"Orang yang ingin menghabisiku belum dapat ditangkap. Maka dari itu aku pindah ke sekolah yang sama dengan HwaYoung karena kalau tau aku ditolong manusia, bisa bisa HwaYoung juga ikut dihabisi. Aku minta HwaYoung untuk berpura pura tidak mengenalku di hari dimana dia menolongku. Tapi itu untuk kebaikannya juga. Tadi, saat aku sedang pergi dengan HwaYoung, aku sudah merasa diikuti, jadi aku meninggalkan HwaYoung dan memancing orang orang itu untuk keluar. Jadi aku menelpon Minho dan meminta tolong menjemput HwaYoung."

"Ah sekarang aku tidak penasaran lagi dengan alasan kenapa kau menyuruhku berpura pura tidak mengenalmu." HwaYoung

"Iya hehe maaf."

"Lalu apa sekarang kau sudah aman?" Minho

"Sudah. Semuanya sudah diurus. Jadi aku sudah aman."

"Baguslah." Jisung

"Nah kalau begitu sudah jelas semua. Aku hanya tidak ingin HwaYoung terluka atau semacamnya." Yena

"Tenang saja." Chan

"Aaaaa Yena kau sangat mengkhawatirkanku." HwaYoung



Setelah itu semuanya pulang. Chan mengantar HwaYoung ke rumahnya dan menjelaskan apa yang tadi terjadi.

"Untunglah kalau kalian tidak apa apa." Papa HwaYoung

"Iya, aku juga ingin meminta maaf kalau misalkan aku hampir membawa HwaYoung ke dalam masalah ini."

"Ya, untung saja tidak. Saya percaya kalau kamu anak yang baik dan bertanggung jawab." Papa HwaYoung

"Ya, kami hanya bisa mendoakan semoga tidak ada orang yang ingin mencelakakan kamu lagi Chan." Mama HwaYoung

Setelah perbincangan selesai, BangChan pamit pulang. HwaYoung megantarnya sampai pagar.

"HwaYoung. Termakasih atas semuanya. Kau sudah menolongku waktu tu dan tadi juga. Kau sempat mengulur waktu saat mereka ingin menembakku."

"Ah, mereka benar benar ingin menembakmu Chan? Memang orang orang jahat!"

"Haha, yasudah, yang penting semuanya sudah aman."

"Ya, dan aku boleh meminta sesuatu Chan?"

"Apa?

"Tolong jangan tempatkan dirimu dalam bahaya lagi."

"Pft. permohonan macam apa itu?"

"Kalau kau tidak mau menurut, aku akan memarahimu terus."

"Haha, baiklah. Sampai bertemu besok di sekolah."

"Ya BangChan, hati hati."

BangChan masuk ke dalam mobilnya dan pulang.

⛅⛅⛅

Sacrifice [BangChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang