30

511 59 2
                                    

BangChan menghempaskan tubuhnya ke kasur. Ia frustasi karena tidak menyangka HwaYoung malah tidak bisa diketahui keberadaannya seperti sekarang.

Hp BangChan berbunyi. Ada pesan.

Felix

'Kejar dia sebelum Big Ben berhenti berdentang.'

Dahi Chan berkerut. Ia tidak mengerti apa yang felix maksud. Tapi sesaat setelahnya, Chan terlonjak.

'Apa kau tahu keberadaan HwaYoung? London?'

'Aku tak tahu pasti. Hanya itu yang bisa aku beritahu.'

Chan langsung berterimakasih dan menyiapkan keperluannya untuk terbang ke London.

Saat itu HwaYoung sedang minum teh di depan rumahnya sambil memandangi jalanan yang penuh dengan daun berguguran. Ia mengingat sahabatnya, Yena dan menelponnya.

"Hallo Yena?"

'HWAYOUNG! Kemana saja kamu. selama ini kamu tidak bisa dihubungi.'

"Hehe maafkan aku."

'Apa ada masalah?'

HwaYoung bercerita mengenai hubungannya dengan BangChan

'Astaga HwaYoung, lalu sekarang kau ada dimana?'

"Aku di London. Tolong jangan beri tahu siapapun. Sejauh ini hanya orang tuaku dan kau saja yang tahu keberadaanku."

'Ok kalau itu maumu. Tapi jaga dirimu baik baik ya. Kalau ada apa apa segera hubungi aku.'

"Pasti Yena. Termakasih."

Felix sudah berdiri di balik pintu kamar saat Yena menyebut nama HwaYoung. Felix tahu ada sesuatu. Maka dari itu ia memberikan clue ke BangChan mengenai keberadaan HwaYoung. Setidaknya semuanya bisa dikomunikasikan.








HwaYoung melihat BangChan yang semakin lama menjauh. BangChan tersenyum namun membalikkan badannya. HwaYoung mencoba untuk mengejarnya, namun sia sia.

HwaYoung terbangun dari tidurnya. Mimpinya terasa nyata. Air matanya keluar, hatinya terasa sesak. Memang liburan di London ini sedikit melupakan kesedihannya.

Namun, hatinya tetap tidak bisa dibohongi. Ia masih tetap menyimpan Chan di dalam hatinya. Luka yang memudar di tangannya memutar kembali semua kenangan yang pernah ia lalui dengan BangChan.

Sesekali HwaYoung berpikir, apakah lelaki itu mencarinya? Atau sudah mendapatkan seseorang sebagai penggantinya? Namun pikiran itu segera ditepis. HwaYoung tidak sanggup membayangkannya.

HwaYoung melihat jam. Sudah pagi. Lalu ia memutuskan untuk membuat secangkir teh untuk menenangkan pikirannya.




BangChan sudah mengemasi barang barangnya dan ia tinggal berangkat ke London. Hannah mengantarnya ke Bandara.

"Apa kau tahu dimana tepatnya HwaYoung berada?" Tanya Hannah sambil mengemudikan mobilnya.

"Aku tidak tahu. Aku tidak peduli walau aku harus menelusuri semua sudut London untuk menemukannya."

Hannah tersenyum. "Good luck kalau begitu Chan. Aku mendoakan yang terbaik untuk kalian."

"Thanks kak."


HwaYoung menghabiskan waktunya hanya di rumah. Hari ini ia merasa sedang tidak ingin kemana mana. Ia hanya ingin beristirahat di rumah. Ia menonoton tv, mendengarkan lagu sampai membereskan rumah. Tapi saat sore hari, Hyunjin memintanya bertemu di taman depan apartemennya.



BangChan sudah mendarat di London. Ia langsung naik taxi dan berkeliling sejenak. Ia hanya membawa tas ransel yang berisikan baju baju untuk beberapa hari.

"Kemana sebenarnya tujuanmu anak muda?" Tanya supir taxi

"Aku sedang mencari temanku, tapi aku tidak tahu alamatnya."

"Sebaiknya kau mencari penginapan terlebih dahulu. Beberapa jam lagi malam."

"Ya mungkin anda benar. Bisakah anda membawa saya ke tempat terdekat untuk mencari tempat tinggal?"

"Baiklah, akan ku antar."

BangChan berjalan jalan sebentar untuk mencari tempat tinggal. Jalanan di kota London sangat indah. BangChan melihat sebuah taman dan berniat duudk sebentar.






"Hyunjin, kau lama sekali." Kata HwaYoung

"Hehe maaf HwaYoung."

"Baiklah, aku maafkan. Memangnya ada apa?"

"Ini." Hyunjin memberi kotak yang berisi mp3 yang baru

"Astaga, kau ini. Sudah aku bilang jangan dipikirkan."

"Tidak apa."

Mereka berbincang sambil tertawa. Hyunjin bercerita tentang pekerjaannya tadi siang.


BangChan memicingkan mata. Wanita di kejauhan itu sangat ia kenali. Ia maju beberapa langkah untuk memastikan.

Hatinya sakit saat mendapati wanita itu sedang tertawa lepas dengan pria di dekatnya. BangChan masih memperhatikan mereka sampai wanita itu pulang menggunakan taxi. Ya, wanita itu HwaYoung




"Ekhm maaf, apa kita bisa berbicara sebentar?"

Hyunjin menyernyit. "Bisa. Tapi maaf, apa aku mengenalmu?"

"Oh maaf, Aku BangChan. Aku kenal dengan wanita yang tadi bersamamu."

"Oh kau teman HwaYoung?"

BangChan mengangguk.

BangChan dan Hyunjin berbicara di café di seberang taman.

⛅⛅⛅

Sacrifice [BangChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang