29

520 49 4
                                    

Di london, HwaYoung lebih banyak berkeliling dan mengunjungi berbagai tempat. Sesekali ditemani Hyunjin saat pria itu menawarkan diri saat pekerjaannya senggang.

Berbeda dengan BangChan. Hidupnya terasa hampa tanpa HwaYoung. Perempuan yang biasanya menyemangati dirinya dan selalu mendengarkan ceritanya sudah ia lepaskan karena kepengecutannya.




BangChan sedang menjemput Hannah di Bandara.

"Mana HwaYoung?" Tanya Hannah saat memasukkan tasnya ke dalam mobil Chan

"Hmm tidak ikut."

"Oh begitu." Mereka langsung masuk mobil

"Mengapa wajahmu lesu seperti itu hah?" Hannah

"Tidak, aku biasa saja."

"Kau bohong Chan. Aku memang jauh darimu, tapi aku tetap kakakmu."

BangChan diam sejenak. Ia tahu Hannah akan marah.

"Aku dan HwaYoung sudah tidak besama lagi?"

Hannah membuka mulutnya tidak percaya

"Apa? Apa itu benar? Dia memutuskanmu karena laki laki lain atau apa?"

"Aku yang mengakhirinya."

"APA? CHAN! APA KAU BODOH?"

"Ya ya aku tahu aku bodoh. Aku vampire paling bodoh."

"Kenapa Chan?"

"Aaaaaaah." Chan menepikan mobilnya. Emosinya kembali memuncak.

Hannah memandang sedih adiknya.

"Sini, aku yang menyetir. Kau mulailah cerita." Perintah Hannah

Mereka bertukar tempat.

BangChan mulai bercerita sebelum ia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan HwaYoung.

"Chan. Aku ingin bicara kasar sebagai kakakmu. Kamu tau kisahku kan? kamu tahu betapa sedihnya aku karena tidak bisa bersatu dengan pria yang aku sayang. Orang yang aku cintai memilih manusia ketimbang aku karena ia takut mati. Sedangkan HwaYoung? Dia sudah berani mengambil langkah. Oke aku tahu kalau kau takut tidak bisa bersama lagi karena takut perubahan itu gagal. Tapi setidaknya kalau kalian berjuang bersama sama dan saling menguatkan, aku yakin semuanya akan berjalan lancar."

"Hhh lalu aku harus bagaimana?"

"Tanya hatimu. Kau masih menginginkannya atau tidak. perbaikilah semuanya sebelum terlambat."

"Sangat kak. Aku sangat menginginkannya."

"Lalu ambilah resiko itu. jangan seperti pengecut."

"Baiklah kak."

"Hubungi dia."

BangChan menghubungi HwaYoung. Namun, lagi lagi tidak aktif.

"Tidak aktif, kemarin lusa juga aku menelponnya dan tidak aktif."

"Kamu menemuinya?"

"Belum."

"Yasudah. Sekarang ke rumahnya."



Hannah membawa BangChan ke rumah HwaYoung. BangChan turun dan masuk ke dalam.

Tiga puluh menit kemudian Chan keluar.

"Bagaimana?"

"Kacau kak. HwaYoung pergi. Orang tuanya tidak memberihtahukan kemana perginya HwaYoung walaupun aku sudah memberitahukan bahawa aku sangat menyesal dan ingin memperbaiki semuanya."

"Astaga. Jangan sampai terjadi apa apa. Sekarang mau kemana?"

"Ah Yena kak."

Mereka langsung pergi ke rumah Yena dan Felix.




BangChan masuk dan duduk dengan Yena dan Felix.

"Mau apa kau kemari?" Tanya Yena ketus.

"Yena, aku tahu kau pasti tahu HwaYoung dimana. Aku mohon beritahu aku. Aku ingin memperbaiki semuanya."

"Setelah apa yang kau lakukan Chan?" Tanya Yena

Felix hanya menepuk nepuk pundak istrinya itu supaya tidak marah marah

"Maafkan aku, tapi aku benar benar ingin memperbaikinya. Aku menyesal."

"Hhh aku tidak tahu apa yang aku lakukan ini benar atau salah. Aku ingin memberitahumu jika kau sungguh sungguh. Namun HwaYoung tidak ingin aku memberitahukannya padamu. Aku rasa HwaYoung sangat kecewa. Maaf Chan."

Yena pergi ke kamarnya. BangChan hanya menghempaskan tubuhnya ke sofa.

"Maaf Chan. Kau tahu Yena seperti apa."

"Ya Felix, tidak apa apa. Kalau begitu, aku pamit dulu."

Chan lagi lagi kecewa. Namun ini juga salahnya, mungkin sepenuhnya salahnya.

Hannah tahu hasilnya setelah melihat wajah Chan. Lalu mereka pulang ke rumah.


⛅⛅⛅

Sacrifice [BangChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang