"Kamu pantas mendapatkan seseorang yang bisa membahagiakanmu. Menikah denganmu, dan tentu saja manusia."
HwaYoung kaget. Sangat kaget..
"Apa maksudmu Chan? Apa kita membahas perbedaan kita lagi? Aku sudah punya jalan keluar dan kamu masih berpikir kalau aku harus mendapatkan yang lain?"
"HwaYoung dengarkan aku. Aku sangat terlalu takut akan kehilangan kamu Young." BangChan menatap dan memegang pundak HwaYoung
"Bukankan sudah aku jelaskan? Aku juga sama takutnya denganmu Chan. Tapi apa tidak bisa kita menempuhnya berdua? Oh apa ini hanya alasanmu saja karena kau tidak mencintaiku Chan?"
"HwaYoung, aku sangat menyayangimu."
"Lalu mengapa kau malah melepaskanku Chan?"
"Karena aku tidak mau kehilanganmu."
"Dan membiarkanku bersama orang lain nanti? Kau menyakitiku Chan."
"Aku.. aku.."
"Hhhh mungkin ini salahku juga terlalu mencintaimu Chan. Maafkan aku yang egois karena ingin bersamamu dalam satu ikatan pernikahan. Mungkin ini terlalu membebanimu."
"HwaYoung, mengertilah, aku sangat sangat mencintaimu juga."
"Tapi kamu secara tidak sadar telah merelakan aku pergi darimu Chan. Kalau begitu, yasudah, aku ikuti kemauanmu. Mungkin kita harus jaga jarak supaya rasa ini juga ikut hilang Chan." HwaYoung menahan nangis
Chan menatap stir. Ia terlalu pengecut untuk menatap mata HwaYoung. Bukan karena apa apa, ia sedang mati matian untuk tidak memeluk cintanya itu.
"Aku tau kamu mencintaiku. Dan kamu harus tau aku juga sangat mencintaimu Chan. Kalau begitu terimakasih tumpangannya, aku masuk dulu."
HwaYoung keluar dan langsung masuk ke rumahnya. Chan menjenggut rambutnya dan berteriak. Semua perasaan marah dan kesal bercampur. Chan kesal pada dirinya sendiri yang tidak sanggup memperjuangkan cintanya sampai akhir. Chan juga marah karena membuat cintanya mengeluarkan airmata. Tak lama kemudian Chan pulang.
"Kamu kenapa HwaYoung?" Mamanya masuk ke kamar setelah melihat HwaYoung menangis sambil berlari masuk ke kamar
"Ma, kenapa seperti ini mah? Kenapa ia tidak mau berjuang sampai akhir?"
Mama HwaYoung mulai mengerti dan memeluk HwaYoung.
Setelah menangis, HwaYoung mulai menceritakan kejadian hari ini. Susah payah ia cerita dengan menahan tangis.
"Dia sangat mencintaimu nak. Ia memilih jalan seperti itu karena ia tidak sanggup membayangkan kamu meninggal saat berjuang untuk bersamanya."
"Tapi kan tidak semuanya gagal ma, aku juga yakin aku kuat. Aku yakin aku akan terbangun lagi karena tujuanku untuk menghabiskan sisa hidupku dengannya ma."
"Mama mengerti, tapi mau bagaimana lagi? kita tidak bisa memaksakan orang lain supaya sepemikiran dengan kita kan?"
"Ya mah, aku mengerti."
"Coba kamu tenangkan diri kamu dulu."
HwaYoung berpikir. Kalau ia tetap disini, semua kenangan hanya akan terputar terus menerus dipikirannya.
"Ma, boehkan aku ke London?" Kata HwaYoung tiba tiba
"Hah? Kamu tidak sedang mengigau kan?"
"Tidak ma." HwaYoung tersenyum. "Aku hanya ingin menenangkan diri disana. Please."
"Kamu janji tidak akan aneh aneh ya?"
"Aku bukan anak kecil ma, aku hanya ingin menenangkan diri. Aku suka London. Disana juga sedang musim gugur kan?"
"Yasudah kalau begitu. Kapan kamu mau berangkat? Nanti mama akan bicara dengan papa."
"Besok ma, aku saja yang ijin ke papa."
"Baiklah kalau begitu. Mama hanya titip kamu jaga diri baik baik."
"Ya mah. Oh ya, tolong jangan beritahu siapapun ya ma. Jangan BangChan, Minho, Jisung, apalagi Yena."
"Ya mama akan merahasiakannya."
"Terimakasih ma."
Malamnya, HwaYoung mengepak barang barang dan baju yang ingin ia bawa. Ia tidak membawa laptopnya. Tabletnya di nonaktifkan dari sekarang dan ia akan mengganti nomor setelah sampai di London nanti. Sebelumnya HwaYoung sudah berbicara dengan papanya di telepon. Papanya sedang perjalanan bisnis, jadi tidak ada di rumah. HwaYoung bercerita dan meminta ijin. Awalnya agak susah namun akhirnya diijinkan.
Sesekali HwaYong mengecek hpnya. Takut ada telpon atau pesan dari BangChan. Namun tidak ada notifikasi apapun. Terbesit rasa sesak di dadanya namun HwaYoung juga berpikir bahwa mungkin Chan sama sedihnya dengannya.
HwaYoung langsung tidur untuk mengistirahatkan badan dan pikirannya.
⛅⛅⛅
Aku double up ya...😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [BangChan]
FanfictionAku manusia, kamu vampire. Kita berbeda dan tidak bisa bersatu. Yang aku punya hanya Cinta dan Pengorbanan. let's enjoy this story💐