34

498 51 0
                                    


HwaYoung melambaikan tangan saat BangChan terlihat mencarinya.

Hari ini mereka menjalankan aktifitas seperti biasa, makan siang di taman. Mungkin banyak pengunjung taman dan para penjual di dekat taman yang hapal dengan mereka.

"Hei babe, akhirnya kita kembali ke tempat ini untuk makan siang." Kata BangChan

"Ya, ternyata aku sangat sangat sangat merindukan tempat ini, dan kamu tentunya."

"Hahaha aku pun sama, eh, kau tidak membawa laptopmu?"

"Aku sengaja tidak membawanya, aku hanya ingin menikmati waktu makan siang kita."

BangChan hanya tersenyum dan mengusak rambut HwaYoung. Mereka mulai memakan makan siang mereka.

"Makanlah yang banyak Chan, aku yakin kau tidak makan teratur saat aku di London."

"Tentu saja, mana bisa aku makan banyak ketika aku sudah menyakitimu, ditambah lagi ternyata kau perg..uhuk uhuk uhukk" BangChan tersedak makanannya

"Aaaaa ini minum Chan. Oke oke habiskan dulu makananya yaaa."

BangChan hanya mengangguk dan langsung melahap makanannya lagi.

HwaYoung memperhatikan BangChan sambil tersenyum, mengamati wajah Chan. Lelaki di depannya ini bisa menjadi pelindung,  tegas, tapi bisa juga seperti anak kecil di mata HwaYoung.

"Kenapa hmm? Ayo makan juga HwaYoung."

HwaYoung terkekeh
"Aku senang melihatmu bahagia seperti ini, bahkan kamu seperti anak kecil kalau sedang makan."

"Ayolaaah, aku tidak sekanak kanakan seperti itu."

"Haha, iya aku percaya." HwaYoung menghabiskan makanannya.






Setelah mereka selesai, mereka berjalan jalan sebentar, sebelum jam istirahat Chan habis.

"Oh ya, mungkin beberapa hari ini, kamu harus konsultasi rutin dengan dokter mengenai pengubahanmu menjadi vampire." Kata Chan

"Oh ya, itu kan harus. Besok aku akan mulai konsultasi."

"Aku akan menemanimu. Woojin akan menjadi doktermu kan? Dia teman baik kak Hannah"

"Ya, kak Hannah yang menyuruhku untuk konsultasi ke dokter Woojin."

"Baiklah."

Chan menggenggam tangan HwaYoung.

"I will always stand by you HwaYoung."

"I trust you Chan, and I will survive so I could open my eyes and live with you forever."

Mereka berjalan sambil melihat pemandangan sekitar mereka.

Tiba tiba ada anak kecil yang berlari dan terjatuh. HwaYoung langsung menolongnya. Anak laki laki itu menangis.

"Hei, tidak apa apa. Coba aku lihat, ah tidak apa apa kok, sudah jangan menangis ya.." HwaYoung menenangkan anak kecil itu

Chan mendekat, ia tersenyum saat melihat HwaYoung yang menenangkan anak kecil itu.

"Nah, sekarang jangan menangis lagi, ok?"

"Gyu, ah disini rupanya." Anak laki laki yang umurnya lebih tua dari anak kecil tadi menghampiri.

"Eh? Kenapa menangis? Kau terjatuh? Astaga."

"Hei, kamu kakaknya?" Tanya HwaYoung

"Iya kak, oh, maaf apakah dia menyusahkan?"

"Tidak kok, siapa bilang? Iya kan?" HwaYoung berjongkok lagi supaya sejajar dengan anak kecil itu.

"Tadi aku jatuh kak, tapi kakak ini menolongku." Oceh Gyu

"Terimakasih kak telah menolong adikku. Ah namaku Jeongin."

"Namaku HwaYoung."

"Kalau begitu kami pamit dulu kak." Kata Jeongin

"Baiklah? Hati hati ya kaliaaan."

"Dadah kakaaa." Kata Gyu yang melambaikan tangannya.

"Dadaaaah"

HwaYoung tersenyum bahagia,  ia sangat menyukai anak kecil. Ia membalikkan badan dan mendapati Chan yang sedang tersenyum kearahnya.

"Chan...? Kenapa kau senyum senyum begitu?"

"Aku hanya senang melihatmu dengan anak kecil tadi, sangat lucu.."

"Ahahaha kan kamu tau aku sangat menyukai anak kecil."

"Hahaha yaa aku tahu." Chan mengusak rambut HwaYoung dan menggenggam tangannya lagi.


⛅⛅⛅

Sacrifice [BangChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang