20

612 69 4
                                    

HwaYoung pergi ke taman. Ia sering pergi ke taman untuk mencari inspirasi.

HwaYoung mulai mengetik kata demi kata di laptopnya. Sesekali ia melihat anak kecil yang berlarian ataupun sepasang anak muda yang sedang berjalan jalan. Lalu ia kembali fokus ke laptopnya.

"Ekhem."

HwaYoung kaget. Ia menatap bangku depannya.

"Chaaan. Sejak kapan kamu disitu?"

"Sejak kamu sibuk dengan laptopmu."

HwaYoung terkekeh dan melihat arlojinya.

"Sudah jam makan siang ternyata."

"Yups dan aku dari tadi menelponmu."

"Oh maaf Chan, aku men-silent hp ku."

"It's ok selama aku bisa menemukanmu disini."

"Hahaha ya seperti yang kau tau. Aku sering kesini."

"Yasudah kalau begitu. Sekarang ayo kita makan dulu ya. Tinggalkan dulu ceritamu." BangChan menggeser laptop HwaYoung ke samping. Mereka duduk berhadapan.

"Baiklaaah."

"Hanya sandwich dan jus apel apa tidak apa?"

"Tidak apa apa Chan. Justru apa kamu tidak apa apa? Kau harus makan banyak supaya konsen bekerja."

"Tenang. Aku beli porsi ekstra."

"Haha oke ayo kita makan."

HwaYoung dan Chan mulai makan siang.




"Bagaimana perkerjaanmu Chan?"

"Semuanya lancar. Aku hanya perlu lebih menyesuaikan diri. Untungnya banyak yang membantuku."

"Syukurlah kalau begitu. Kau pasti bisa Chan. Aku akan selalu mendukungmu."

"Thank's a lot babe."

"Anytime"

Mereka mengobrol santai sampai waktu Chan kembali ke kantor.

***

HwaYoung dan kedua orang tuanya sedang berada di ruang keluarga.

"Ma, pa, aku ingin bicara."

Kedua orang tua HwaYoung langsung menatap HwaYoung dengan antusias

"Hmm kalau misalkan aku berubah jadi vampire apa boleh ma, pa?"

"Kamu serius HwaYoung?" Tanya mama

"Serius ma, maka dari itu aku bertanya pada mama dan papa."

"Apa kamu ingin menikah dengan BangChan?" Tanya Papa

"Sebenarnya belum dibicarakan pa. Aku yakin kami saling menyayangi. Tapi Chan belum membicarakannya. Mungkin ia sedikit takut dengan resikonya."

"Kamu tau resikonya kan HwaYoung?"

"Tau ma."

"Kami tidak mau melarangmu. Kamu sudah dewasa dan kamu sudah mengenal BangChan sudah lama. Tapi sebaiknya kamu tanyakan terlebih dahulu pada BangChan. Apa dia mempunyai niat menikahimu? Karena papa tidak mau kamu sangat mencintai dia tapi dia nantinya meninggalkanmu karena alasan kalian berbeda."

"Mama juga tidak melarangmu. Kami hanya berdoa kalaupun kamu nantinya akan menikah dengan Bangchan, kamu bisa melewati proses perubahan itu."

"Jadi. Aku dibolehkan ma, pa?"

"Boleh. Kalian sudah sama sama dewasa. Kalau yakin, ya jalani. Kalau tidak. lebih baik mundur dari sekarang."

Mama ikut mengangguk.

"Terimakasih ma, pa." HwaYoung memeluk kedua orangtuanya itu dan langsung ke kamar.

"HwaYoung sudah dewasa pa."

"Iya ma, semoga mereka mendapatkan yang terbaik untuk kedepannya."

"Ya pa. Mama sebenarnya sudah menduga kalau mereka akan seperti ini. Ada rasa takut yang aku rasakan pa. tapi selama ini aku melihat BangChan sangat sayang kepada HwaYoung."

"Tenang saja. Sudah saatnya mereka menentukan jalan hidup mereka sendiri. Kita hanya perlu mengarahkan dan berdoa."




HwaYoung sangat senang. Setidaknya, ia sudah mendapat ijin dari orangtuanya. Ia tinggal menanyakannya pada BangChan mengenai hubungan mereka kelak.

"Hmm kapan ya? Mungkin nanti saja setelah wisuda." HwaYoung


⛅⛅⛅

Sacrifice [BangChan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang