BAGIAN 37

5K 175 9
                                    

Assalamualaikum

Happy reading ya guys
Jangan lupa vote dan comment ya

◼️◼️◼️◼️◼️

Seminggu sudah Althaf  berada dipesantren Al-Musyaffa, membentuk pribadi yang lebih baik untuk membawa kembali sang bidadari surganya. Althaf selalu mengingat dimana Annisa meminta dalam suratnya kala itu untuk mendalami islam dan selalu bahagia

Untuk permintaan pertama saat ini telah dilakukannya namun untuk selalu bahagia. Bagi seorang Althaf kebahagiaanya adalah bersama orang yang memintannya untuk bahagia itu sendiri. Annisa

Jadi bagaimana ia bisa bahagia jika orang yang seharusnya membuat Althaf bahagia justru pergi meninggalkannya sendiri

Helaan nafas keluar dari bibir Althaf, memikirkan sang istri atau lebih tepatnya calon mantan istri dimana persidangan perceraiannya mereka akan segera digelar

Entah bagaimana bisa surat gugatan itu tiba-tiba berada dipengadilan agama, bahkan orang yang seharusnya menggugat belum sadar dari komanya itu atau mungkin sudah ia tak tahu

Althaf yang baru saja selesai melaksanakan solat zuhur tiba-tiba merasakan getaran ringan disaku celananya. Heran
Althaf sudah meminta seluruh orang untuk tidak mengganggunya dalam waktu dekat ini, Althaf hanya ingin focus belajar

Dengan malas ia meronggoh sakunya , tertera nama Dani disana

“Katakan!” seru Althaf langsung

“Bos maaf sudah mengganggu, tapi ini sangat penting bos. Ini tentang Nyonya Annisa dan Bos”

Mendengar kata Annisa, Althaf yang tadinya malas mendengarkan langsung berubah menjadi semangat mendengarkan
“Ada apa dengan Annisa, Katakan tanpa terkecuali”Seru Althaf cepat

Helaan nafas kasar terdengar dari Dani, namun Althaf tak menghiraukannya Annisa lebih penting

“Ada surat gugatan perceraiannya dari pengadilan untuk Bos, sidang akan dilakukan besok pagi. jadi apa bos ingin saya jemput sekarang atau nanti?”Tanya Dani hati-hati

Althaf terdiam seketika, dari semua yang Dani bicarakan ia hanya mendengar kata gugatan perceraian dan selebihnya Althaf tak tahu

Dengan cepat Althaf langsung memutuskan telpon begitu saja, rasa tak percaya akan hal yang baru saja ia dengar membuatnya gusar dan frustasi

“Astagfirullah”

Seharusnya sidang itu akan digelar hari ini tepat jam sepuluh pagi dan semestinya juga saat ini Althaf berada dipengadilan agama, namun sekarang ia justru berada di pelataran masjid pesantren termenung memikirkan pernikahannya.

Dari kejauhan seorang gadis berkerudung panjang memperhatikan Althaf. Tak mengetahui apa yang membuat pria tampan itu termenung dan murung selepas melaksanakan solat duha

Rasa ingin menghampiri begitu besar namun gadis itu mengurungkannya niatnya mengingat dimana ia sekarang. Takut akan menjadi fitnah nantinya

***

Malam harinya Althaf bersama dengan kedua sahabatnya itu berjalan ditengah kegelapan malam, sarung, baju koko dan kopiah yang melekat pada tubuh altetis itu menandakan ketiganya habis melaksanakan solat isya

Seminggu dipesantren meninggalkan hiruk piruk keramaian Jakarta dan tumpukan berkas dimeja justru membuat ketiganya merasa bebas dan tenang

“Kita memang membutuhkan ini” kata Deon saat hari ketiga mereka belajar diPesantren ini

IKATAN HALAL ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang