BAGIAN 40

5.4K 192 8
                                    

Assalamualaikum

AnThaf come back!

Jangan lupa vote dan comment

*****

Keesokan harinya Annisa kembali pada rutinitasnya seperti biasa yaitu mengurus toko kuenya, tempatnya menghasilkan banyak karya melalui setiap cake-cake yang ia buat. Dan El sedang bersekolah tempat sekolah El hanya berjarak lima toko dari tokonya berada sehingga Annisa tak perlu khawatir jika ingin menjemput putra menggemaskannya itu.

“Kak Nisa”Panggil salah satu pekerja tokonya

Setiap pekerja ditokonya adalah orang Indonesia, ia sendiri yang meminta kepada Zaid kakaknya entah sebabnya apa, yang karena mayoritas dinegara ini berbeda dengannya maka ia memutuskan untuk mempekerjakan orang-orang Indonesia yang memang sedang atau sengaja dikirim ke Jerman.

“Iya Lia, ada apa?” Tanya Annisa
“Itu tadi, Mas Zaid menelpon katanya kakak disuruh menelpon balik beliau”Jelas Lia
Annisa nampak bingung mengapa tidak langsung menelpon padanya saja mengapa harus ke tokonya.

“Kata beliau ponsel kaka tidak aktif”Sambung Lia yang secara tidak langsung memberi jawaban pada Annisa.
“Ahh iya, ponselnya memang mati, ya sudah terima kasih Lia”Kata Annisa

Selepas kepergiaan Lia, Annisa menuju ruangan yang khusus untuknya dan setelah mengambil ponselnya memang benar ada sekitar sepuluh panggilan dan lima pulahan pesan dari abangnya.

“banyak sekali, sepenting itukah?”Gumam Annisa pasalnya sangat jarang sekali abangnya menghubunginya sebanyak ini.

Tanpa membuang waktu lagi, Annisa segera menghubungi Zaid. Didering pertama terdengar suara Zaid yang terdengar panik.

“Ass-
“Ca, cepat kemasi barang-barang kamu dan El, dan langsung ke Bandara ada anak buah abang yang akan menjem-
“Abang tenang, ngomongnya pelan-pelan. Kenapa Ica harus kebandara?”Tanya Annisa bingung

Terdengar helaan nafas kasar disebrang telpon, Annisa semakin mengerti bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

“Ca, dengar lelaki itu sudah mengetahui keberadaan mu, jadi abang minta kamu cepat berkemas bawa yang seperlunya saja dan segera ke bandara”

Annisa terpaku kaku lelaki itu datang, lelaki itu sudah tahu keberadaannya, tapi untuk apa dia datang, ia dan El sudah bahagia disini.

”Ca, hallo kamu dengar abang kan, Hal-
“Iya bang, Ica dengar kalo gitu Ica tutup bang, mau jemput El dan langsung ke Bandara”

Tanpa salam Annisa langsung memutuskan sambungan telpon begitu saja, dan segera berlari menuju sekolah El. Yang ia butuhkan sekarang El dan pergi dari Negara ini. Tanpa membawa pakaian atau lainnya. Karena ia tahu Zaid sudah memproses dokumen-dokumen perihal penerbangannya kali ini. Entah Negara mana yang akan ia tuju setidaknya melepaskan diri dulu dari lelaki itu yang utama.

Sesampainya digerbang sekolah El, Annisa melihat El yang sudah sedang mengarah padanya. Dengan cepat Annisa langusng memeluk El erat.

“Mama, what happen? El diminta pulang lebih dulu oleh Ms. Anna”Ujar El bingung

Tanpa berniat menjawab Annisa langsung menggendong El pergi namun ditengah perjalanan ia mencari taxi sebuah mobil hitam mengahalangi jalannya. Dengan cepat Annisa mendekap erat sang Putra tanpa memikirkan dekapan itu justru membuat El menangis.

“Ya Allah hamba meminta kepadanya lindungilah kami dari lelaki itu”doa Annisa dalam hati

Seorang lelaki berjasa biru gelap turun dari mobil tersebut, derap langkah terus membuat Annisa ketakutan dengan langkah pelan ia mencoba melarikan diri tanpa memandang siapa orang tersebut sampe suara El menghentikannya.

”Uncle Faiz”Seru El senang

Dengan mengucap syukur Annisa menghampiri Faiz

“Bang Nisa mohon bawa-
“Masuklah abang sudah tahu dari Zaid, Abang akan antar kamu kebandara”Potong Faiz

Faiz pun tak kalah bersyukurnya, beruntung ia sampai tepat waktu jika tidak orang-orang Althaf lah yang akan lebih dulu menemukan ibu dan anak yang saat ini tengah berpelukan dijok belakang mobilnya, ralat bukan berpelukan tepatnya Annisa lah yang memeluk El dengan erat sementara El bingung dengan keadaan yang menimpanya ingin bertanya pun enggan begitu melihat sang ibu terlihat meneteskan air matanya. Sungguh demi apapun El sangat tidak bisa melihat Annisa menangis hanya uluran tangan mungilnya lah yang membantu menghapus air tak tahu diri itu dipipi Annisa.

“Ca abang minta kamu tenang ya, Kasihan El jika kamu peluk seerat itu dia tidak bisa-
“Nisa takut bang, Nisa takut El akan dibawa oleh dia”potong Annisa, suara yang terdengar ketakutan itu membuat Faiz ingin sekali mendekapnya namun apa mau dikata Annisa bukan mahramnya.

“Lindungi mereka ya Allah, sudah cukup penderitaan yang mereka alami”batin Faiz penuh pengharapan

“Dia tak akan berani mengambil El Ca, percaya sama abang dan abang kamu. Kami tak akan membiarkan itu terjadi. Jadi tenanglah”

Kata-kata tersebut setidaknya sedikit membuat Annisa tenang, tetap memeluk El namun tak seerat sebelumnya. Annisa menghujamin wajah tampan El dengan kecupan-kecupan menenangkan untuk dirinya dan juga El.

Sesampainya mereka di Bandara Hamburg, Annisa dan El digiring oleh Faiz menuju tempat dimana pesawat pribadi mereka menunggu. Pesawat yang memang disewa khusus untuk penerbangan mereka. Annisa, Faiz dan El ketiganya akan terbang bersama menuju Indonesia tanpa diketahui oleh Annisa.

“Abang ini jet pribadi bukan?”Tanya Annisa bingung ia berpikir akan naik pesawat komersil
“Ya agar tidak dapat dilacak oleh Al-
“Jangan sebut namanya didepan El khususnya bang”Tegur Annisa

Mendengar hal tersebut Faiz memutuskan untuk membungkam mulutnya dan sibuk bermain dengan El. Selama perjalanan baik Annisa maupun El selalu bertanya akan kemana, namun Faiz hanya menjawab ia tak tahu hanya Zaid yang tahu. Begitu terus hingga keduanya terlelap dikamar yang tersedia pada Jet pribadi itu.

15 jam lebih akhirnya Jet pribadi yang mereka tumpangi mendarat dengan mulus di Bandar Udara Soekarno Hatta, Indonesia. Annisa yang masih merasakan jetlag membuatnya tak begitu mengenali tempat tersebut. El yang berada digendongan Faiz pun masih tertidur lelap jelas saja mereka sampai saat tengah malam.

“Dimana ini bang?”Tanya Annisa efek jetlag membuat Faiz bersyukur setidaknya Annisa tak akan mengamuk sekarang dihadapannya biarlah keluarganya saja yang menghadapi esok pagi

“Dinegara tempat persembunyian mu yang baru”jelas Faiz sembari terkekeh pelan

Annisa mengangguk-anggukan kepalanya sembari memijat pelan kepalanya yang terasa pusing itu. Sekarang tak penting ia dimana selamat dari pria itu sudah membuat Annisa tenang. Biarlah seumur hidupnya harus berpindah-pindah tempat asal kebahagiaannya dengan El tak terganggu ia rela melakukannya.

“Kalau begitu bisa kita pulang dan beristirahat bang. Nisa sangat lelah”
“Itu mobil kita, kamu bisa istirahat disana nanti Ca”

Mobil yang membawa mereka jalan ditengah malam, Jakarta tetaplah Jakarta tengah malam pun tak membuatnya menjadi sepi.









*****


To be continue

Ah ya aku mau bilang makasih buat yang selalu support aku. Maaf gk bisa balas satunya. Pokoknya makasih banget

Berikan komentar kalian untuk part ini

Sekian
Mulyannisa247

IKATAN HALAL ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang