BAGIAN 18

5K 185 0
                                    

Assalammualaikum

Jangan lupa vote dan comment ya

Happy reading semua

Maaf ya kalo banyak typonya

□□□□□

Seperti yang mas althaf bilang sebelumnya habis asar kami akan pulang kerumah kami.

"Bun althaf sama nisa mau pamit"

"Loh kok pamit. Kan masih sehari lagi disini kaliannya" aku tak tega melihat wajah bunda berubah jadi sedih.

"Mas besok aja ya pulangnya. Kasian bunda" aku sengaja berbisik biar bunda gk dengar

"Gk kita pulang sek -"

"Mas nisa mohon ya sehari aja. Besok kita pulang deh" aku memasang wajah melas biar mas althaf luluh sedikit.

"Ckk. Harus wajahnya begitu sayang"

"Kalian disini ya sampe besok. Ya bunda masih kangen sama kalian"

"Bun. Bunda sama ayah pengen cepat-cepat dapat cucu kan. Jadi biarkan althaf usahakan. Gimana mau dapat cepat kalo diganggu mulu"

"Astagfirullah suami ku mulutnya" batin ku

Aku menundukkan kepala ku. Aku malu sekali mendengar ucapan mas althaf yang begitu vulgar.

"Ya sudah kalian boleh pulang dan kasih cucu buat bunda secepatnya"

Ya allah dikira gampang apa.
Aku menoleh kearah mas althaf ia tersenyum kearah namun senyumnya kali ini terasa aneh bagi ku.

Bukan karna senyum jahil atau senyum mesum

Namun ini berbeda sekali. Aku pun tak tahu harus berkata bagaimana.

"Nah gitu kek bun. Ayo sayang kita pulang sekarang"

Aku pasrah saja mengikuti suami ku ini.
Aku mencium tangan ayah dan bunda kemudian pamit.

Dalam perjalan pulang mas althaf lebih banyak diam kali ini.
Ada apa dengannya bukannya selama dirumah bunda ia selalu banyak ngomong.

"Mas althaf kenapa kok diam?"

"Gk papa" aku kaget mendengar ucapannya yang datar itu dan terkesan dingin

Kebingungan ku tambah besar karna saat aku memegang tangannya ia justru menarik kembali tangannya seolah tak ingin ku sentuh.

"Ya allah ada apa ini?" Batin ku lirih.

Aku memutuskan untuk diam saja tak ingin berkata apa-apa lagi.

Seperti atmosfer dimobil ini terasa dingin sekali.

Tak lama berselang kami sampe dikediaman kami.
Mas althaf langsung turun dari mobil.

Brakk

"Astagfirullah. Kenapa harus ditutup sekencang itu pintu nya" aku kaget bukan main tentunya

Aku berjalan memasuki rumah tak lupa mengucapkan salam.

Aku langsung menuju kamar yang ku tempati dengan mas althaf.

Saat aku ingin membuka pintu kamar. Seseorang dari dalam sudah membukanya.

Rapi sekali pakaian mas althaf. Mau kemana dia. Tak mungkin kan kekantor ini sabtu bukan.

"Mas mau kemana" mas althaf menghentikan langkahnya menuruni tangga.

"Pergi . Tak perlu ditunggu" datar itu lah yang eksperesi mas althaf saat berbicara tadi.

IKATAN HALAL ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang