BAGIAN 49

4.3K 188 31
                                    

Assalamualaikum
Selamat membaca
Jangan lupa vote, comment dan juga share

Hope you like it

*****

"Persiapan pernikahan mu dan Faiz sudah 90%. Papa senang akhirnya kamu akan menikah juga dengan Faiz"

Annisa yang tadinya sibuk dengan El disofa ruang keluarga langsung menatap wajah Albert

"Ica senang jika papa juga senang"

"Benarkah? Lalu apa Ica juga senang dengan pernikahan ini?" Tanya Albert

"Seperti yang Ica bilang tadi, Ica senang jika papa dan semua senang"

"Siapa yang akan membuat mu bahagia tanpa melihat kami semua bahagia nak?"

"Arzachel" jawab Annisa tanpa pikir panjang

Albert tersenyum tipis, dia tahu dimana sebenarnya putrinya ini bahagia sekaligus sedih yaitu di orang yang sama, yang selama lima tahun ini memberikan El dihidup putrinya, pusat kebahagiaan Annisa dan juga memberikan luka pusat kesedihan Annisa

"Bersama ayah nya El. Bener"

"Ti tidak. Hanya El ya hanya El. Bener" tepis Annisa membuat Albert tersenyum kecut

"Lalu bagaimana jika El hanya bahagia dengan Althaf? Sementara kamu sudah menikah dengan Faiz"

"El harus menerimanya. Ka karna itu pilihan Ica. Iya pilihan Ica"

"Pilihan hati Ica atau pilihan Ica karena terpaksa?" Albert memberi pertanyaan yang pria itu berharap putrinya itu dapat berpikir dengan baik dimana ia harus bahagia sebelum semua terlambat

"Bang Faiz baik Ica rasa kami maksudnya Ica dan El pasti bahagia kan" kata Annisa yang justru ia sendiri pun ragu. Apa benar ia dan El akan bahagia bersama Faiz atau justru sebaliknya

"Kamu bertanya pada papa. Apa kamu dan El akan bahagia bersama Faiz?"

"Maka jawaban papa tidak. Baik kamu, El atau Faiz sekali pun kalian tidak akan bahagia. Hanya karena pilihan terpaksa kamu nak. Berpikir lah papa akan menerima apa pun pilihan mu. Asal putri papa bahagia" lanjut Albert sebelum ia meninggalkan putrinya itu sendiri, agar Annisa dapat memikirkan segalanya, masa depannya sendiri, El dan juga Faiz serta Althaf laki-laki yang Albert tahu sangat mencintai putri kecilnya itu

Tanpa ayah dan anak itu sadari, dua pemuda tanpa sengaja mendengar segala pembicaraan keduanya sedari awal. Dengan menangkap kesimpulan yang berbeda. Althaf yang berkesimpulan kesempatan nya memiliki Annisa dan El tidak ada lagi, Faiz yang berkesimpulan calon istrinya itu ragu menikahinya

"Masuklah El pasti menunggu lo" kata Faiz setelah terdiam cukup lama

"Lo duluan" balas Althaf

"Lo aja El nungguin lo"

"Gk. Lo aja"

"Masuk" suara berat dari belakang membuat keduanya terlonjak kaget

"Masuk. Ngapain disini" suruh Zaid sebelum melangkah memasuki rumah orang tuanya diikuti Althaf dan Faiz dari belakang

"Duduk. Gue panggil papa dulu" kata Zaid datar

IKATAN HALAL ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang