00 Prolog

9.3K 533 12
                                    

Dunia yang terlihat sempit ini ternyata penuh dengan misteri. Tak semua orang tahu betapa kejamnya dunia yang sesungguhnya. Jika orang lain cenderung mengeluh dan menganggap dunia kejam disaat sedih atau kecewa, percayalah itu tak seberapa dibanding yang Taehyung alami.

"Ingin mati saja rasanya," kata Taehyung ketika tubuhnya sudah berlutut di tanah dengan tangan penuh cairan merah berbau anyir.

"Kook, apa yang akan terjadi?"

Tanpa ia sadari pelupuknya basah menyadari keadaan sekitarnya. Ingin sekali ia berlari dari kenyataan, namun apa daya. Di masa lalu ia pernah berjanji agar tidak lagi menghindar dari masalah, dan itu berkat Jennie, wanita yang telah memberikan keturunan, kebahagiaan sekaligus kepedihan.

"Hyung, maafkan aku. Jika aku tak—" perkataan adiknya, Jungkook siswa kelas akhir sekolah menengah atas terpaksa terhenti ketika sang kakak menatapnya tajam.

"Aku tahu, jangan membahasnya. Tak ada waktu lagi, Kook."

Yang lebih muda meneguk ludahnya kasar, baru pertamakali sang kakak menatapnya penuh amarah. Kerah bajunya direnggut paksa olehnya meninggalkan noda merah di sana.

Tak terduga, rahangnya melengos ke samping akibat bogeman mentah yang tak bisa dihindari dari Taehyung, kakaknya sendiri.

"Hyung..."

"Jangan memanggilku dengan sebutan itu, bangsat!"

Tak dipungkiri lagi Taehyung benar-benar marah sekaligus kecewa pada Jungkook sekarang.

"Maaf..."

Taehyung mendecih, lantas merenggangkan cengkeramannya dan melengos menjauhi adiknya yang menurutnya sudah bertindak kurang ajar itu. Dari lubuk hatinya ia merutuki diri karena sudah memukul adiknya.

"Maaf? Jungkook, kau mau aku memafkanmu kan?" tanya Taehyung setelah memberhentikan langkahnya dan melirik Jungkook.

Dapat ia lihat dari ekor matanya yang menusuk tajam, pemuda bergigi kelinci itu mengangguk lemas.

"Baiklah. Kalau begitu katakan dimana Jennie sekarang?"

Mendengar pertanyaan kakaknya, sontak mata bulat Jungkook melebar. Tidak mungkin kakaknya nekat mencari Jennie dengan keadaan seperti ini. Lagipula ia tidak terlalu yakin kakaknya berhasil menemukan Jennie.

"Aku benar-benar tidak tahu, Hyung. Percayalah..."

Sudut bibir dengan darah yang mengering menyeringai kecut. "Baiklah. Jika kau tidak tahu aku akan mencarinya sendiri, tidak perlu membantuku," ketus Taehyung beranjak mengambil langkah selanjutnya.

"Hyung, kumohon...jangan gegabah. Di sana berbahaya, dan kondisimu terluka."

"Ck. Dan membiarkan Jennie menjadi korban untuk iblis itu?"

Jungkook terperanjat, wajahnya tak bisa dikendalikan lagi karena sekarang ia benar-benar terkejut mendengar omongan kakaknya. Sebenarnya seberapa jauh Kim Taehyung mengenalnya? Apa dia juga  mengetahui semua seluk beluk tentang perilakunya?

Mata elang Taehyung menatap nanar, merasakan tangan dan juga dadanya berdesir perih. Kini hanya ada dua pilihan yang ada dibenaknya, mengejar dan memperbaiki masa lalu atau membunuh mereka semua tak peduli jika itu adiknya sendiri.

TBC

Author note:

Cerita ini merupakan seri kedua dari He is Mine, bagi yang belum membaca harap membacanya terlebih dahulu. Untuk cerita ini mengandung unsur fantasi.

Saya harap anda bisa menghargai karya saya, dengan cara follow, vote, dan komentar.

Terimakasih.

[2] She is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang