🍁SHANIA~28

19.8K 695 2
                                    

Suasana hati Nia sangat buruk. Berulang kali ia berdecak sebal dan mengumpat dalam hati.

"ishh, gue beli tuh mobil paje duit loh bukan pake daun yang tinggal petik di pohon" cerocos Nia kesal.

Banyak pasang mata yang memeperhatikan Nia. Namun, tak satupun yang Nia hiraukan.

Bruk!!

Nia terjatuh dengan gaya yang mengenaskan.

"aduh pantat gue, sakit banget." ringis Nia, ia mendongak melihat siapa yang menabraknya.

"Dasar pacar laknat, sakit nih pantat gue" omel Nia,

Gerry terkejut melihat Nia, ia membungkukkan badannya sejajar pada Nia.

"Awshh" ringis Nia, karena bibirnya di sentil Gerry.

Gerry menatap Nia dingin, "ngomong apa tadik hmm?" tanyanya.

Nia mengerucutkan bibirnya, ia tak suka jika suasana hatinya sedang buruk di beri tatapan mematikan baginya. Apalagi orang itu adalah pacarnya sendiri.

Gerry menghembuskan nafasnya, ia mengulurkan tangannya. "bangun" titahnya.

Nia mengerjap-ngerjapkan matanya polos, "gendong" rengek Nia.

"Manja" cibir Gerry.

"Hiks, jahat" tangis Nia pecah seketika.

"Ni anak pms kali yah" batin Gerry.

Gerry meraih tangan Nia lalu mengangkatnya berdiri. Pipi Nia basah penuh dengan air mata.

"kok cengeng sih sekarang", goda Gerry sembari menghapus air mata Nia.

Nia tak bergeming, ia menunduk tak berani menatap Gerry. Tangannya memainkan dasi Gerry.

"Gak kangen lo sama gue? " tanya Gerry.

"Aku gak kangen tapi i miss you" jawab Nia lalu memeluk Gerry.

Gerry tertawa kecil mendengarnya. Ia membalas pelukan Nia, jujur ia sangat merindukan beruang nya ini.

Walau hanya tiga hari, tapi baginya serasa bertahun-tahun. Oke author lebay dikit hehe.

"Ger kak Satria marah sama aku" adu Nia.

"Masa sih? " tanya Gerry.

Nia mengangguk, air matanya kembali mengalir. Sebelumnya Satria tak pernah semarah ini padanya. Walaupun marah, itu pun hanya beberapa menit sesudah itu kembali seperti biasa.

"Yaudah, nanti aku bantu ngomong sama Satria nya yah" bujuk Gerry karena tak tega melihat kekasihnya terus menangis.

"Bener yah?"

"Iya sayang"

Nia memeluk erat Gerry, setidaknya bebannya berkurang walaupun belum pasti mendapatkan maaf dari Satria.

***

Seperti biasa di kelas 12 IPA 1 melakukan ritual mereka tiap jamkos. Hening saat belajar seakan-akan hanya topeng yang di gunakan mereka untuk memikat guru.

Ya, di saat jamkos kelas ini tak lagi tampak seperti kelas, melainkan pasar yang di penuhi mahluk- mahluk dengan berbagai tingkahnya.

"HALLO GUYS, KEMBALI LAGI KEPADA SAYA RENO HARRYAN FRANCISCO YANG PALING GUANTENG DI ANTARA CEWEK" teriak Reno, dengan spidol sebagai mixrofon.

"yaiyalah lo ganteng, lo ganteng di antara cewek. Yakali lo cantik di antara cewek" celetuk Dani yang memegang sapu sebagai gitar.

"Diem, gue vokalisnya. OKE KITA AKAN BERNYANYI LAGU BARAT GUYS." teriak Reno lagi.

"Gitar siap? " tanya Reno pada Dani dan Fadhil, Mereka mengangguk siap.

"Drum, piano siap?" tanya Reno lagi.

"siap" jawab Lutfi dan Fadhil.

"oke kita mulai" ucap Reno.

Seisi kelas hening, mereka ingin mendengarkan lagu barat yang di maksud oleh Reno.

Jrenggg!!!!!

"AKU MAH APA ATUH!!! CUMAAN MANTAN PACAR KAMU!! AKU MAH APA ATUH CUMA MANTAN PACARMU. GOYANGG MASSS" nyanyi Reno.

Sekelas melongo tak percaya, mereka pikir Reno benar menyanyikan lagu barat. Ternyata oh ternyata sangat mengecewakan.

"Huuuuuuu" teriak seisi kelas melempar gumpalan kertas pada Reno dkk.

Sedangkan Satria terbahak melihat wajah sahabatnya yang di lempari.

"Hahahhaha suek lo hahah"

"Sat" celetuk Gerry duduk di sebelah Satria.

Satria menoleh ke samping, "Iya hahha kenapa?" tanya Gerry di sela tawanya.

"Lo marah sama Naya?" tanya Gerry.

Tawa Satria terhenti mendengar nama adiknya, "Kenapa emang?" bukannya menjawab Satria malah balik bertanya.

"Ck, dia nangis tadi pagi. Katanya lo marah sama dia, padahal dia kangen sama lo" jawab Gerry.

Satria menghembuskan nafasnya, "gue gak marah, cuman bales dendam aja. Lagian nih yah gue mana bisa marah lama-lama sama dia." ucap Satria.

Gerry menganggukkan kepalanya mengerti.
"Jangan berlebihan, gue kasian sama dia. Sedih banget kayaknya" Ucap Gerry.

"Lagian nih mana tega gue ngelakuin yang berlebihan sama adek gue tercinta yang imutt-imut aisyah. Kalo bukan adek udah gue pacarin dia" cerocos Satria panjang lebar.

Seketika tatapan Gerry menajam pada Satria. Satria yang merasakab hawa-hawa menyeramkan pun mengangkat dua jarinya.

"Peace dah, baperan lo" ejek Satria.

"serah" Sahut Gerry acuh.

***
Vote and koment!

Bye!

SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang