🍁SHANIA~61

25.6K 955 87
                                    

"Mom" panggil bocah laki-laki berusia 9 tahun pada mommy nya yang kini tengah sibuk berkutat dengan laptop di pangkuannya.

Merasa di panggil, wanita yang di panggil mommy itu pun mengalihkan pandangannya pada putra kesayangannya itu. Senyum keibuannya muncul seketika, ia menatap putranya sayang. "Kenapa sayang?" tanya nya lembut.

"Azka kesel mom" adu Azka. Bocah laki-laki itu kini telah berusia 9 tahun dan duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Tak ada yang berubah dari sikapnya yang terbilang sangat manja pada mommy nya itu. Hanya saja wajah dan tubuhnya terus meninggi membuatnya terlihat berbeda. Apalagi paras wajah yang di milikinya, jangan salah walaupun umurnya yang masih terbilang kecil namun mampu menarik perhatian siswi-siswi perempuan di sekolahnya.

Nia yang melihat mood putranya yang sedang tidak baik pun menaruh laptopnya di meja dan beralih mengangkat Azka ke pangkuannya.

"Kesal kenapa? Coba cerita" tanya Nia lembut membuat mimik wajah Azka yang tadinya kesal menjadi lunak seketika.

"Azka kesal karena setiap hari Azka masuk ke kelas pasti meja Azka sudah di penuhi oleh coklat, bunga dan sekawan lainnya. Belum sampai di situ mom, para anak perempuan selalu saja menganggu Azka. Ada yang mencubit pipi Azka, ada juga yang selalu mengikuti Azka kemana-mana. Azka kesal mom," curhat nya panjang lebar lalu memeluk mommy nya erat seakan mencari kenyaman di sana.

Nia yang mendengar itu pun terkekeh pelan. Ia tak lagi terkejut dengan hal itu mengingat wajah tampan yang di miliki Azka yang ia yakini menurun dari ayah Azka. Walaupun usia Azka masih terbilang kecil, namun ia tak heran karena nyatanya wajah tampan itu tengah dalam dekapannya.

"Jadi karena itu putra mommy yang tampan ini kesal? Hmm?" tanya Nia yang di angguki Azka.

"Itu artinya kau itu tampan boy, wajar saja jika anak perempuan bersikap begitu padamu mungkin mereka menyukai mu. Ah, lebih tepatnya mereka ingin berteman denganmu" ucap Nia mencubit pelan hidung mancung putranya.

"Ish mom, tapi Azka tuh risih tau. Kemanapun Azka pergi selalu aja di ikutin, bahkan Azka ke toilet pun mereka ikutin mom. Mom please help me" ucap Azka menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada memohon pada Nia.

Nia tersenyum hangat, ia mengerti keadaan putranya dan ia pun mengenal putranya yang tak suka dengan keramaian yang merusak ketenangannya. "Ya, nanti mom akan bilang pada kepala sekolahmu" ucapnya membuat Azka bersorak senang lalu menghujani Nia dengan kecupan di pipi nya.

"Thanks Mom, i love you" ungkapnya dengan penuh kebahagiaan.

"ya, mom juga menyayangimu. Tapi kau harus berjanji pada mom untuk menjadi lelaki tangguh dan sukses di saat kau besar nanti. Dan menjadi lelaki terhormat yang pantang menyakiti hati perempuan" ucap Nia.

"I'm promise" ucap Azka lalu memeluk erat mommy nya. Nia pun membalas pelukannya, ia tak menyangka sudah enam tahun ia merawat dan menjaga Azka hingga sekarang. Di mulai Azka yang cengeng menjadi Azka yang benci menangis, dari Azka cadel akan huruf R kini hilang seketika di makan waktu dan di mulai dari Azka yang tak bisa apa-apa kini menjadi Azka yang kuat dan pintar. Bagi Nia itu semua tak begitu penting, yang terpenting adalah Azka menjadi putranya, putra tampan satu-satunya yang selalu bersikap manja dimanapun dan kapanpun.

Dan Nia berjanji, tak akan ada yang bisa memisahkan mereka sekalipun. Karena Nia akan menyerupa malaikat maut sebelum seseorang itu menyentuh Azka, putranya.

"Pelukan gak ngajak-ngajak lagi" celetuk Satria baru datang yang diikuti Kinar dan Bila di belakangnya.

Satria, pria itu lebih memilih melanjutkan sekolahnya di New York pada enam tahun yang lalu yang di setujui oleh Kinar dan juga Bila. Dan semenjak kelulusannya sekaligus acara wisudanya seminggu lalu ia lebih memilih untuk tidak bekerja. Kerena ia tahu, pasti daddy nya akan menyuruh Satria untuk menggantikannya. Sebelum itu terjadi Satria mengistirahatkan dirinya sementara sembari membantu Nia mengurus mafianya.

"Tau nih, gue juga mau di peluk kali. Bosen melukin dokumen-dokumen menumpuk mulu" keluh Kinar dengan pakaian formal kantornya.

Kinar, gadis itu kini telah mencapai mimpinya, yaitu menjadi orang sukses. Terbukti dengan perusahaan yang ia pimpin, dan perusahannya termasuk perusahaan terkaya no 4 di dunia yang mengalahkan perusahaan keluarga Clara, Farah dan juga Reno. Itu semua berkat dorongan semangat dari Nia, Satria dan juga Bila yang selalu ada di saat ia lelah dengan semuanya. Yang selalu memberi semangat di saat ia terpuruk. Dan satu mimpi yang belum terwujud di hidupnya adalah melihat wajah kedua orang tuanya di saat melihat putri yang mereka katakan tidak berguna malah menjadi gadis hebat yang bahkan mengalahkan mereka.

"Aku lebih-lebih Nar, pusing kepala karena akhir-akhir ini banyak banget pasien yang terus-menerus dateng dengan keluhan yang berbeda-beda" celetuk Bila dengan wajah lelahnya.

Bila, jika teman-temannya lebih mendalami dunia bisnis maka lain halnya dengan Bila. Ia lebih mendalami kedokteran, karena itu lah cita-citanya sejak kecil.

"Ishh, jangan ngeluh sama mommy nya Azka dong." kesal Azka pada uncle dan aunty nya yang tiba-tiba datang dengan berbagai keluhannya.

"Lah terus sama siapa?" tanya mereka serempak.

"Huuuu jomblo sih, makanya cari pacar biar ada yang dengerin keluhan kalian" ledek Azka dan...

Jleb.

Begitu menusuk hati mereka,

"Bunuh bocah dosa kagak" batin mereka kesal menatap Azka yang kini tengah bercanda sesekali tertawa bersama Nia.

***

"Mas, ini udah enam tahun. Tapi Nia belum juga ketemu mas. Malahan Satria juga menghilang entah kemana gak pulang-pulang. Hiks mas aku kangen mereka, pasti mereka sekarang udah pada dewasa" tangis Sindy memeluk erat suaminya.

Sedangkan Fahri, ia hanya diam tak menjawab ucapan istrinya. Ia pun sama dengan Sindy, ia merindukan kedua anaknya terutama Nia. Ia merindukan suasana ramai rumahnya dulu hanya karena perkelaihan yang di buat oleh Satria dan Nia.

"Apa tuhan marah mas sama kita? Tuhan marah sama kita karena nyakitin hati Nia dengan memisahkan kita dengan mereka? Hiks mas" tangis Sindy menjadi-jadi membuat Fahri meneteskan air matanya pedih.

"Aku tahu semuanya berat Sin, tapi percaya sama aku kalau tuhan gak mungkin memberi cobaan di luar kemampuan hambanya. Jadi, kita harus kuat dan percaya akan ada yang lebih Indah setelah ini" ucap Fahri meyakinkan.

"Tapi sampai kapan mas? Ini sudah enam tahun hiks"

Fahri mengelus pucuk kepala istrinya menenangkan. "Sabar yah, orang suruhan aku katanya berhasil hubungin Satria" ucapnya membuat Sindy menatap suaminya berbinar.

"Kamu gak bercanda kan mas?" tanya nya.

"Gak sayang, jadi kamu jangan nangis lagi yah"

Sindy mengangguk antusias lalu turun menarik tangan suaminya, "ayo mas kita temui orang suruhan kamu, aku kangen Satria" ucapnya dan dengan terpaksa Fahri pun menuruti.

Tanpa Sindy ketahui Fahri lah di sini yang paling tersakiti dan paling merindukan kedua anaknya itu.

"Satria, Nia. Daddy harap kalian segera kembali mengisi keramaian rumah ini" batin Fahri.

***

Gercep authornya hehe!!
Mendekat ending!! Oh ya soal kalian yang nanya gimana keadaan Sella, kalian bisa tahu di part selanjutnya.

Tunggu part selanjutnya!!

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara Vote and koment!

Byee!!


SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang