🍁SHANIA~69

27K 916 83
                                    

"Eww, No mom!" tolak Azka dengan ekpresi ngerinya saat Nia menyendokkan suapan padanya.

"Makan, Azka" tegur Nia.

"Azka bukan kambing, Mom" rengek Azka.

"Yang bilang kamu kambing siapa Azka Wizarta Gamord."

"Gak ada, tapi mom nyuruh Azka makan rumput. Berarti secara gak langsung mom nganggep Azka kambing" belanya dengan tampang polosnya.

Nia menatap Azka tajam, ia menaruh piring yang sedari tadi ia pegang ke meja. "Ini sayur Azka, SAYUR. Bukan RUMPUT" geramnya.

"No! Sama aja" keukeh Azka menutup rapat mulutnya.

"Ka-"

"Pizza datang!!!" celetuk Gerry dengan kantung belanjaan yang penuh di kedua tangannya. Membuat ibu dan anak itu pun menoleh karena terkejut.

Tanpa menghiraukan tatapan yang di berikan ibu dan anak itu, Gerry berlalu menyelonong duduk di kursi makan. Sebelum itu, Gerry mencium singkat pipi Nia dan Azka.

"Nih, dimakan" ucap Gerry meletakkan beberapa pizza di piring.

Azka yang tersadar terlebih dahulu mencuramkan alisnya menatap Gerry berang "Ngapain uncle ke sini!" sinisnya.

"Mulai sekarang jangan panggil uncle lagi yah, panggil uncle daddy. Oke?" tanya Gerry menatap lembut Azka.

"Gak!" tolak Azka, ia mengambil pizza yang di sodorkan Gerry lalu berniat membuangnya. Namun, terhenti di tengah jalan. Ia memandangi Pizza itu sebentar lalu memakannya.

"Enak" gumam Azka.

Gerry terkekeh geli melihatnya, "Jadi?" tanya nya menaik turunkan alisnya seakan menggoda.

"Emmm, yadeh. Tapi jangan coba-coba nyakitin Mom lagi, kalau uncle nyakitin Mom lagi pestol ini yang bakalan nentuin uncle bisa menikmati indahnya dunia atau nggak" ucap Azka menyodorkan pestol kesayangannya.

Sejenak Gerry merasa ngeri, namun ia berusaha tersenyum walau kikuk "O-ke"

Azka mengangguk-angguk, lalu tatapan beralih pada Nia yang sedari tadi mematung. "Mom!" panggilnya.

"Eh i-ya, kenapa sayang?" tanya Nia setelah tersadar. Bahkan ia tak menyadari jika Gerry telah duduk menarik pinggangnya posesif.

"Tuh daddy, jangan di anggurin" jawab Azka kembali memakan pizza nya.

"Hah? Daddy? Siapa?" heran Nia. Ia membeku sesaat saat merasakan pinggangnya di peluk erat. Perlahan ia melihat ke bawah, tangan kekar dan kasar kini melingkar di pinggangnya. Diliriknya pelaku yang memeluk pinggangnya sejenak.

Damn!! WTF!!, umpatnya dalam hati. Dengan sekali hentakan ia lepaskan tangan Gerry dari pinggangnya. Nia menatap Gerry tajam, setajam silet ciahhhh wkwkwk. "NGAPAIN LO DI SINI!!!" pekiknya.

Gerry mengerucutkan bibirnya kesal saat tangannya di lepaskan begitu saja. "Kan sudah menjadi kewajiban suami hadir di sarapan pagi bersama anak dan istri" jawabnya santai.

"SUAMI GIGI LO GENDUT!!, gak ada suami-suamian. Pergi gak! Pergiiiii" pekik Nia memukul-mukul pundak Gerry kuat.

"Mom jangan gitu, kasian daddy" celetuk Azka membuat Nia menatapnya horor.

"Daddy" beo nya.

Sedangkan Gerry memasang senyum bangga, "ya dong, dan mulai sekarang daddy Azka itu aku dan mommy nya kamu."

"Gak! Azka cuman punya mommy! Gak ada yang namanya daddy. Cepat keluar!!" bentak Nia menarik tangan Gerry menuju pintu.

"Pelan-pelan dong sayang" ucap Gerry yang di hadiahi pukulan maut di pundaknya.

SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang