🍁SHANIA~24

19.6K 671 1
                                    

Tok.. Tok tokk..

"Masuk"

"Nia, di bawah ada tangan kanan lo. " Ucap Clara.

Nia mengalihkan pandangannya pada Clara lalu tersenyum miring. Membuat Clara merinding melihatnya.

"Please maafin Clara ya allah, Clara gak mau di mamam Nia hidup-hidup" batin Clara.

"Lo kenapa?" tanya Nia melihat Clara menutup matanya erat.

Clara tergagap sadar mendengar pertanyaan Nia, "eh- hm gak kok. Gue tunggu di bawah yah, bye!", ucapnya setelah itu berlari keluar.

"Dasar. Kadang gila, kadang aneh. Untung sahabat kalo bukan udah gue masukin RSJ." gumam Nia lalu melangkah menyusul Clara.

Sesampai di bawah mata tajam Nia menatap pria tampan dan tangan kanannya. Sedangkan yang di tatap menunduk takut melihat mata hanzel milik Nia.

"Jadi" ucap Nia dingin.

Pria itu mendongak menatap Nia, "Kenalkan nama saya Tarya Clabet-

"udah tau" potong Nia.

"To the point" ucapnya lagi.

Tarya menelan saliva nya kasar, "oke, saya ingin meminta bantuan -

" Udah tau" potong Nia lagi.

Tarya melotot tak percaya,"What? So what do you ask? I don't understand what you mean" ucapnya jengah.

"A little joking so that you don't look tense, sir" kekeh Nia.

Yang lain tertawa kecil mendengar ucapan Nia.

"Ya ya Miss, Saya sekarang hanya butuh bantuanmu" ujar Tarya serius.

Melihat ekspresi serius Tarya, Nia tersenyum miring. "Saya sudah tahu masalahmu sir, dan jangan khawatir kau akan tau siapa dalangnya dalam beberapa jam lagi." ucap Nia dingin.

Tarya tersenyum percaya pada Nia, karena tak mungkin seorang leader mafia no 1 di dunia tidak dapat memecahkan masalahnya.

"Saya percaya padamu"

Nia mengangguk, "Clara, Farah ikut gue. Waktunya mencabut nyawa" ucap Nia dengan seringainya.

Clara dan Farah mengangguk dan tersenyum miring lalu menyusul Nia.

***

Saat ini Nia dkk berada di depan gedung mewah. Karena menurut hasil lacakan Farah, dalang peneror Tarya tinggal di gedung tersebut.

"Bos" panggil Thariq.

Nia menatap Thariq seolah minta penjelasan. Thariq yang mengerti pun menganggukkan kepala.

"Dia adalah Sandi Wamcyo paman dari Tarya. Menurut informasi, Sandi meneror Tarya karena Tarya tak ingin bekerja sama dengan nya. Jadi Sandi tak terima lalu meneror Tarya. "Jelas Thariq.

Nia menganggukkan kepala,"Berapa banyak penjaga di rumah itu?" tanyanya.

"tak ada penjagaan bos. Di dalam hanya ada Sandy sendiri" ucap Thariq.

"Bagus, kita bisa lebih mudah buat ngabisin nya" ucap Clara.

"Ayo buruan, pestol gue gak sabar buat nembus jantungnya" rengek Farah.

Namun rengekan itu bukan membuat orang iba, tapi membuat orang ketakutan. Nia tersenyum miring melihat sahabatnya yang tak sabar lagi.

"Masuk" perintah Nia.

Mereka bertiga masuk kedalam layaknya tamu. Tak harus mengendap² seperti maling takut ketahuan tuan rumah. Karena walaupun tuan rumah itu tahu tak berdampak apa-apa bagi mereka.

Tokk.. Tok.. Tokk

Nia terus mengetuk pintu sampai akhirnya pintu itu terbuka menampilkan pria paruh baya.

"Hay" sapa Nia.

"Who are you?" tanya Sandi bingung melihat tiga wanita di depannya.

"Malaikat mautmu sir" jawab Clara.

Nia terkekeh melihat mimik wajah ketakutan milik Sandi. Ia melangkah masuk diikuti Clara dan Farah.

"Siapa kalian? Aku tak memiliki masalah apapun pada kalian" ucap Sandi takut, karena Nia memegang belati di tangannya.

"Kau tak tau siapa kami? Lalu kau tau lambang apa ini? " tanya Nia menunjukkan lambang Golden Black.

Mata Sandi melotot sempurna melihatnya" Gol-den Black" ucapnya.

"Ya, kenalkan gue leadernya" ucap Nia.

"Tapi aku tak memiliki masalah apapun pada kalian"

"Lalu apa kau mengenal Tarya Clabet, seorang aktor yang tengah naik daun? " tanya Farah.

"ya, dia ponakan ku" jawab Sandi santai.

Clara dan Farah tertawa kencang mendengar jawab Sandi.

"Oh ya, berarti kau pamannya. Lalu paman mana yang tega meneror ponakannya sendiri hanya karena tak di terima kerja samanya? " ucap Clara sambil menggores pipi Sandi dengan belatinya.

"Argghhh" pekik Sandi kesakitan.

"dia pantas mendapatkan itu, karena dia tak mau bekerja sama denganku arrghh" ucap Sandi lantang.

"Oh jad-

Dorrr

Sandi menghembuskan nafas yang terakhir kalianya. Matanya perlahan terpejam.


"Why? Kita baru pemanasan Nia. Kok lo-"

"Ck, gue kebelet buruan balik" jawab Nia.

"Whatt!!!! " pekik Clara dan Farah.

Nia tak menghiraukan pekikan sahabatnya, ia berlalu keluar untuk mencari toilet.

"astaga Nia" ucap Farah.

***

Yang sabar yah farah clara hihi.
Tunggu part selanjutnya.

Vote and koment!
Bye!

SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang