🍁SHANIA~29

20K 671 5
                                    

Di rooftop sekolah, Nia sedang tertidur di atas sofa. Ia membolos di pelajaran fisika dengan alasan klasik, yaitu ke toilet.

Sebenarnya niat awalnya adalah hanya ingin menenangkan diri. Namun, karena suasana di sana terasa sunyi di tambah angin yang berhembus menerpa wajah cantiknya. Membuat Nia mengantuk dan tertidur.

Kringggg!!!!!!

Bunyi bel istirahat berkumandang membuat sang empu membuka matanya perlahan.

"Enghhhh, buset tuh matahari berapa watt? Silau amat" tanya Nia lalu mendudukkan dirinya.

Nia melihat jam di pergelangan tangannya, seketika mulutnya terbuka saat melihat jam yang menunjukkan pukul 11.30.

"What!! Lama banget gue tidur" pekiknya.

Nia segera bangkit dan berlari menuju kantin untuk menemui sahabatnya. Pasti sahabatnya sedang mengomel mencari-cari keberadaannya.

Saat sampai di kantin, Nia melihat sahabatnya tengah duduk satu meja dengan Gerry dkk. Nia tersenyum lalu menhampiri mereka.

"Nah ini nih, eh bocah lo kemana aja? Dari jam pertama, istirahat pertama gak nongol-nongol. Lo tuh yah! Kenapa gak ngajak sih" cerocos Clara.

Pletak!

Plak!

Tuk

Jitakan berbagai macam bersatu dari tangan Farah, Kinar dan Reno. Clara mengusap-usap keningnya lembut, ia yakin pasti keningnya akan benjol setelah ini.

"Aduhh, Kalian jahat banget sih" Kesal Clara merengut.

"Lagian lo bikin kesel. Udah bagus awalnya marah eh ujungnya ternyata marah gak di ajak" omel Farah.

"Tau lo" sambung Kinar.

Reno terkikik melihat gadisnya di bully oleh sahabat nya. Tunggu, gadisnya? Ngaku-ngaku aja si Reno😂😂.

"apa lo ketawa-ketawa, mau gue potong masa depan lo! " ancam Clara.

Reno langsung menutup juniornya dengan kedua tangannya ngeri." jangan dong beb, masa depan kita nih" jawab Reno.

"Lo aja kali, gue mah ogah" sinis Clara.

"Udah-udah jangan berantem" lerai Farah.

Clara mengangguk tetapi matanya masih setia menatap Reno sinis. Namun, Reno membalasnya dengan senyuman jahil membuat Clara memutar bola matanya malas.

Sedangkan Nia sedari tadi menatap kakaknya yang hanya acuh dengan pertengkaran di depannya.

Jari Nia menoel-noel pipi Satria, ia berharap Satria menoleh lalu memeluknya seperti dulu. Namun, nihil Satria hanya diam tak bergeming.

"Ishh, Kak toeng toeng" ucap Nia menoel-noel pipi Satria, ia tak menyerah sebelum Satria bicara padanya.

Satria menoleh pada Nia karena tak tahan di ganggu oleh adiknya itu. Nia tersenyum saat Satria menoleh padanya, lalu ia merentangkan tangannya berharap di peluk oleh kakaknya itu.

Namun, wajah Nia seketika murung saat Satria pergi meninggalkan kantin. Air matanya tak terasa menetes membasahi pipinya.

Kejadian itu tak lepas dari mata para sahabatnya termasuk Gerry.

"Stttt, jangan nangis dong" bujuk Gerry menarik Nia kedalam dekapannya.

"hiks, Kak Satria marah sama gue panda hiks. Gimana gue gak nangis coba hiks" tangis Nia pecah.

Seisi kantin menatap Nia iba. Mereka tak pernah melihat Nia seterpuruk ini sebelumnya.

"Udah dong gak malu apa di liatin yang lain. Kalo kamu mau Satria gak marah lagi sama kamu, kamu kejar dong jangan nangis aja" ucap Gerry.

Nia terdiam sejenak, ada benarnya juga. Ia merasa sangat cengeng hari ini.

"Yaudah aku kejar kak Satria dulu yah" pamit Nia antusias lalu berlari mengejar Satria.

"lucu banget sih" gumam Gerry gemas melihat tingkah pacarnya.

Gerry menoleh, ternyata sudah tak ada lagi teman-temannya. "Sialan" umpatnya.

***

"Sumpah gue gak tahan, gemes banget sih. Maafin gue yah Nia kesayangan gue, gue mainin lo dikit aja hahahha" tawa Satria pecah saat berhasil lolos dari Nia.

Ia sedang berada di taman belakang sekolah lalu mendudukkan dirinya di bangku taman.

"untung gue kuat walau di rayu pake jurus andalan dia" bangga Satria.

"Kak Satriaa" panggil Nia teriak.

Satria terdiam sejenak, itu pasti adiknya. Ia menoleh ke belakang dan benar saja Nia sedang berlari mendekati dirinya.

"Gue harus tahan lagi nih" batin Satria.

"Kak, hoshh di sini ternyata" ucap Nia lalu mendudukkan dirinya di sebelah Satria.

Satria tak bergeming, ia terus menahan untuk tak memeluk adiknya itu.

Nia tersenyum kecut melihat Satria hanya diam tak membalas ucapannya. Ia tak menyerah, Nia langsung memeluk Satria dari samping.

Satria terdiam, ingin rasanya ia membalas pelukan Nia. Namun, ia urungkan karena rencananya berjalan belum cukup lama.

"Hiks kakak hikss. Kakak gak kangen sama Nia? Maafin Nia dong kak, Nia kemaren lupa ngasih tau kakak. Hiks kak jangan lama-lama dong marahnya, ntar siapa yang bayarin ice krim Nia" ucap Nia.

Satria menyerah, ia tak kuat lagi melihat Nia menangis karenanya. Satri langsung membalas pelukan Nia.

"Ck, jadi lo nangis gini cuman takut gak ada yang bayarin ice krim lo" ujar Satria pura-pura marah.

Nia tersenyum Satria sudah bicara lagi padanya.

Cup

Nia mengecup pipi Satria lalu kembali memeluknya. "Gak kok, Nia seneng kakak gak marah lagi sama Nia. Jangan marah-marah lagi yah, suer deh Nia kemarin lupa ngasih tau kakak" jelas Nia.

Satri tersenyum, ia mengurai pelukannya lalu menangkup pipi adiknya. Ibu jarinya bergerak menghapus air mata Nia.

"Stttthh, kakak gak marah kok sama Nia. Jangan nangis lagi yah" ucap Satria.

Nia mengangguk antusias, ia kembali memeluk Satria.

"Gak akan gue biarin ada orang yang akan ngerusak senyum manis lo dek. "batin Satria.

Tanpa mereka sadari ada orang yang tersenyum smirk melihat kehangatan dua kakak beradik ini.

"Bersenang-senang lah terlebih dahulu sayang. Sebelum gue datang dan menghancurkan semuanya hahahahah" batin orang itu.

***
Hay hay hay!!!!!
Doain Author yah besok author mau UNBK! Semoga author lancar hehe.

Tunggu part selanjutnya!

Vote and koment!
Bye!

SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang