🍁SHANIA~26

19.9K 646 1
                                    

Bunyi detuman musik yang begitu keras, seakan memekakan telinga. Membuat remaja, wanita maupun pria paruh baya menari-nari mengimbangi alunan musik yang begitu keras.

"Satu lagi" teriak Satria parau,

"Lo udah habisin hampir dua botol Sat, jangan gila dah. Gue gak sempet buat nganterin lo pulang bego! " ucap Miko, penjaga bar langganan Satria.

"Gue gak minta lo nganterin gue bangsat!, kasih gue satu lagi. Tenang aja udah itu gue bakal ke surga" ucap Satria mulai ngelantur akibat mabuk.

Miko menatap nanar sahabatnya. Sahabat? Ya Satria telah ia anggap sahabat, karena di saat Miko terpuruk Satria lah orang pertama yang ada di sampingnya.

"Nia" teriak Satria,

Miko menoleh pada Satria, "Nia?" beo nya.

"Nia, gue kangen" lirih Satria lalu terkekeh.

"Prasaan Nia itu adeknya" gumam Miko.

Satria bangun dari duduknya lalu menari-nari sambil melantunkan nama Nia. Hal itu membuat para jalang mendekatinya lalu ikut menari bersama.

Miko tak tinggal diam, ia segera mengusir para jalang yang mencoba merayu Satria.
"Hushh hushh sana pergi, kayak gak ada om-om aja" usir Miko menghempaskan tangannya ke depan bak mengusir ayam. 😂😂

"Nia" teriak Satria.

"Gue curiga ni anak sister complex"gumam Miko lalu merangkul Satria, membawanya ke dalam mobil.

"Badan aja kek lidi tapi beratnya ngalahin rindu gue ke Mely."cibir Miko lalu melajukan mobilnya.

Mely adalah pacar Miko yang sekarang sedang kuliah di luar negri. Hal itu membuat dirinya harus melawan rindu akibat susahnya LDR.

Dua puluh menit berlalu, mobil milik Miko sampai di rumah milik Satria.

"Ck, sabar Miko bentar lagi sampe pintu" ucap Miko menyemangati dirinya sendiri.

Baru saja tangannya ingin mengetuk pintu, namun pintu itu terbuka menampilkan Sindy dengan piyama maroonnya.

"Astaga anak gue lo apain" pekik Sindy melihat putranya terkulai lemas.

Miko memejamkan matanya, tangannya tak bisa menutup kupingnya yang berdengung mendengar suara indah milik Sindy.

"Tante ini Satrianya mabuk tan, jadi saya anterin pulang" jelas Miko berusaha sopan.

"Satria mabuk, astaga nih anak gak kapok apa dulu mobilnya di sita gara-gara mabuk." cerocos Sindy tak menghiraukan mimik muka Miko yang menahan berat.

Miko segera masuk karena tak tahan lagi, ia segera mendudukkan Satria di sofa.

"Maaf yah tan main masuk aja. Soal nya saya udah gak kuat megangin Satrianya" ucap Miko.

Sindy tersenyum, "gak papa, makasih yah udah anterin Satria"

"Sama-sama tan, oh yah saya pamit. Masih ada kerjaan soalnya" pamit Miko.

"Yaudah, kamu hati-hati yah" ucap Sindy.

Miko mengangguk lalu pergi.

"Nia" panggil Satria lirih.

Sindy menatap putranya sedih, "segitu kangennya kamu sama Nia nak" gumamnya.

***

"Astaga Nia lo lama banget sih. Seandainya lo lomba lari sama siput, gue yakin beribu-ribu yakin pasti si siput yang menang" cerocos Clara kesal.

"Sibuk banget sih lo, pesawat punya gue juga" kesal Nia, karena kupingnya panas mendengar ocehan Clara.

Clara merengut kesal, "lagian lo juga, kemaren bilangnya malem mau berangkat. Eh pas malemnya lo malah telfonan sama si Gerry. Kalo tau gitu gue shoping semalem"

Nia memutar bola matanya malas, ia malas meladeni kembaran toa masjid.

"kenapa nih ribut-ribut, masih subuh udah pada ribut" celetuk Farah dengan tas ransel kecil di punggung nya.

"Nih si Nia bikin kesel" adu Clara.

"Apaan lo, udah ah buruan gue udah kangen sama kak Satria" ucap Nia lalu pergi.

"Niaaaaaaa hmmpttt"

"gak usah teriak masih subuh" Farah menyeret Clara, tangannya membekap mulut Clara.

,,,,

"Selamat pagi Miss" sapa pramugari cantik pada Nia.

"Hmm, bangunin gue kalo udah sampe" ucap Nia.

Pramugari itu mengangguk lalu pamit pergi.

"Nia, lo gak kasih kabar kak Satria? " tanya Farah kepo, sebenarnya ia hanya ingin tahu keadaan Satria. Karena semenjak mereka ke Brazil, nomor Satria tak bisa di hubungi.

"Belum, rencanya gue mau suprise ulang tahunnya" ucap Nia.

"Loh bukannya ulang tahun kak satria udah lewat yah? Yang waktu itu kita ngerayainnya" ujar Clara bingung, Farah mengangguk setuju.

"Maksud gue kadonya" ucap Nia.

"Ohhhh" ucap Clara dan Farah bersama.

"gue mau tidur" ucap Nia lalu memejamkan matanya.

Farah membuka ponselnya lalu main game. Sedangkan Clara matanya sibuk memandang awan dari jendela pesawat.

"Far kalo pesawat nya berhenti mungkin macet yah" ucap Clara.

Farah memutar bola matanya malas, "gak mungkin macet, paling juga nyangkut di awan" asal Farah.

Clara menatap Farah bingun, "emang bisa yah?" tanya nya polos.

"bodo gue mau tidur, dari pada ladenin lo yang ada ubanan gue" ucap Farah lalu memejamkan matanya.

"lah gue di tinggal tidur "

***

"lo yakin buat sekolah di sana?" tanya Ghani pada adiknya.

Lintar tersenyum mengangguk, "gue yakin, dan ini mungkin jalan terbaik buat gue maupun Nia." jawab Lintar.

Ghani menatap adiknya"Gue percaya keputusan lo,dan inget di saat lo udah sayang sama seseorang di sana gue harap lo gak bakal ngambil keputusan yang buat lo seperti sekarang" ucapnya.

"iya iya, gue pergi dulu yah bye abng gue yang jelek" ucap Lintar lalu pergi.

"Gue bakal kangen lo" kekeh Ghani melihat kepergian Lintar.

Saat ingin berbalik mata Ghani tak sengaja menatap seorang gadis yang tak asing di matanya.

"Hay"

***
Siapa gadis itu?

Tunggu part selanjutnya

Vote and koment!

Bye!


SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang