🍁SHANIA~68

30.4K 1.1K 175
                                    

"Kematian menunggu mu Mr.Lizatama"

Kalimat itu yang kini tergiang-giang di kepala Jack. Keringat dingin terus meluncur bagaikan air terjun. Dengan gugup diam-diam ia mengambil ponsel miliknya. Ia hendak menghubungi bodyguard yang telah ia sewa. Namun, sudah berkali-kali ia menelpon yang terdengar hanya suara operator wanita yang memberitahukan bahwa sang pemilik ponsel tak bisa di hubungi.

"Sial" maki Jack dalam hati.

"Berusaha meminta pertolongan, sir?" tanya Nia yang kini menatapnya tajam.

"Ak-u tak mengerti maksud mu miss" dengan segala ketakutan yang kini membuatnya sedikit gemetar menjawab pertanyaan Nia. Namun, dengan cepat ia mencoba menormalkan wajahnya agar tak terlihat jelas bahwa saat ini ia tengah ketakutan yang luar binasa, ups maksudnya biasa.

Nia terkekeh sinis, "Anak dan ayah tak ada bedanya" gumamnya, namun masih terdengar oleh para tamu karena Nia bergumam tepat di depan mixrofon.

Sontak itu membuat Jack terpaku sejenak. Kemudian ia menatap Nia tajam. "Apa kau ada hubungannya dengan hilangnya putriku Miss!" tuduhnya dengan sakrastik.

Fahri yang mendengar itupun panas sendiri. Ia tak suka putrinya di tuduh, lebih tepatnya ia tak suka dengan orang yang menuduh putrinya. Jack, mantan gebetan istrinya.

"TUTUP MULUTMU BRENGSEK!! BERANINYA KAU MENUDUH PUTRIKU!!" bentak Fahri, ia ingin maju untuk menghajar wajah jelek, menurutnya milik Jack. Namun, terhalangi oleh Sindy dan sahabat-sahabatnya yang lain yang kini tengah memeganginya.

Baru saja Jack ingin membalas bentakan Fahri, terhenti dengan ucapan Nia.

"Mr.Gamord kau berlebihan, Lagi pula kau belum tahu jika yang di tuduh oleh Mr.Lizatama itu benar atau tidak. Jadi, jangan bertindak gegabah" ucap Nia tegas membuat Fahri merasakan hatinya begitu hancur. Mendengar Nia, putri kecilnya tak lagi memanggilnya dengan kata yang begitu ia bangga-banggakan sejak dulu, 'Daddy'.

Namun, mengingat perlakuannya terhadap Nia membuatnya kembali berfikir bahwa ia tak pantas menyandang gelar Daddy untuk Nia, Putrinya.

Sindy dan yang lainnya tentu sedih mendengar apa yang di lontarkan Nia. Seakan gadis itu menyentil hati mereka untuk mengingatkan kejadian dulu.

"Dan untukmu Mr.Lizatama, aku tak menyangka. Ternyata keahlian mu bukan hanya bermain licik di dalam bisnis, membatalkan kerja sama antar perusahaan besar lalu mengganti posisi tersebut dengan perusahaan anda. Namun, anda juga ternyat seorang cenayang." ucap Nia dengan sok-sok an memberikan binar di matanya seolah ia begitu kagum dengan Jack.

"Tapi, kalimatmu kurang tepat. Seharusnya 'Miss kau adalah pembunuh putriku'. Yah seperti itu. Coba kau peragakan" ucap Nia antusias menunjuk Jack menyuruhnya.

Jack mengepalkan tangannya kuat, ia menatap Nia penuh dengan kemarahan. Begitu juga dengan para tamu lainnya, namun mereka berbeda dengan Jack. Mereka ada yang terkejut mendengarnya, ada pula yang terlihat biasa saja seolah itu tak terlalu penting untuk mereka. Mereka adalah, Satria, Bila dan Kinar.

Kemudian layar lebar yang berada di belakang Nia bercahaya. Menampilkan video dengan durasi 2 menit lebih yang membuat para tamu ngeri kecuali Jack yang kini amarahnya telah meletup-letup ingin meledak. Bagaimana tidak? Jika video yang terpampang adalah video pembunuhan putrinya.

"BERANINYA KAU!!!"Bentak Jack, ia maju mengeluarkan pestol dari saku jasnya lalu mengarahkan pada Nia. Sontak para tamu kalang kabut di buatnya.

Lain halnya dengan Nia, ia menarik salah satu sudut bibirnya. "Sepertinya salah, seharusnya kau mengucapkan seperti ini padaku. 'Miss kau pembunuh putriku dan sekarang kau adalah malaikat pencabut nyawaku'. Ayo cepat katakan" ucapnya antusias.

SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang