🍁SHANIA~66

26.4K 1K 103
                                    

Pagi kembali hadir, membuat sang mentari kembali melaksanakan tugasnya. Terlihat sang bocah laki-laki berusia 9 tahun bangun dari tidurnya. Matanya yang bulat mengerjap polos menatap seisi ruangan yang begitu asing, seingatnya ia sedang memeluk mommy nya di pesawat usai bermain dengan permainan yang menurutnya sangat membosankan. Ia beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selang beberapa menit ia keluar dengan pakaian santai yang melekat sempurna di tubuhnya. Kaos putih polos yang di balut kemeja lengan pendek kotak-kotak bewarna biru. Dengan celana jeans pendek selutut bewarna hitam. Ia berjalan mengambil sisir lalu menyisir rambutnya rapi. Senyuman bangga tercetak di bibirnya saat melihat bayangannya di cermin.

"Benar kata mommy, aku memang tampan" bangga Azka.

Azka teringat mommy nya, di mana mommy nya. Ia segera beranjak keluar dari kamarnya untuk mencari mommnya. Langkahnya tergesa-gesa karena perasaan khawatir kini telah menyelimutinya. Bahkan ia tak memperdulikan beberapa maid yang terjatuh akibat ulahnya.

"Dimana mommyku?" tanya Azka menatap tajam pria berbadan besar di hadapannya.

"Miss tengah berada di markas tuan muda." jawab pria itu.

Azka bernafas lega mendengarnya, tunggu dulu. Markas? Ah iya ia lupa kalau mommy nya itu adalah seorang leader mafia. Ia sudah tahu? Ya Nia sendiri yang mengatakan padanya. Bahkan Azka tahu jika mommy nya itu adalah seorang CEO terkaya. Namun, bagaimanapun Nia di luar sana, Nia tetaplah mommy nya. Wanita pertama yang membuatnya jatuh cinta dengan kelembutan yang selama ini Nia berikan padanya.

Jatuh cinta? Ya dia mengaku itu. Ia sangat mencintai mommy nya, bahkan ia rela melakukan apapun demi malaikat yang menjelma menjadi mommynya itu. Namun, jatuh cinta yang ia miliki bukan jatuh cinta layaknya lelaki terhadap perempuan. Melainkan seorang anak pada ibunya, sampai kapanpun akan terus begitu. Mommy nya, cinta pertamanya dan akan terus menjadi wanita pertama yang berharga dalam hidupnya.

Oh lihatlah betapa dewasa pemikiran bocah laki-laki ini. Ini berkat didikan yang Nia ajarkan padanya, bahwa untuk menjadi seorang lelaki yang terhormat dan sejati. Ia harus dewasa, berfikir menggunakan logika dan merasakan menggunakan hati. Karena dua itu adalah sepasang yang saling melengkapi. Di saat logika bersikap egois, ada hati yang kembali menyadarkannya. Dan begitu pula sebaliknya, di saat hati terlalu baik untuk semua orang, ada logika yang menyadarkannya. Bahwa tak semua harus menggunakan hati, ada logika yang membuat nya kembali berfikir dengan jalan yang harus di lewatinya dengan benar.

Itulah yang selalu Azka ingat dari sekian banyak nyanyian ah lebih tepatnya ceramah yang keluar dari suara merdu mommy nya. Lihatlah memikirkan mommy nya membuatnya lupa akan niat awalnya.

"Antarkan aku pada mommy ku!" perintah Azka yang di angguki pria itu.

***

"Untuk misi ini aku percayakan padamu Thariq. Dalam misi ini kau hanya harus memanipulasinya, membuatnya lupa akan niatnya sejenak. Ku rasa kau tau apa yang harus kau lakukan setelahnya" ucap Nia menatap tajam pada tangan kanannya itu.

Thariq mengangguk mengerti, sejenak ia menyeringai. "Suatu kehormatan untukku saat kau memberikan ku teknik rahasiamu itu" kekehnya.

Nia mendengus mendengarnya, selalu saja begini. "Bisakah kau serius Mr.Frid?" tanya nya membuat Thariq mengangguk.

"Bagus, kau akan memulai nya sore ini pukul 15:00 di sebuah gedung yang berada di selatan dari markas. Bawalah 5 orang anggota saja, suruh mereka menyamar menjadi bodyguard mu. Karena kau datang bukan sebagai musuh, melainkan sebagai tamu" ucap Nia dengan seringaian di wajahnya.

SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang