🍁SHANIA~62

24.9K 912 50
                                    

"Miss ini beberapa dokumen yang harus anda tanda tangani" ucap Nisa memberikan beberapa dokumen di tangannya di meja. Nia mengangguk dan segera menandatanginya, namun pena nya berhenti bergerak saat mendengar perkataan Nisa, sekretarisnya itu.

"Beberapa perusahaan mengajukan kerja sama dengan kita miss. Di mulai dari perusahaan Gamord, William, Alexander, Xiar dan Fransisco. Jika miss menyetujuinya saya akan membuat pertemuan untuk ini, seperti biasa saya yang akan menhandle semua" jelas Nisa panjang lebar.

Terdiam, itulah ekspresi yang Nia tunjukkan. Kejadian beberapa tahun yang lalu kembali terputar di kepalanya membuatnya memijit pelipisnya merasakan pening yang luar biasa.

"Apa tujuan mereka mengajukan kerja sama ini?" tanya nya membuat lamunan Nisa tersadar. Ia sebenarnya khawatir melihat bos sekaligus adik angkatnya itu yang harus menanggung semua ini sendirian.

"Menurut laporan, keuangan mereka semakin menipis di karenakan kerja sama mereka antar perusahaan selalu gagal." jawab Nisa sembari menatap kertas laporan di tangannya.

Nia menaikkan alisnya bingung, "Apa maksudmu selalu gagal? Bagaimana bisa 5 perusahaan selalu gagal dalam bekerja sama dalam bersamaan? This is freak"

"Ya, anda benar miss. Dan sampai sekarang pun tidak ada yang tahu penyebabnya, ini masih menjadi sebuah tanda tanya yang besar" angguk Nisa setuju.

"Gue harus selidikin ini" gumam Nia yang tak terdengar oleh Nisa.

"Baiklah kau boleh pergi, dan soal kerja sama itu aku menerimanya. Atur pertemuanku dengan mereka, kurasa ini waktu yang tepat" ucap Nia namun tak membuat Nisa berkutik sedikit pun.

"Ada lagi?" tanya Nia heran.

Terdengar helaan nafas kasar dari Nisa, ia menatap Nia penuh intimidasi. "Cukup! Capek gue ngomong formalnya sama lo. Please! Lo yakin Nia? Hmm?" tanya nya lembut.

Nia terkekeh pelan, sosok kakak perempuannya yang cerewet ini pun kembali bangkit setelah sekian lamanya terkubur. Ia memang sengaja tak peduli dengan sikap formal atau lebih tepatnya sok formal Nisa kakak angkatnya itu. Nia ingin melihat sejauh mana ia bisa bertahan, ternyata cuman sampai di sini toh. Lumayan sih:v.

Enam tahun coyy!!

"Udah bangkit? Kemana aja lo hah! " kekehnya membuat Nisa mengerucutkan bibirnya kesal.

"Nia!! Gue serius. Please! Jangan bercanda"

Nia tersenyum menatap Nisa, "Gue serius, gue rasa gue harus kembali. Gue bukan anak kecil lagi kak, gue udah dewasa gue harus menyelesaikan ini semua. Gue juga mau hidup tenang dan bahagia, sama kaya perempuan-perempuan normal di luar sana" ucapnya.

"Terus, cabe kering itu gimana nasibnya?" tanya Nisa.

"Cabe kering?" beo Nia yang di angguki oleh Nisa.

"Ck, kata Thariq lo nyekap tuh cabe kering. Siapa sih namanya, Selli? Sella hah?"

"Sella" koreksi Nia dengan senyum miringnya.

"Tenang aja, kabar kematiannya akan terdengar di telinga lo" seringai Nia lalu pergi meninggalkan Nisa dengan bulu kuduk yang sudah meremang.

"Cari tahu penyebab kegagalan kerja sama perusahaan Gamord , William, Alexander, Xiar dan juga Fransisco" ucap Nia pada seseorang di sebrang telpon.

"... "

"Hmm, gue tunggu besok harus ada di atas meja gue"

Tuttt.. Tutttt.. Tuttt..

"Mari kita lihat siapa yang kembali bermain-main dengan api lagi" ucap Nia di sertai dengan senyuman iblisnya.

***

SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang