🍁EXTRA CHAPTER!

27.4K 849 41
                                    

"Gerry!!!" panggil seorang wanita dengan suara indahnya sembari mengusap-usap perutnya yang buncit.

Bahkan saking indahnya sampai membuat anak laki-laki berusia sebelas tahun di sebelahnya kaget dan hampir menjatuhkan ponsel mahalnya. Anak laki-laki itu mengusap dadanya pelan, lalu memandang mommy nya kesal.

"Apa lagi sayang" sahut Gerry dengan wajah lelahnya. Ia menghampiri wanita itu yang sekarang menjadi istrinya dari setahun yang lalu.

"Apa lagi? Kamu bosen rawat aku hah! Hiks, ini perut jadi besar gini juga gara-gara kamu tahu hiks!,"

Nia mulai menangis sesegukan, membuat Gerry dan Azka gelagapan bukan main. Tak heran jika Nia menjadi cengeng dan manja, mengingat kehamilannya yang telah memasuki 9 bulan.

"Daddy!" geram Azka memandang Gerry tajam.

Sedangkan yang di tatap hanya pasrah, "Sabar, bini gue lagi bunting" batinnya.

"Eh-eh nggak kok sayang aku gak bosen. Jangan nangis yahh" bujuk Gerry sambil mengelus- elus pundak dan perut Nia.

Nia menghempaskan tangan Gerry kasar. "Bilang aja kamu ilfeel kan sekarang sama aku hiks karena aku gendut. Tapi lo juga yang bikin gue jadi jebrok gini! Hikkss huaaa" tangisnya tambah pecah dan semakin membuat Azka dan Gerry gelagapan.

"Ayo Azka kita pergi aja dari sini" ajak Nia sambil menarik tangan Azka.

"Sekolah Azka mom?" tanya Azka, sebab ia sudah memakai seragam sekolah lengkap.

"Repot amat sekolah punya mommy ini, ayo buruan"

Gerry mengusap rambutnya frustasi, ia segera mengejar Nia yang kini berada di pintu rumah. "kamu mau kemana sayang? Kamu lagi hamil" ucapnya.

Nia tak menjawab namun ia segera masuk ke dalam mobil diikuti dengan Azka di belakangnya. Saat Gerry ingin mengejar dengan mobilnya, Nia kembali teriak.

"JANGAN NYUSULIN GUE! LO KERJA AJA SANA" teriaknya.

"Untung bini, kalo bukan" geram Gerry lalu pergi menuju kantornya.

***

"Assalamualaikum," ucap Nia saat masuk ke dalam masion keluarga William yang sekarang menjadi keluarganya juga.

"Walaikum salam, Astaga Nia sama siapa ke sini? Mana Gerry?" tanya Adrina sambil menengok-nengok ke belakang Nia mencari keberadaan putranya.

"Kerja lah mi"

Nia menghempaskan bokongnya di sofa, diikuti dengan Azka di belakangnya.

"Grandma, ada susu coklat gak? Azka haus" ucap Azka membuat Adrin tersenyum geli padanya.

"Ada kok sayang, mau Grandma bikinin?" tawarnya.

"No! Biar Azka aja, Azka udah gede tahu" jawab Azka cepat lalu berlari menuju dapur.

Adrina terkekeh geli melihat tingkah cucunya itu. Cucu? Hmm Adrina telah menganggap Azka sebagai cucunya sendiri, walaupun Azka bukan anak dari putranya, namun Adrina tak peduli. Bahkan ia merasa bahagia memiliki cucu seperti Azka, sangat menggemaskan menurutnya.

"Awshh" ringis Nia yang membuat perhatian Adrina teralihkan padanya.

"Kenapa Nia?" tanya Adrina dengan wajah khawatirnya.

Nia tak menjawab ia tetap meringis memegangi perutnya yang semakin lama semakin sakit. "Ka-yaknya udah waktunya mi" ucapnya terbata-bata.

SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang