🍁SHANIA~43

18.8K 615 6
                                    

"ada apa kak?"  tanya Nia saat memasuki ruangannya, terlihat Nisa terkejut melihat Nia yang tiba-tiba bertanya.

"Ck, ngagetin aja sih" cibir Nisa.

Suasana tiba-tiba saja mencekam saat Nia menatap Nisa dengan tatapan andalannya, tatapan dingin. Seakan mengisyaratkan dirinya lagi tak ingin berdebat.

"Eh- ehem, begini miss. Kantor yang berada di New York sedang mengalami masalah yang tidak bisa di handle oleh Susan. Jika miss tidak turun tangan, kantor di sana terancam bangkrut" jelas Nisa dengan formal.

Hening, tak ada sahutan dari Nia. Membuat Nisa kesal karena setelah ia menjelaskan panjang lebar, tak ada satu kata pun yang keluar dari bibir bosnya itu.

"Inginku berkata kasar" gumam Nisa geram.

Nia menghembuskan nafasnya pelan, kemudian menatap Nisa, "Bilang ke Susan, Saya akan berangkat mungkin beberapa minggu lagi." ucapnya.

"Baik"

"Bagus, kamu boleh keluar " ucap Nia menunjuk pintu dengan dagunya. Nisa hanya pasrah, lalu keluar mungkin mood bos nya itu tengah down.

Drrrtttt...

Lamunan Nia tersadar saat mendengar suara ponselnya. Ia melihat ponselnya, dan tertera Daddy nya yang menelfon.

"Hallo dad" ucap Nia.

"Daddy gak mau tahu kamu lagi dimana, sekarang kamu pulang!! "

Tutt tutt tuttt...

Alis Nia terangkat saat mendengar perkataan Fahri, tak biasanya daddy nya itu seperti itu. Perasaan Nia mendadak tak nyaman, namun segera ia tepis. Nia mengambil tasnya lalu berjalan ke luar.

***

Thariq
Bos, Farah dan Clara keluar dari GB. Mereka bilang gak bakalan mau gabung kalo masih ada bos.

Nia menghela nafas saat membaca sebuah pesan dari Thariq. Ia tak habis pikir kepada dua sahabat nya itu. Hanya karena dirinya mereka harus keluar.  Apakah mereka tak ingat jika mereka dan dirinya lah yang membangun Gangstar yang bernama Golden Black itu. Namun, kenapa? Itulah yang kini tengah berputar-putar di kepala Nia.

"Nah, dari mana saja kamu?" tanya Fahri yang kini tengah berhadapan dengan Nia. Mata Fahri tak luput menatap putrinya itu dengan tatapan yang sangat tajam.

Nia meringis melihat tatapan daddy nya itu, namun satu  pertanyaan singgah di otaknya. Apakah ia membuat kesalahan?. Sepertinya tidak.

"Dari kantor dad"

Fahri tertawa remeh mendengar jawaban putrinya itu. "Gak usah bohong, daddy gak pernah ngajarin kamu berbohong" ucapn Fahri tegas.

Nia semakin tak mengerti dengan daddynya. Memang ia tengah berbohong karena tak pergi ke kantor daddy nya melainkan ke kantor miliknya . Namun, biar pun ia tak ke kantor daddy nya, Fahri tak pernah terlihat marah seperti ini.

"Daddy kenapa sih? " tanya Nia heran, ia menatap Mommy nya dan juga kakaknya seolah minta penjelasan. Namun Sindy dan Satria tak menghiraukannya melainkan menatapnya dengan raut bisa di bilang kecewa.

Kecewa?, kenapa? Karena apa?

"Kamu gak usah bohong lagi. Ngapain kamu ke hotel sama lelaki yang layak di panggil Om-om hah!? " tanya Fahri, kali ini terdengar seperti bentakan.

SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang