🍁SHANIA~34

18.5K 656 10
                                    

Priittttt!!!!

40 menit berlalu, pluit berbunyi panjang pertanda pertandingan selesai.

Tim Gerry bertos ria, karena membawa pulang kemenangan. Para suporter SMA Gamord pun bersorak-sorak bahagia melihat tim kebanggaan mereka menang.

"Keren bro!!" seru Reno, memeluk Gerry ala lelaki.

"Yoi, lo emang hebat" puji Satria pada Gerry.

"Kita semua hebat bukan cuma gue. Akibat kerja sama kalianlah kemenangan berpihak pada kita" ucap Gerry.

Mereka tersenyum bangga pada Gerry, walaupun sebenarnya yang banyak meraih point itu adalah Gerry. Tapi Gerry menganggap itu bagian dari kerja sama tim. Tak pernah membeda-bedakan.

Gerry menghampiri Nia yang menatapnya dengan tatapan sinis. Mungkin, masih marah tentang first kiss nya, fikir Gerry.

"Sinis amat sih" goda Gerry mencolek dagu Nia.

"Hmm" Sahut Nia, namun tangannya mengelap keringat yang membasahi wajah tampan Gerry.

Gerry tersenyum lalu mendekat pada Nia. "senyum dong, biar jelek" ejeknya, tangannya menarik kedua sudut bibir Nia.

Nia menatap malas Gerry, jujur ia masih sangat kesal pada Gerry. Padahal ia sudah menjaga First kiss nya selama 18 tahun untuk suaminya kelak. Namun, Gerry dengan seenak jidat mencurinya.

"Apha lho lhihat lhihat" ucap Nia tak jelas karena sudut bibirnya masih di tarik oleh Gerry.

Gerry terkekeh kecil, ia mendekatkan wajahnya pada Nia. Nia terdiam menahan nafasnya. Dan

Cup

Mata Nia melotot sempurna, karena lagi-lagi benda kenyal menyentuh bibirnya. Ia menatap Gerry tajam, lalu menunjukkan kepalan tangannya ke depan wajah Gerry.

"Gerryyy!!! Itu First kiss gue!!!" rengek Nia.

"Yang barusan bukan first kiss lagi tapi second kiss," kekeh Gerry.

Wajah Nia merah padam menahan malu karena banyak pasang mata yang menatap mereka.

"Uluh- uluh pipinya merah, mau di cium juga hmm?" tanya Gerry jahil, tangannya mengusap pipi merah Nia.

Nia tidak tahan lagi, ia menghempaskan tangan Gerry lalu pergi.

Gerry gemas sendiri melihat wajah kesal kekasihnya itu. Ntah sejak kapan membuat Nia kesal menjadi hobinya.

***

"Selamat yah buat kalian" ucap Farah dan Kinar pada Satria dan Reno.

"Iya, thanks yah. Thanks juga udah mau nonton" ucap Satria pada mereka berdua namun matanya menatap Farah.

Farah yang di tatap menjadi salah tingkah sendiri,membuat Kinar yang berada di sebelahnya terkekeh.

"Kalo ngomong yang sportif dong, matanya jangan liat ke satu orang aja. Di sini orangnya dua loh" sindir Kinar.

Satria merasa di sindirpun pun menggaruk tengkuknya tak gatal. Ia malu karena ketauan menatap Farah.

"hmm, Ren selamet yah" ucap Clara pada Reno.

Satria, Farah dan Kinar menoleh pada Clara lalu tersenyum geli. Mengerti keadaan mereka pun pergi meninggalkan Clara dan Reno berdua.

"Peka juga sahabat gue" batin Reno, tersenyum senang saat melihat teman-temannya pergi.

"Hey Ren! " Tegur Clara.

"Eh iya Clar kenapa?" tanya Reno.

Clara memutar bola matanya malas, "Bengong aja," ucapnya, tangannya menyodorkan botol air pada Reno.

Reno dengan senang hati menerimanya, ia sebetulnya merasa heran kenapa Clara tiba-tiba berubah padanya. Namum, ia tak ingin saat ia menayakan alasannya sikap Clara kembali lagi seperti dulu.

"Gue berasa mimpi" ucap Reno.

Clara menatap Reno heran, "berasa mimpi?" beo nya.

"iya, bagaikan air surga yang tuhan siram kepada ku. Karunia mana yang engkau nistakan" lebay Reno.

"Dasar gila" cibir Clara.

Rio terkekeh, "jangan berubah yah" ucapnya serius menatap lekat mata Clara.

"Maksudnya?" tanya Clara tak mengerti.

"Sikap lo ke gue" jawab Reno.

Clara tersenyum lalu mengangguk, "bantu gue yah" ucap Clara.

"Bantu apa?"

"Bantu buat buka pintu hati gue buat lo. Lo tenang aja gue lagi usaha buat buka pintu hati gue, dan lo mau kan bantuin gue?" tanya Clara.

Reno tersenyum bahagia mendengarnya, "Gue janji bakal buat lo nyaman sama gue. Dan tentunya gue bakal bantu lo buat buka pintu hati lo buat gue" ucapnya.

"makasih yah" ucap Clara.

"Gak harusnya gue yang maksih karena lo udah mau buka pintu hati lo buat gue"

Clara mengangguk, ia langsung memeluk Reno erat. Reno terdiam sejenak, namun ia langsung membalas pelukan Clara.

"Tuhan memang adil," batin Reno.

***
Vote and koment!

Bye!

SHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang