4. Complain

24.5K 3K 381
                                    


Enemy loading...






Soobin memijit pelipisnya, ia membuka matanya dan disambut dengan deretan para antek-antek sekolah yang cukup populer.

Menghela nafas, Soobin menatap satu persatu dari mereka, "Jadi nona dan tuan-tuan sekalian, maunya gimana?"

"Nih ya bin, my bro, bisa ngga ratunya jangan si preman pasar? Gila lo! Ogah gua punya ratu model dia!" Beomgyu melirik Ryujin sebentar sebelum kembali menatap Soobin.

Ryujin berdecih tak percaya, "heh combro, siapa juga yang mau jadi ratu lo? Males asli. Mentang-mentang Soobin temen lo, ngga usah maksa make koneksi kali. Gua mau jadi ratu asalkan jangan dia rajanya."

"DAN GUA GA MAU JADI PUTRI TIDURNYA!"

Suara keras Yeji berhasil membuat semua mata menoleh ke arahnya.

"Lagian lo emang ngga cocok, kenapa ga gua aja si bin?" Sisi ikut kesal karena mendapatkan peran yang tidak ia inginkan.

Lia tertawa sebentar, "cocok kok si, udah gausah ngehalu jadi putri tidur. Terima takdir aja ngapa si,"

"Ngurusin hidup orang banget sih lu? Urusin aja noh badan gendut lo. Kebanyakan makan si," balas Lia sengit.

Lia tertawa tak percaya, manik matanya menatap Sisi kesal.

Gendut? Apa seoyeon tak salah bicara? Seorang Lia yang sangat dipuja-puja para kaum Adam dibilang gendut oleh seekor kutu rambut?

"Oke, nyonya Sisi yang terhormat. Apa perlu gua beberin ke satu sekolah tentang semua kebusukan lo? Nah, ayo kita lihat ada informasi apa disini." Lia tersenyum manis sebelum akhirnya tangannya berusaha mencari sesuatu didalam tasnya.

"Oh my god si... lo ngapain ke hotel sama kepsek kita?" tanya Lia menutup mulutnya kaget, setelah melihat sebuah foto di galeri ponselnya.

"Fuck."

Sisi berdecak kesal, ia sempat lupa Lia memergokinya kemarin. Bagaimana bisa ia meremehkan Lia yang jelas-jelas berulangkali menghancurkan mental siswa lain yang mengganggunya. Bahkan saat ini saja Sisi sudah merasa khawatir dengan apa yang akan Lia lakukan selanjutnya.

"Besok gua kasih lagi satu box, sorry." Sisi dengan segera memberi 2 bungkus coklat milik Clara ke Lia.

"Coklat gua anjir!"

"Berisik, ntar gua ganti."

Lia menghentikan aktivitasnya, ia tersenyum puas menerima pemberian coklat Sisi. "Repot-repot deh,"

"Ga sia-sia gua punya temen kek lo," Chaeryeong merebut satu coklat dari tangan Lia dan memakannya.

"Kebiasaan!" Kesal Lia menatap malas Chaeryeong.

Disatu sisi, sang ketua OSIS masih disibukkan melerai raja dan ratu beserta putrinya yang sedang berdebat. Yeonjun membantu menenangkan Yeji, sedangkan Taehyun hanya menonton.

"Ji tenang ji, jangan ngamuk. Nanti gua bantu ud-- Allahu akbar!" Yeonjun terdorong kebelakang, tangannya menyentuh ubin dan lecet. Yeji tidak sengaja mendorongnya, mirisnya lagi tidak ada yang mau membantu menolong.

"GUA NGGA MAU POKOKNYA! LO MAU GUA TONJOK??"

Soobin membulatkan matanya saat melihat Yeji mengepalkan tangannya dan bersiap melayangkannya ke arah wajahnya. Dengan segera ia bersembunyi dibalik punggung Beomgyu sambil bergumam, "Yeji nyeremin banget si buset,"

"Dih anjir ngapain sembunyi dibelakang gua si? Yang kena gua ntar kampret!" ucap Beomgyu ikut was-was.

"Nahkan nahkan, tuh anak makin deket aja." Beomgyu menatap Yeji ngeri, "Baim masih mau hidup ya Allah. Maafin Baim,"

Soobin menjitak kepala temannya itu, bisa-bisanya ia bercanda disaat seperti ini.

"Ji udah ji, ngamuk mulu si lu ilah bikin susah aja." Ryujin menarik kepalan tangan Yeji, namun tangannya masih belum mau turun bahkan sudah hampir meninju pipi kanan Beomgyu.

Ryujin menghela nafas jengah, "diem anjing." lalu menyikut perut Yeji cukup kuat.

Sontak Yeji langsung memegang perutnya menahan sakit. Ia mendongakan kepalanya, menatap Ryujin kesal. Raut wajahnya yang tadi terlihat kesal seketika berubah menjadi menggemaskan.

Yeji mencebikan bibirnya, kakinya ia hentak-hentakan ke ubin. Seperti anak kecil yang marah dan ngambek karna bonekanya direbut.

Soobin, Beomgyu, Taehyun dan Yeonjun melongo tak percaya. Sedangkan Lia dan Chaeryeong bersikap biasa saja sambil memakan coklat mereka. Sudah terbiasa dengan pemandangan itu. Ryujin menatap jengah Yeji, kesal karna selalu dibuat ribet. Yuna? Ia malah sibuk berbincang dengan Kai, mereka sesekali tertawa. Seakan tak peduli dengan sekitarnya, entah apa yang sedang mereka bahas.

Berbeda dengan Clara, Bella, dan Angel yang menatap ilfeel Yeji. Sisi berdecih, "cih, caper."

"Jiji banget ga si liatnya?" Angel ikut angkat bicara.

"Ada ya cewek monster kek dia?"

"Geli gua liatnya,"

Soobin mengedipkan matanya beberapa kali, berusaha mencerna pemandangan yang dilihat matanya. Merasa situasi sudah lumayan membaik, ia kembali ke posisinya sebelumnya.

"Jadi gini ya kawan-kawan ku, peran yang kalian dapetin bukan gua yang milih. Kan gua udah bilang, dewan guru yang milih. Jadi kalo mau protes apalagi ngamuk silakan ke Pak Suga selaku penanggung jawab pensi." Soobin menekankan beberapa katanya untuk menyindir Yeji.

Yeji sendiri hanya menatap tajam soobin. Sebenernya ia berani saja protes ke guru. Tapi pengecualian untuk Pak Suga, guru killer yang ditakuti oleh seluruh siswa bahkan termasuk beberapa guru. Cari mati namanya kalo sampe berani ngamuk ke Pak Suga.

Bibir mungilnya bergumam kecil, "Dendam apa gimana si tuh Agus ke gua, kesel banget gua sama dia.


"Betul, saya dendam sama kamu."

"YE KAN? AP--" Yeji menggantungkan kalimatnya setelah tahu siapa yang tadi menjawabnya, "fak... "


Pak Suga menatap tajam Yeji, "kamu barusan mengumpat ke saya?"

Yeji gelagapan.

"PAK! INI TIDAK SEPERTI YANG BAPAK LIHAT!"



macem-macem sama lia:lia tinggal klik share, yang ngehujat satu negara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

macem-macem sama lia:
lia tinggal klik share, yang ngehujat satu negara

ENEMY [ REVISI ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang