32. Ngga boleh nethink

11.9K 1.9K 111
                                    

Enemy loading...



Sudah lebih dari 2 minggu semenjak Ryujin ikut mengantarkan Hyunjin ke bandara. Hingga saat ini kekasihnya itu sama sekali tidak ada memberi kabar padanya. Sering kali Ryujin menanyakan Hyunjin pada kembarannya. Namun jawaban yang ia terima selalu sama, Hyunjin memang selalu sibuk dengan urusan perusahaannya.

Saat ini Ryujin sendiri sudah siap dengan penampilan casual nya. Ia sedang menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Yuta sendiri sibuk dengan urusan bengkelnya. Yah mau bagaimana lagi, mereka berdua sudah tak memiliki orang tua. Sebagai kakak, mau tak mau Yuta harus menjadi tulang punggung keluarga. Meskipun setiap bulan mereka akan dikirimi uang oleh nenek mereka yang berada di Jepang.

"Kok elo yang ke sini?" tanya Ryujin saat melihat orang yang menjemputnya bukanlah Beomgyu.

"Beomgyu nyuruh gue jemput lo, dia agak telat ada urusan dulu sama abangnya." jawab cowok tersebut duduk pada kursi kayu yang berada diteras rumah Ryujin.

"Ya udah ayo, ntar yang lain pada nungguin." balas Ryujin beranjak berdiri.

"Lah anjir, baru juga gue duduk neng."

"Peduli setan,"

Cowok itu mendengus, namun tetap menuruti perintah Ryujin.








"Wess, sorry sorry telat."

Beomgyu tersenyum menampilkan cengiran lebarnya.

"Udah telat, cengengesan lagi lo." dengus Taehyun.

Beomgyu mengerucutkan bibirnya, mengabaikan omelan Taehyun— matanya menelisik melihat gadis kesayangannya tengah berbincang dengan Soobin.

Sejak kapan mereka akrab?

"Yeji, Chaeryeong, Taehyun sama Lia ikut di mobil gue ya. Sisanya ikut di mobilnya Beomgyu." ucap Yeonjun setelah memastikan TxT dan Itzy telah lengkap berkumpul di kediaman Yuna.

Rencana dadakan mereka minggu lalu untuk bersenang-senang bersama akhirnya terwujud pada hari ini. Mereka kini sudah duduk rapi di dalam mobil yang telah ditentukan oleh Yeonjun.

Beomgyu yang tengah menyetir melirik pada Kai melalui spion.

"Jadi..."

Beomgyu menggantung kalimatnya, ia bingung ingin melanjutkan kalimatnya atau tidak.

"Iya putus kak," jawab Yuna paham maksud dari Beomgyu.

"Ngh, kalian kenapa bisa putus deh? Kan adem ayem aja tuh." tanya Soobin hati-hati.

Yuna hanya tersenyum menatap keluar jendela. Soobin menggaruk tengkuknya yang tak gatal— suasananya canggung sekali. Terlebih lagi ia kini berada ditengah keduanya.

"Yuna bakal dijodohin sama jisung," celetuk Kai masih setia melihat keluar jendela.

Ketiganya segera melotot saat mendengar jawaban Kai. Hey, yang benar saja. Mereka berdua bahkan masih berusia belia.

"Bukannya kalian sahabatan dari kecil Yun? Kalian juga udah kayak adek kakak kan?" tanya Ryujin tak mengerti.

"Biasa, bisnis." jawab Yuna tersenyum kecil.

ENEMY [ REVISI ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang