Hyunjin menatap gundukan didepannya. Mata indahnya menyiratkan banyak kerinduan akan sosok sang masa lalu.Senyum kecil terlukis diwajahnya, "apa kabar?"
"hari ini aku singgah sebentar ke Indonesia. Ya, nanti bakal balik lagi sih. Liburan anak-anak ngajak kesini, jadi ya gitu."
Hyunjin tetap berceloteh, meski ia tau— tak kan pernah ada jawaban suara yang selalu ia ingin dengar.
Hyunjin diam sebentar, lalu kembali tersenyum. Matanya menatap pada sang istri, membiarkan perempuan itu untuk berganti menyapa.
"halo, Ryujin. Pertama kali aku ketemu kamu, waktu aku sama Hyunjin mau nikah ya?" mata sipit itu terlihat cantik saat ia berbicara.
"sekarang kami udah punya anak, namanya Hyuno. Kata Hyunjin, mata Hyuno mirip sama kamu. Dan aku setuju setelah ngelihat foto kamu."
"Hyuno ngga mau nyapa tante Ryujin?" tanya Hyunjin pada buah hatinya.
Dibantu sang ayah, Hyuno berjalan mendekat pada gundukan tanah didepannya.
"Nama aku Hyuno, umur ku 4 tahun. Tahun depan udah bisa masuk TK." Hyuno terus berceloteh, meski kondisi tubuhnya sangat lemah. Sebenarnya, Hyuno anak yang begitu ceria dan banyak bicara.
"kata daddy, tante cantik terus galak sama kuat. Hyuno mau ketemu tante. Hyuno mau minta diajarin taekwondo juga. Biar Hyuno bisa kuat!" kata Hyuno mengacungkan tangannya tinggi-tinggi.
Wonyoung tak bisa menahan senyum nya saat melihat anak tunggalnya itu begitu bersemangat.
"Jin udah? Mommy udah nunggu dirumah,"
Hyunjin menoleh, mengangguk pada Yeonjun yang sedari tadi menunggunya.
Hyunjin menaruh setangkai bunga pada gundukan tanah yang telah ia bersihkan itu. Beberapa menit ia hanya memandangi kuburan Ryujin.
Sebelum tepukan Wonyoung pada pundaknya menyadarkannya.
Keluarga kecil itu meninggalkan pemakaman dengan Hyuno yang berada dalam gendongan sang ibu.
"dadah tante Ryujin."
Jika Hyunjin mampu menjalani hidupnya lagi dengan baik, tanpa beban. Berbeda dengan Beomgyu, meski ia kini telah memilili keluarga kecil yang ia sayang.
Jiwanya tetep terasa sepi.
Sorot mata itu menatap kosong dan sendu nisan Ryujin. Mengambil nafas dalam dan mengeluarkannya pelan— Beomgyu memaksakan senyum kecilnya.
Lia melirik sekilas, tak ikut duduk disamping sang suami. "aku ke makam Soobin dulu," ujarnya membenarkan gendongan Gyura.
Beomgyu menoleh, tersenyum tipis— ia mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY [ REVISI ] ✓
FanfictionMereka tidak suka satu sama lain. Untuk sekedar menyapa pun enggan. Itzy yang muak terus dibandingkan dengan TxT dan TxT yang jengah melihat kelakuan urakan Itzy. Lantas, dengan tiba-tiba mereka dipersatukan ke dalam sebuah pertunjukan drama yang h...