Enemy loading..."ah iya, bulan depan pasti saya bayar kok. Bengkel akhir-akhir ini sepi jadi ya gitu pak hehe. iya pak, makasih banyak. Iya pasti kok pasti. makasih pak,"
Yuta menutup teleponnya. Ia menghela nafas, kemudian berbalik badan menemukan Ryujin yang tengah meminum segelas air putih dan menatapnya heran.
"ada apa bang?" tanya Ryujin.
"engga ada. Udah jenguk Hyunjin? Kamu harus minta maaf sama keluarga dia juga."
Ryujin meletakkan gelasnya dimeja, menjawab pelan "iya, abis ini kok."
Yuta menoleh, "oh iya mau naik apa kesana?"
"sama Beomgyu, itu dia udah didepan."
"dek?" Yuta mengernyit tak habis pikir, "abang anter aja,"
"kita udah janji bareng. Lagian kita juga udah putus, kali ini aja."
Yuta mendesah, namun akhirnya mengangguk menyetujui permintaan adiknya.
"lo duluan deh yang masuk. Gue pikir, ga enak juga kalo kita dateng kesana berdua. Nanti gantian aja, kalo ngga gue besok juga bisa." ucap Beomgyu tak beranjak dari motornya.
Ryujin mengangguk, "oke, kalo gitu gue duluan."
Selepas kepergian Ryujin, Beomgyu memilih berjalan-jalan disekitar rumah sakit. Ia menepi duduk dibawah pohon rindang yang berada sedikit jauh dari pintu masuk rumah sakit. Tempat ini juga lumayan sepi tak banyak orang-orang yang berlalu lalang.
Bugh!
Beomgyu tersungkur, ia mendongak menatap bingung sosok tinggi didepannya yang menyerangnya tiba-tiba.
Bugh!
Satu pukulan kembali mengenai tulang pipi Beomgyu. Namun yang ia lakukan hanya diam menunggu sosok didepannya bersuara menjelaskan.
"lo ga cukup sanggup ternyata buat jagain Ryujin. Gue tau lo selama ini main dibelakang Hyunjin, tapi gue diem karna Ryujin bahagia bareng lo. Tapi gue salah,"
Beomgyu menyentuh sudut bibirnya yang robek, perih.
"jangan bikin gue mikir kalo apa yang gue perkirain selama ini bener."
Sosok didepannya tersenyum miring, "lo bener kok,"
Beomgyu berdiri, ia terkekeh. "selama ini lo suka sama Ryujin?"
"suka? Gue cinta, bukan sekedar 'suka' yang lo bilang."
"cinta kata lo? Cih, lo terobsesi sama dia bukan cinta."
"okay, i'll admit it. karna itu gue nyerah dan biarin Ryujin bareng sama cowo pilihannya. Tapi lo cuman bikin dia susah, apa lo pernah ngeliat dia nangis untuk sekali aja? Ngeliat dia rapuh didepan lo? Gue rasa engga."
Beomgyu diam, dia memang tidak pernah melihat Ryujin menangis apapun keadaannya.
Sosok itu semakin tersenyum remeh, "nyatanya lo ngga tau apapun tentang dia, Choi Beomgyu."
Beomgyu mengangguk, "oke, tapi itu lebih baik dari pada elo yang merasa tau segalanya tentang Ryujin. Padahal nyatanya elo itu cuman sebatas..."
"stal-ker."
Beomgyu menekankan kata terakhirnya.
Bugh! Bugh!
"kalo aja lo bukan temen gue, i'll kill you."
Ryujin berjalan pelan dikoridor rumah sakit. Jarinya tak berhenti bergerak, ia gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY [ REVISI ] ✓
FanfictionMereka tidak suka satu sama lain. Untuk sekedar menyapa pun enggan. Itzy yang muak terus dibandingkan dengan TxT dan TxT yang jengah melihat kelakuan urakan Itzy. Lantas, dengan tiba-tiba mereka dipersatukan ke dalam sebuah pertunjukan drama yang h...