Enemy Loading..."ih jangan main sama dia,"
"dia ga punya bapak loh,"
"kok bisa gitu ya?"
"kalo kata mamaku anak haram,"
"haram? Ih, jijik banget."
Anak laki-laki berumur 8 tahun itu menggenggam erat tas ranselnya. Dengan seragam berwarna merah putih yang sedikit lusuh, ia berjongkok— menunduk. Membiarkan ketiga teman sekelasnya mengganggunya.
"anak haram anak haram anak haram~"
"ngga punya bapak kasian banget." ucap salah satunya menendang-nendang punggung anak tersebut.
Melihat kelakuan salah satu temannya, keduanya jadi ikut memukul asal anak laki-laki tersebut. Tentu saja masih dengan ejekan-ejekan yang terus menggema ditelinga.
"Hoy ngapain tuh?!"
Ketiganya menoleh, menatap sosok gadis dengan rambut yang dikuncir kuda. Lengan seragamnya tergulung hingga bahu.
Gadis itu berjalan menghampiri mereka. Ia menatap lama sosok yang tengah menangis terisak meraung menyebut nama-- yang gadis itu tebak adalah ibunya.
"kalian apain dia?" tanya gadis itu menatap galak ketiga anak laki-laki didepannya.
"ih kabur yuk kabur, abangnya serem loh."
"itu kan Ryujin hih,"
"kabur! Nanti kita digebukin sama dia!"
Ketiga anak laki-laki tersebut saling mendorong lalu berlari meninggalkan Ryujin kecil yang masih berdiri diam.
"hiks... hiks..."
Ryujin kembali menoleh pada anak laki-laki yang masih saja menangis sesegukan.
"cengeng," katanya menatap galak.
Anak laki-laki tersebut semakin menangis dan menempelkan tubuhnya pada dinding dibelakangnya.
Ryujin berjalan mendekat, ia berjongkok kemudian menepuk-nepuk rambut anak laki-laki tersebut yang sedikit kotor. Ia juga membantu membenarkan seragam SD anak tersebut yang berantakan.
"nama kamu siapa?" tanya Ryujin dengan nada suara yang lebih lembut.
Anak laki-laki tersebut mendongak, menatap takut Ryujin.
"siapa?" tanya Ryujib melotot, gemas karna pertanyaannya belum juga dijawab.
"so- so sowwsroo so..." cicitnya terbata-bata
Ryujin mengernyit, namun kemudian menarik lengan anak tersebut hingga ia berdiri.
"oke sosro, sekarang kamu pulang. Bareng aku,"
"loh nak? Soobin? Kamu kenapa sayang?"
Wanita muda dengan paras yang cantik keluar dari rumah, menghampiri Sosro— alias Soobin yang masih sesegukan dengan tangan yang tetap digenggam oleh Ryujin.
Sandara bersimpuh, memandang cemas kondisi anaknya yang sedikit berantakan dan kotor.
Ryujin menatap polos sandara, kemudian mengulurkan tangannya yang menggengam tangan soobin.
"anak tante tadi nangis diujung jalan,"
Sandara menoleh, berganti menatap Ryujin.
"dia cengeng," ucap Ryujin lagi mendengus— melepaskan genggamannya dan melipat tangannya di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY [ REVISI ] ✓
FanfictionMereka tidak suka satu sama lain. Untuk sekedar menyapa pun enggan. Itzy yang muak terus dibandingkan dengan TxT dan TxT yang jengah melihat kelakuan urakan Itzy. Lantas, dengan tiba-tiba mereka dipersatukan ke dalam sebuah pertunjukan drama yang h...