43. See you again

13.7K 1.7K 409
                                    


Yeonjun masih setia menggenggam tangan Yeji yang terus berkeringat. Mulutnya bergerak mengucapkan segala kalimat penenang untuk Yeji.

Yubin sendiri duduk dengan gelisah, sudah lebih dari 5 jam matanya sering kali melihat ke atas pintu tanda dimana terdapat tulisan berwarna hijau bahwa mereka masih melakukan operasi.

Lia berjalan kesana kemari sembari mengigit ibu jarinya, ia merasa lelah sejak kemarin belum beristirahat. Namun, ia juga tak tega meninggalkan Yeji dan tante Yubin sendirian.

Klak!

Lampu penanda tersebut mati, menampilkan sosok dokter dengan seragam hijaunya keluar dari ruang operasi.

Yubin segera menghampiri dengan raut wajah yang gelisah.

Dokter tersebut membuka maskernya, "alhamdulillah operasi berjalan lancar bu"

Mendengar berita baik tersebut, Yubin tak mampu menahan air matanya begitu pula dengan Yeji yang menangis dipelukan Yeonjun.

Hyunjin sudah dipindahkan ke dalam ruang rawat dengan Yeji yang duduk disampingnya. Tidak ada henti-hentinya Yeji mengelus punggung tangan Hyunjin dan mengecupnya. Ia sangat bersyukur akhirnya saudaranya bisa kembali sehat seperti dirinya.

Lia pamit untuk ke kamar mandi, sedangkan Yubin tengah berbincang dengan dokter yang mengurus hyunjing diruangannya. Tersisa Yeonjun dan Yeji saja.

Yeonjun meraih ponselnya, ia baru sempat membuka benda pipih itu. Alisnya bertautan saat melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari —Felix— tetangganya tersebut.

Namun, matanya membulat tatkala membaca pesan singkat dari Felix.

"Ji," panggil Yeonjun meneguk ludahnya.

"kenapa?" tanya Yeji heran, pasalnya wajah Yeonjun berubah menjadi pucat.

"Ryujin-- Ryujin kecelakaan."
















Kai menarik lengan Yuna, membuat sang empu menoleh.

"Kai kenapa si?! Yuna udah turutin kemauan kamu buat kesini saat udah pagi nanti, tapi kenapa kamu masih Nahan yuna?! Kakak Yuna kecelakaan kamu ngerti ngga sih?!"

Kai sedikit tersentak mendengar nada tinggi dari kalimat Yuna. Gadis itu untuk pertama kalinya terlihat semarah itu padanya.

"maaf," lirih Kai melepaskan genggamannya dan membiarkan yuna berlari mendahuluinya.

Kai mengangkat kepalanya menatap sekeliling penjuru rumah sakit. Ia berkali-kali menelan kasar ludahnya saat tak sengaja berpapasan dengan sosok-sosok penunggu rumah sakit tersebut.

Jam 4 pagi masih terlalu mencekam untuk ia datang ke sini. Dengan mata yang bergerak gelisah ia berjalan cepat mencoba menyusul Yuna, bibirnya tidak ada henti menggumam— merutuki kedua mata sialannya.

Kai sedikit memicingkan matanya saat melihat Yuna tengah berbicara dengan seseorang diujung sana.

"oh kak Li?" gumamnya.

Yuna bercerita pada Lia dengan wajah yang sangat khawatir disusul Kai yang sudah ada diantara mereka.

"i-ini beneran? Ngga bohong kan?" tanya Lia.

"serius kak, kenapa gue harus bohong?" jawab Kai.

"oke, lo tahu dimana ruangnya Ryujin kan?"

ENEMY [ REVISI ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang