14. Satpam tengil

16.2K 2.2K 43
                                    

Enemy loading...



"Eh? Non Lia kenapa? Aduh, saya bisa dimarahin tuan ini nanti." Laki-laki yang menggunakan seragam satpam itu nampak khawatir.

Lia mengibaskan tangannya, "gapapa, tadi kecelakaan kecil doang. Nanti biar Lia yang ngomong sama om,"

Soobin berjongkok, menyuruh Lia naik ke atas punggungnya. Hendak menggendongnya memasuki rumah.

"Biar saya aja yang gendong mas " tawar satpam tersebut.

Soobin tersenyum, "ngga usah, biar saya aja. Meskipun berat, saya sanggup kok"

Soobin meringis, saat merasakan perutnya dicubit oleh Lia. Ia menoleh sebentar, melihat raut wajah cewek cantik itu. Ah, bahkan Lia semakin cantik dengan wajah kesalnya.

Saat memasuki rumah yang Soobin tau milik Yuna itu. Ia terpesona dengan arsitektur bangunannya yang sangat mewah. Rumor perihal Yuna yang merupakan anak tunggal dari keluarga konglomerat itu sepertinya benar. Terlebih lagi mengingat Yuna yang diantar jemput dengan beberapa bodyguard berbadan besar utusan ayahnya itu.

Soobin menggeleng kagum. Beberapa wanita berumur kepala 3 menghampirinya, menanyakan keadaan Lia yang terlihat kotor dengan beberapa luka dan plester. Dilihat dari seragamnya sepertinya mereka asisten rumah tangga, jumlahnya juga terhitung banyak. Wajar sih, apalagi rumah yang diurus sebesar dan seluas ini.

Melewati ruang tamu, Soobin dituntun masuk lebih dalam lagi. Menghentikan langkahnya saat sudah berada di dalam ruangan yang cukup besar.

Soobin nampak terkejut, ruang apa ini? Terlihat seperti sebuah kamar mewah namun dilengkapi dengan berbagai game didalamnya. Terdapat pula sofa bewarna putih disamping kiri. Ada pula rak buku dipojok kiri dan sebuah kulkas disampingnya. Lalu apa lagi itu? Lemari kaca dengan berbagai makanan ringan didalamnya.

Soobin melongo. Astaga, mewah sekali. Ia menurunkan Lia untuk duduk disofa.

"Lo beneran tinggal sama Yuna?"

"Iya,"

"Terus... ini kamar lo?"

"Bukan lah," jawab Lia.

"Kamar Yuna?"

"Ck, bukan."

Soobin mengernyit bingung. Lantas kenapa pembantunya menuntun mereka kesini?

Matanya membulat, kembali terkejut saat menoleh ke kanan-- didapatinya 4 sosok cewek yang sedari tadi sudah diam menatapnya tajam.

"Apa?" Tanya Soobin sok biasa aja.

PADAHAL DEG DEG AN PARAH.

Lia menatap Soobin sebentar, sebelum akhirnya ikut menatap ke empat temannya itu. Lia meringis, ngeri juga tatapannya.

"Calm down girl, gue tadi keserempet. Soobin yang nolongin"  ujar Lia.

Yeji menghampiri Lia, duduk disampingnya. Melihat beberapa luka ditubuhnya, "udah di obatin?"

"Udah tadi sama nyokapnya Soobin," senyum Lia.

"Kak Soobin! Duduk aja dulu ya, Yuna bikin minuman dulu. Makasih ya udah nolongin Kak Lia," ujar Yuna.

Soobin tersenyum, ia duduk di sofa sedikit menjauh dari Itzy.

"Bi! Bawain minum ya, sama cake didapur." teriak Yuna.

Tak lama kemudian minuman dan kue sudah berjajar rapi di meja.

"Kak Lia sih! Yuna kan tadi udah nawarin buat mang asep aja yang beli in," kata Yuna sembari memakan kue coklat.

ENEMY [ REVISI ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang