9. Extraordinary Yeji

20.9K 2.5K 220
                                    

Aula tampak rusuh saat ini. Lia yang sibuk berkutat dengan makanannya dan Chaeryeong yang sesekali mencurinya tanpa izin. Kai dan Yuna yang tampak berjalan kesana kemari. Beomgyu dan Taehyun yang sibuk menghafal meskipun sesekali melenceng membincangkan cilok Mpok Yoona sekaligus penjualnya. Yeonjun yang tengah bersembunyi dibalik punggung Ryujin menghindari amukan Yeji, Sisi yang sibuk bertengkar dengan Haechan. Dan beberapa siswa yang berlari-lari di tengah aula.

Soobin sendiri sibuk mengurus segala keperluan acara dibantu Jisung, hanya beberapa petugas OSIS selaku panitia acara yang berada di aula untuk mengecek dan menyusun properti.

"Apaan sih lo?!" ketus Ryujin merasa risih dengan keberadaan Yeonjun dibalik punggung nya.

"Jualan cabe, sembunyi lah goblog!"

"Main petak umpet lo?"

"Kaga, main Congklak gua."

"Oh," jawab Ryujin tak peduli

Yeonjun melotot mendengar jawaban Ryujin. Tak habis fikir, bagaimana bisa ia terlihat santai dan biasa saja di saat nyawa pangeran yang tampan ini terancam oleh kelakuan anaknya?

"Anak lo kayaknya harus di ruqyah deh jin," celetuk Yeonjun mengintip Yeji dari balik punggung Ryujin.

"Gua belum nikah Jun," balas Ryujin masih sabar.

"Astaghfirullah, jadi Yeji anak di luar nikah?"

"Jun..."

"Lo kan ratunya mas beomgyu"

"Geli sat,"

"Sama suami sendiri juga,"

"Yeonjun..."

"Jadi Yeji itu hasil nganu sama siapa kalo bukan sama Beomgyu?"

Ryujin mendelik, menoleh menatap tajam Yeonjun. "Mau mati di tangan gua? Apa di tangan Yeji?"

Yeonjun meneguk ludahnya, ia hanya menyengir lantas segera berlari meninggalkan ibu dan anak itu. Ya maksudnya Ryujin dan Yeji, semenjak mendapatkan peran ratu dan putri mereka berdua memang lebih sering dipanggil ibu dan anak.

Yeonjun lebih memilih duduk lesehan di pojok dekat pintu aula. Menghindar dari amukan Yeji dan mencoba menghafal dialog dengan tenang.

Tapi sayangnya harapan nya tidak sesuai, Yeji tetaplah Yeji meskipun dia sudah biasa saja tapi tetap saja ia akan dendam.

Seperti saat ini contohnya, Yeonjun meringis tatkala bahunya dipukul cukup keras oleh Yeji.

"Udah kan? Shuuuuh, sana. Jauh-jauh dari gua,"

Yeji melotot, "lo ngusir gua?!"

"Iya emang, kenapa ha?! Ga suka lo?"

"NGELUNJAK YA LO SEKARANG?!"

Yeonjun menghela nafas samar, ia menarik tangan Yeji untuk duduk. Sedangkan sang empu berkedip linglung.

"Makanya jangan marah-marah mulu, gua bosen liatnya. Sini, mending kita ngehafal bareng." ujar Yeonjun tersenyum.

Yeji tertegun melihat senyum Yeonjun, terlebih lagi matanya menyipit.

"Ngga usah senyum-senyum." ketusnya kemudian.

"Senyum itu ibadah, teks lo mana?"

Yeji mengerucutkan bibirnya, duduk menyilang. "Tadi gua bikin jadi pesawat kertas, terus gua terbangin. Ilang.." matanya menunduk mengamati jarinya yang bergerak memutar seperti membuat lingkaran.

Yeonjun melongo, tidak mengerti lagi dengan sifat Yeji. Sangat tidak mudah ditebak. Lihatlah sekarang dia kembali menjadi seperti anak kecil yang sangat menggemaskan.

ENEMY [ REVISI ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang