CHAPTER 2

7.1K 328 1
                                    

Selamat membaca 💛


"Kak Gibran, Fel ikut pulang ya" Ucapnya kepada laki laki yang sedang memasukan bukunya ke dalam tas.

"Kakak ada latihan basket"

"Fel pulang sama gue aja" Ajak Rafael

"Gak mau ah, pengen sama Kak Gibran"

"Ayo Fel, Gibran mau latihan" Ajak Rafael menarik tangan Fellysia.

"Lepasin!" Teriak nya sambil berlari.

Gibran panik langsung mengejar Fellysia yang menangis "Fel" Teriak Gibran.

"FELLYSIA! BERHENTI ATAU KAKAK GAMAU KETEMU KAMU LAGI!" Ancam Gibran yang membuat Fellysia menghentikan langkah nya.

Gibran bernafas lega dan langsung meraih tangan mungil gadis di depanya "Kok nangis?" tanya Gibran lembut.

"Habisnya Kak Gibran jahat ke Fel!" Rajuk nya.

"Kakak Kan ada latihan, yaudah Kakak anter Fel pulang dulu ya"

"Fel mau nunggu sampe selesai"

"Lama Fel"

"Gapapa!"

"Hm, dasar keras kepala"

"Ayo Kak!" Ajak Fel menarik lengan Gibran.

Selesai Gibran menganti bajunya, Ia langsung menghampiri gadis yang sedang duduk di bawah pohon "Jangan nakal ya, jangan kemana mana tungguin disini. Kalo mau pergi bilang dulu sama Kakak" Titah nya.

"Iya iya"

"Yaudah"

"Kak!" Panggil Fellysia.

"Apa lagi?"

"Minta hotspot  hehe" Cengir nya.

"Hp Kakak di tas, ambil aja" Setelah mengatakan itu Gibran langsung bergabung dengan teman teman nya di lapangan.

Jangan salahkan Fellysia jika tidak tau diri meminta hotspot kepada Gibran, Fellysia memang hobi meminta hotspot kepada orang. Bahkan orang yang tidak Ia kenal sekalipun.

Sudah hampir dua jam Fellysia menunggu Gibran, perut nya keroncongan. Fellysia hendak pamit kepada Gibran tapi melihat pria itu sedang fokus pada bolanya akhirnya Fellysia mengurungkan niatnya dan bergegas menuju kantin.

Ada satu kantin yang masih buka, membuat senyum di bibir Fellysia merekah.

"Bu pesen mie instan ya, telor nya setengah mateng"

"Ditunggu ya" Ucap ibu kantin.

Gibran selesai dengan latihanya, kepalanya menengok kanan dan kiri matanya liar mencari ke beberapa sudut. "Kemana dia?" Gumam nya.

"Eh lo liat Fellysia gak?" Tanya Gibran pada Rizky teman basket nya.

"Gak liat gue"

"Makasih, gue kesana dulu" Pamit Gibran yang di beri angukan kepala oleh Rizky.

"Fel kemana sih" Jeritnya frustasi.

Gibran sudah mencarai ke berbagai kelas, taman bahkan toilet wanita. Untung tidak ada yang melihat,bisa berabe nantinya.

"Gimana bro, ada gak?" Tanya Rizky

"Gak ada, dia bawa hp gue jadi gue gak bisa ngehubungin"

"Lo udah nyoba ke kantin?" Tanpa membalas ucapan Rizky, Gibran segera berlari menuju kantin.

Nafasnya naik turun, begitu leganya melihat gadis berbando merah muda itu sedang memasukan makanan ke dalam mulutnya.

Fellysia tersenyum melihat Gibran menghampirinya "Fel, kenapa disini?Kamu bikin kakak khawatir! Kakak kan udah bilang, kalo mau kemana mana izin dulu biar kakak gak nyariin kamu! Kenapa bandel banget sih dibilangin!" Ucap Gibran menahan emosi nya yang hampir meledak.

Fellysia tercicit mendengar ucapan Gibran "Maafin Fel Kak, tadi Fel mau izin tapi takut ganggu kakak" Sesalnya.

"Cepet abisin kita pulang!"

"I..iyakak"

Fellysia menatap makanan itu sambil menahan tangis nya, Fellysia takut membuat Gibran marah. Nanti kalau Gibran marah siapa yang akan memberikan nya hotspot dengan sukarelawan? Ah shit!  Ayo berfikir Fellysia bagaimana caranya agar Gibran memaafkan kesalahan nya!

Selesai menghabiskan makananya, Fellysia menatap laki laki di hadapanya takut.
"Udah habis Kak" Tanpa menjawab ucapan Fellysia, Gibran langsung bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Fellysia yang mengikuti nya dari belakang.

"Gimana ya biar Kak Gibran gak marah" Bisiknya pada diri sendiri.

"Kak Gibran tunggu!" teriak nya karena langkah nya tertinggal oleh Gibran.

"Cepet masuk" Ucap Gibran datar.

Fellysia membuka pintu mobil ogah-ogahan, biasanya Gibran yang membukakan pintunya "Bukain Kak"

"Buka sendiri! Udah gede"

"Iya iya" Ucapnya pasrah menahan tangis.

Sepanjang perjalanan hening, membuat Fellysia menundukan kepalanya.

"Cepet turun" Titah Gibran.

Fellysia mengangkat kepalanya lemas, bahkan dirinya tidak tau jika sudah sampai di depan rumahnya.

"Bukain Kak"

"Buka sendiri"

Lagi lagi Fellysia menahan tangis nya dan membuka pintu mobil.

Sampai rumah, Fellysia langsung masuk.

Fellysia melihat mamah nya yang sedang menonton TV di ruang tengah.
Tanpa mengucapkan salam, Fellysia langsung lari dan memeluk Resti yang menatap anaknya heran.

"Hiks...hiks.. Hiks" Tangis Fellysia kencang membuat Resti panik.

"Kenapa sayang? Ada apa? Siapa yang buat kamu nangis?"

"Mamah, hiks.. Hiks"

"Sini cerita, kamu kenapa?"

"Fel takut" Ucapnya sambil mengelap ingusnya.

"Kenapa? Siapa yang galakin kamu?"

"Bukan Fel yang di galakin, tapi Fel yang galak mamah"

"Hah?" Teriak Resti kaget.

"Ih mamah! Fel tadi bikin Kak Gibran marah, nanti kalo Kak Gibran marah siapa yang mau ngasih Fel hotspot "

Resti melepas pelukan anaknya dan menatap anaknya tajam "Aduh Fel,  mamah kira kamu kenapa!"

"Kok kenapa sih mah? Ini darurat"

"Kamu minta maaf aja, gampang kan"

"Fel takut mah, tadi Fel bikin Kak Gibran marah gara gara Fel ninggalin Kak Gibran terus Kak Gibran nyariin Fel, dia panik"

"Salah kamu dong"

"Iya, tapi kan Fel takut mamah" Rengek nya.

"Rasain! Biarin deh kalo Gibran marah, biar tau rasa kamu" Ledek mamahnya dan pergi meninggalkan Fellysia yang masih menangis.

"Huaaaaaaa mamah!" Tangis Fellysia makin menjadi.

"Fel bilangin ke papah"

"Papah Fel takut"

"Papah hiksss" Tangis nya menjadi jadi.

Resti hanya terkikik melihat anak gadis nya yang meracau.

Bukanya tidak peduli, tapi Resti hanya ingin membuat anaknya lebih dewasa. Tidak manja lagi, tapi sepertinya susah membuat Fellysia menjadi anak yang mandiri dan tidak manja seperti ini.

















Jangan lupa vote dan comment ya :)

Kamis, 26/4/19.

[F1] - FELLYSIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang