CHAPTER 36

3.1K 155 3
                                    

Hai gaesss, aku sedang sibuk sibuknya menjadi kelas 12 huhu.
Maafkan aku yang sering lupa update yawww.
Ini aja aku nulis di sekolah wkkkk.

Oya, aku mau sedikit cerita.
Jadi kemarin tu ada penerbit yang nawarin kalo cerita aku mau di terbitin, tapi aku nolak.
Karena aku pribadi masih banyak kesalahan dan belum Bagus nulisnya hehe. Lagian aku lagi mau fokus dulu sama ujian, ya walaupun masih lama siiiii.
Tapi takut nanti fokus aku cuman ke naskah doang.

Menurut kalian keputusan aku gimana?
Kalo kalian jadi aku gimana? Sebenernya aku agak dilema sih. Huhu









Selamat membaca.
Enjoy!








"Hoek..hoek"

Alanda menatap miris Felly, tadi Felly meminta Alanda untuk mengantar dirinya ke toilet.

Akhir akhir ini Alanda sering melihat Felly lesu, kemarin aja Felly pingsan waktu olahraga.

Sambil memijati tengkulak leher Felly "Fel, lo demam ya?"

"Gak tau Kak, Felly mual pusing"

"Lo udah di ena ena sama Gibran ya?!" Tanya Alanda menaikan suaranya satu oktaf

"Ena ena, apa sih itu?"

"Lo gatau? Ena ena tuh adegan meresmikan"

"Apasih, Felly gak ngerti"

Alanda gelagapa, masa harus menjeplak ucapanya sih. Kan Alanda malu

"Itu loh, lo udah di tidurin sama Gibran?" Suara Alanda berbisik

"Oh tidurin, bilang dong dari tadi! Kalo ditidurin sama Kak Gibran ya tiap hari lah"

Hah? Alanda melongo, tak percaya kepada gadis di hadapanya ini.
Apa katanya? Setiap hari? Yang benar saja.

"Berarti lo hamil Fel!"

"Hamil? Masa sih"

"Iya lo hami" Ucap Alanda hati hati, takut membuat mental Felly lemah

"Felly hamil?! Punya anak?"

"YESSSS!!" Teriak Felly berjingkrak

"Felly hamil, berarti Felly punya anak. Nanti anak Felly dikasih nama apa ya"

Alanda menatap Felly terkejut "Syut, jangan berisik. Nanti ada yang denger lo hamil, yuk ke kelas"

Alanda mengajak Felly untuk kembali ke kelas.
Tanpa mereka tau, ada seseorang yang ikut terkejut dengan ucapan Felly tadi.

"Felly hamil, anak Gibran? Artinya mereka udah nikah?" Gumam seseorang di dalam bilik kamar mandi.

****

Felly terbaring lemas di kamarnya, tubuhnya sangat lemas digerakan.

"Lo udah bangun?" Tanya Gibran berjaga di samping Felly

Felly menyentuh kepalanya "Kak, kepala Felly berat"

"Yaudah copot"

"Ih jangan!"

Gibran terkekeh "Wajar, kan Felly lagi sakit. Kita ke dokter yuk"

"Gamau! Nanti di suntik"

Gibran meraih tangan Felly, lalu di kecupnya dahi Felly "Nggak, cuman periksa aja. Janji gak di suntik, ya?"

[F1] - FELLYSIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang