🍂Ten🍂

1.2K 97 78
                                    

Bel pulang sekolah terdengar dengan nyaring seantero SMA Trisatya. Kelas X IPA 10 segera bergegas dari ruang kelas yang membuat mereka hampir mual dan muntah karena pelajaran terakhir tadi adalah pelajaran Pak Neon. Masih ingat kah kalian dengan guru matematika yang ngasih hukuman tak tanggung-tanggung ini?

"Emaknya si lampu Neon makan apa sih pas ngidam? Sampe anaknya segalak itu," ucap Deden saat keluar dari kelas berbarengan dengan Zaffina, Gea, Hiruka, dan Eggy. Tujuan ke lima anak manusia itu adalah parkiran sekolah.

"Huss.. Jangan gitu Raden, pak Neon kan guru kita." Hiruka menatap Deden tak suka. Yang di tegur malah cengengesan dan gemas dengan wajah Hiruka yang lucu ketika marah.

"Denger tuh si Hiruka, jadi murid jangan durhaka entar ilmunya gak berkah," Eggy berkata sambil memakan permen lolipop warna pink bentuk hati.

"Woy telor, lo juga sama aja. Sering nyontek, emang ilmu lo berkah?" Deden menjitak kepala Eggy sebal, karena Eggy yang kaget membuat permen lolipopnya jatuh ke lantai putih koridor.

"Deden.. Permen gue jatoh, ganti rugi gak!" Eggy merengek seperti anak kecil sambil menarik-narik tas Deden, dan tak segan-segan memukul-mukuli cowok itu dengan kencang.

"Aduhh.. Sakit bego, tinggal lo pungut lagi belum 1 menit tuh." Deden mengaduh kesakitan karena rambut hitamnya di jambak dengan kencang oleh Eggy. Deden yang tadinya diam kini ikut melawan Eggy dengan menjambak balik rambut Eggy.

Alhasil terjadilah jambak-jambakan antara Eggy dan Deden, padahal mereka laki-laki. Koridor yang ramai dengan orang yang berlalu lalang pulang, kini mendapat tontonan gratis.

Bukanya memisahkan mereka berdua, murid-murid di sana malah saling menyoraki nama Eggy dan Deden, ada juga orang yang mengabadikan moment itu dengan memvidio atau memotret dengan ponsel mereka. Seolah pertengkaran itu adalah hiburan bagi mereka karena seharian berkutat dengan alat tulis.

Maaf bukan temen gue. Batin Zaffina.

Gea hanya tersenyum malu melihat kelakuan Eggy dan Dede. Sedangkan Hiruka menatap bingung dengan wajah polosnya.

"Gea, Hiruka, cabut aja lah. Jangan nungguin nih curut berdua, malu-maluin aja." ucap Zaffina yang langsung diangguki oleh Gea dan Hiruka.

Ketiga cewek itu pergi menuju parkiran meninggalkan Deden dan Eggy yang masih menjadi tontonan gratis di koridor.

🍂🍂🍂

Motor Zaffina yang diberi nama Pinky sudah terparkir manis di bagasi rumahnya. Zaffina melangkah ke dalam rumah dengan wajah lelahnya, otaknya yang kecil tambah kecil saat mendengar penjelasan Pak Neon di kelas tadi. Bukannya tambah pinter malah makin bego.

Zaffina melangkah menuju dapur hendak mencari makanan di sana.

Ia membuka tutup saji yang ada di meja makan. Hembusan nafas kasar langsung Zaffina keluarkan ketika melihat meja kosong bagaikan hati authornya.

Kaki Zaffina kini melangkah menuju kulkas warna merah dengan ukuran yang lumayan besar, tapi saat di buka isinya Zonk, tak ada satupun cemilan atau makanan yang nyempil. Hanya ada batu es dan air putih. Mungkin keberuntungan tidak ada di pihak Zaffina saat ini, malangnya nasibmu nak.

Di rumah Zaffina memang tak ada pembantu, hanya ada Zaffina dan kak Daren yang mengisi rumah megah ini. Alasannya bukan karena tak mampu menggaji pembantu tapi memang ini adalah kemauan kakak super rajinnya itu.

Zaffina menarik kursi yang ada di meja makan. Perut Zaffina sedari tadi terus berbunyi, dan cacing-cacing kesayangan Zaffina sudah berdemo meminta jatahnya.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang