🍂Twelve🍂

1.1K 76 40
                                    

Happy Reading

🍂🍂🍂

"ZAFFINA!" panggilan seseorang langsung menyeruak di indera pendengar Zaffina saat baru satu langkah gadis itu turun dari motor Arlan.

Zaffina tersenyum lebar saat pertama kali matanya menangkap sosok yang meneriaki namanya di depan pintu rumah. Dengan cepat Zaffina berlari tergesa-gesa menuju perempuan paruh baya yang tadi memanggilnya, menghiraukan beban tas yang ada di punggungnya.

Zaffina memeluk perempuan itu, perempuan yang telah melahirkan Arlan. Ya, dia bunda Eva. Mereka saling berpelukan, melepas kerinduan diantara keduanya. Sudah lama sekali ia tak pernah merasakan pelukan hangat dari sosok ibu.

Wangi parfium lafender tercium sudah di idera penciuman Zaffina, ia suka wangi ini. Wangi yang mengingatkannya pada sosok ibu, sosok yang sudah beberapa tahun ini belum pernah mengunjunginya. Jangankan mengunjungi Zaffina, menelpon atau vidiocall di layar ponsel saja tidak.

Zaffina menaruh dagunya di atas bahu Bunda Eva, ia menghirup wangi tubuh wanita itu dalam-dalam. Nyaman, itulah yang di rasakan Zaffina saat ini.

Arlan hanya memutar bola matanya malas, sebenarnya anak bunda Eva di sini siapa? dengan cepat Arlan meninggalkan kedua perempuan yang tengah pelukan seperti teletubis itu.

"Kamu kok nggak pernah main lagi kesini sejak lulus SD?" omel bunda Eva. Zaffina melepaskan pelukanya lalu menatap wajah bunda Eva sambil tersenyum cengengesan.

"Hehee.. Maaf bunda," sahut Zaffina. Waktu dulu Zaffina memang sering sekali main bersama Arlan dan Kak Zura. Tapi entah sejak kapan gadis itu tak pernah menginjakkan kakinya di rumah Arlan lagi. Egonya menolak itu, meski hatinya berkata ingin bermain dengan Arlan saat ia kecil.

"Emang kamu nggak kangen sama Bunda?"

"Aku kangen banget malah."

"Yasudah, ayo masuk Zaff. Bunda udah buatin makanan spesial buat kamu," ujar Bunda Eva.

"Asyikk.. Cacing-cacing Zaffina gak kelaperan lagi deh Bun," Zaffina bersorak senang.

Bunda Eva terkekeh dan segera menggandeng Zaffina layaknya anak kecil yang mau nyebrang ke jalan raya. Mereka melangkah berbarengan ke dalam rumah.
Zura yang sedang menonton siaran sepak bola antara madrid vs man utd di televisi sontak mengalihkan pandangannya pada suara seseorang yang jarang di dengarnya, namun ia kenal siapa pemilik suara itu.

"Zaffina?" Zura beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah Zaffina.

"Lo nginep di sini?" tanya Zura.

"Iya kak," jawab Zaffina.

"Zura tolong antar Zaffina ke kamar tamu, Bunda mau nyiapin makan malam dulu," Kata Bunda Eva yang diangguki oleh Zura.

"Ayo Zaff!" ajak Zura yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Mereka berdua berjalan ke lantai dua, memasuki kamar yang di dominasi warna putih bersih. Kamar itu cukup luas dan sangat rapih, berbeda seratus delapan puluh derajat dengan kamar Zaffina.

"Zaff kenapa lo gak pernah main ke sini lagi?" tanya Zura yang sudah merebahkan badannya pada kasur.

Zaffina yang tengah memasukan pakaian pada lemari kayu berbalik menatap Zura. Ia tersenyum, lalu ikut merebahkan badannya di samping Zura, hingga kini mereka salih tatap.

"Pasti karena Arlan?"

"Bukan kak, emang gue belum sempet aja ke sini," elak Zaffina sambil menunjukkan senyum pepsodennya.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang