🍂Thirty-eight🍂

557 43 13
                                    

📚HAPPY READING📚
Sorry kalau ada typo.
Seperti biasa vote sebelum baca^^

...

🍂🍂🍂

"Dari awal saya memang tidak pernah setuju dengan perjodohan kita!" seru Kayla tangannya bergerak mengemasi barang-barang ke dalam koper.

"Kamu kira saya juga mau, mempunyai Istri yang tidak bisa mengurus anak?" ucap Pandu yang berdiri diambang pintu kamar masih dengan kemeja kerja.

"Kamu sebut dua anak panti itu anak kita? Saya tidak sudi, sudah cukup saya bersikap baik dihadapan mereka selama ini."

"Kalau bukan karena kamu yang tidak bisa mempunyai anak. Kita tidak akan mengadopsi mereka!"

"Cukup Pandu, saya tidak mau lagi hidup seperti ini. Saya mau besok kamu urus surat perceraian kita!"

Ketika wanita itu selangkah ingin pergi Zaffina kecil menyentuh tangannya. Langsung saja ditepis kasar oleh Kayla. Zaffina tidak percaya, wanita yang biasanya tersenyum hangat bagai mentari kini berubah menjadi dingin. Tangan yang biasa digunakan untuk mengelus dan menyisir rambut panjangnya setelah mandi kini menepis kasar tanpa perasaan.

"Mah.. Mamah mau kemana?" Zaffina bertanya dengan gemetar.

"Berhenti panggil saya seperti itu, saya bukan Mamah kamu!"

Deg..

Hati Zaffina bagai tertusuk belati. Bendungan di mata mulai hancur, rasanya sesak ketika mendengarnya.

"Mamah jangan pelgi hikss.. Apa karena Zaffina nakal, jadi Mamah mau pergi?"

Kayla tidak menjawab. Zaffina semakin histeris menangis ketika wanita itu benar-benar menghilang dibalik pintu besar.

"Hikss.. Ayah, Mamah kok pelgi sih?" Zaffina kecil beralih menatap Pandu di sampingnya. Pandu meraup kasar wajahnya. Tampak sangat frustrasi dan lelah sehabis pulang kerja. Ditambah beban yang ditanggung ketika di rumah.

Pandu berusaha tersenyum dan baik-baik saja di depan gadis yang masih belia itu. Tangan Pandu menggendong Zaffina.

"Sekarang Zaffina gak usah pikirin itu ya. Sudah malam kenapa putri Ayah belum tidur." Pandu menekan hidung mungil Zaffina. Menenangkannya dalam dekapan hingga membuat gadis itu berhenti menangis.

"Tapi Mama—"

"Daren bawa adik kamu tidur di kamar ya." Pandu segera menurunkan Zaffina dari pangkuannya, lalu beralih pada Daren yang terdiam dipijakan. Bagaimanapun ia jauh mengerti dari pada Zaffina, hanya saja Daren tidak mau ikut terlibat dalam pertengkaran itu. Ia sadar dirinya dan Zaffina hanya anak tiri.

"Zaffina bangun!"

Gadis yang dipanggil perlahan membuka kelopak matanya. Keringat dingin membanjiri wajah, napasnya juga naik turun padahal dirinya tidak melakukan apapun. Mimpi sekaligus kejadian buruk masalalu kembali muncul menghantui.

Zaffina tidak pernah terima kenyataan bahwa mamahnya memang sudah meninggalkan dirinya, ayah, dan Kak Daren. Ia yakin suatu saat nanti mamahnya akan kembali pada keluarga kecil yang harmonis seperti dulu.

Zaffina memang anak panti yang tidak tahu asal usul keluarganya. Dulu Ibu Panti Asuhan Pelita menemukannya saat masih bayi. Orang-orang juga sering mengejeknya anak haram. Hanya Daren yang mau menemaninya dari sekian banyak anak panti. Dan sejak hari itu mereka seperti kakak beradik yang tidak bisa dipisahkan.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang