🍂Forty-three🍂

474 43 23
                                    

Happy Reading 📚
Vometnya guys 📢

🍂🍂🍂

Seorang gadis mengangkat tangan setelah mereka yang ada dalam ruangan itu hening beberapa saat.

"Apa Kak Arjun yakin kalau dia bisa bertanggung jawab dalam drama ini? Yang saya dengar dia sering telat dan berasal dari kelas buang—" perkataan gadis itu yang tidak lain adalah Viona terhenti saat melihat tatapan mematikan milik Zaffina.

"Kenapa tidak, bukannya sebelumnya kalian sudah sepakat kalau apapun peran yang akan kalian terima kalian akan menjalankannya dengan senang hati?" kata Arjun.

Viona terdiam. Tidak mampu berkata lagi. Ia harus menjaga image dihadapan semua yang ada dalam ruangan itu. Mengetahui kalau bukan dirinya yang menjadi Putri Salju membuat rasa marah muncul mengerogoti hati. Ia tidak rela jika Arlan harus bermain peran dengan gadis lain, apalagi Zaffina.

"Kak betul juga apa yang dikatakan Viona. Saya yakin gadis titisan Pet Kai itu susah menghafal naskah dan berekspresi di depan banyak orang." ucap Dion menyetujui. Dari tadi Zaffina sudah menahan diri untuk tidak memukul anak tengik setengik rangginang sisa kalau saja ia tidak tahu tempat dan kondisi. Sungguh tidak terima dengan apa yang Dion katakan.

Alasan Dion masuk Osis hanyalah karena ada Viona. Wajar saja jika laki-laki itu selalu membela apa yang dikatakan oleh perempuan pujaan hatinya.

Arjun menimang perkataan Dion tadi. Bukannya ia ingin membedakan seseorang berdasarkan kelas dimana ia berasal toh ini bukan ulangan yang mengharuskan mendapat nilai diatas KKM. Hanya saja Ia juga kurang yakin Zaffina bisa memerankan tokoh utama di acara penting ini. Disamping itu semua banyak yang tidak setuju jika gadis itu mendapatkan peran utama.

"Lo sanggup memerankan peran Putri Salju?" Arlan yang dari tadi diam menyimak tiba-tiba buka suara. Dia sudah tidak tahan dengan perdebatan ini.

"Sanggup!" Zaffina bicara dengan mantap. Awalnya ia memang menolak tapi entah kenapa jiwanya bergejolak ingin membuktikan. Perasaannya terasa tercubit oleh kata-kata orang mengenai dirinya. Ingat ia bukan tidak mampu hanya malas melakukan hal seribet itu!

"Lihat kan, dia setuju. Lagi pula masih banyak waktu untuk terus berlatih. Kenapa tidak memberi kesempatan disaat dia belum mencoba?" ucap Arlan.

"Benar yang dikatakan Arlan. Saya setuju." sahut Arjun.

Semua mendengus kesal. Apa yang bisa dilakukan mereka jika sang ketua sudah memutuskan.

Melihat ekspresi kecewa dan sorot benci pada dirinya Zaffina menyeringai. Viona mengepal kuat kedua tangannya di bawah meja.

"Rapat kali ini saya rasa cukup sekian, untuk rencana lebih lanjut kita tunggu di rapat selanjutnya. Terima kasih." ucap Arjun. Semua orang berdiri lalu segera keluar dari ruangan.

Arlan yang akan keluar seketika urung karena Zaffina masih bergeming disana.

"Gak pulang?" tanya Arlan.

"Duluan aja." jawab Zaffina.

Arlan mengangguk dan segera beranjak dari sana bersama Viona yang setia di samping cowok itu bak anak ayam takut ketinggalan induknya.

Semua sudah pulang. Disana hanya menyisakan Zaffina dan Arjun yang sedang menyusun kumpulan kertas laporan.

Zaffina mendekat ke arah Arjun, langsung saja ia pamerkan kertas berisi undian nama pemeran Putri Salju itu.

Arjun menatap Zaffina heran. "Kertasnya buang saja." ucapnya salah paham, Arjun kira Zaffina ingin mengembalikan kertas itu.

Zaffina menggeleng. Bukan itu maksudnya. "Saya mau tanya, siapa yang tulis ini Kak?"

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang