🍂Eighteen🍂

974 67 30
                                    

📚Happy Reading 📚
Sorry kalau ada typo 😊

Arlan menatap sebuah kelereng sambil berbaring di kasurnya. Kelereng yang masih dia simpan hingga saat ini.

Di temani dengan derasnya hujan di luar, Arlan berusaha memejamkan matanya.

Flashback on

Tuk..

Tukk..

Tuk..

Seorang gadis berpita pink mengetuk ngetuk kelereng pada meja, membuat seluruh ruangan yang sepi menjadi bising karenanya. Dia adalah Zaffina kecil. Poni dan pipi chuby yang dimiliki gadis kecil itu terlihat menggemaskan ketika cemberut seperti sekarang.

"Alan ayo main!" rengek Zaffina kecil pada Arlan kecil yang sedang belajar untuk olimpiade matematika minggu depan.

"Main aja sendiri," jawaban Arlan membuat Zaffina semakin kesal.

"Alan!"

"Alan!"

"Alan!"

Rasanya Arlan ingin sekali membuang mulut cempreng Zaffina. Menghela nafas gusar Arlan menaruh pensil dan bukunya dan itu membuat mata bundar Zaffina kecil berbinar-binar.

"Main apa?" tanya Arlan dengan nada malas.

"Gimana kalo petak umpet," ucap gadis kecil itu semangat.

Arlan berpikir sejenak. Dan tiba-tiba ada sebuah ide yang membuat dia tersenyum dan mengangguk
"Oke, aku yang jaga kamu yang ngumpet ya?" tawar Arlan.

"Iya, Alan gak mungkin nemuin aku dengan mudah." Zaffina kecil tersenyum bangga.

Arlan mulai menutup matanya dan Zaffina kecil mulai berlari mencari tempat persembunyian yang aman. "Oke aku mulai. Satu.. Dua.. Tiga.. Empat.. Lima.. Enam.. Tujuh.. Delapan.. Sembilan.. Sepuluh.." Arlan membuka matanya dan gadis kecil yang sedari tadi mengganggunya itu sudah tidak ada di tempat.

Arlan sama sekali tidak berniat mencari Zaffina. Dia malah melanjutkan acara belajarnya yang sempat tertunda.

"Akhirnya aku bisa belajar dengan tenang."

Memang sedikit jahat, tetapi ini cara yang tebaik untuknya bisa fokus kembali, lagi pula Arlan yakin Zaffina tidak akan menunggunya datang, gadis itu pasti akan kembali dan memarahinya.

2 jam berlalu dan hari sudah mulai menggelap. Arlan keluar dari kamar mandi, dan betapa terkejutnya dia saat melihat kakak Zaffina menunggunya di depan pintu kamar mandi.

Wajah Daren terlihat khawatir. Matanya menatap Arlan penuh harap. "Arlan apa kamu melihat Zaffina?"

Arlan menggeleng.

Jadi gadis kecil itu masih bersembunyi.

"Ahh.. Kemana sih dia." Daren berbalik, meninggalkan Arlan yang mematung di tempat. Hatinya merasa gelisah, jika sesuatu terjadi pada Zaffina itu adalah salahnya. Arlan tidak akan memafkan dirinya sendiri.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang