🍂Twenty-two🍂

777 51 26
                                    

📚Happy Reading📚
Maaf kalau ada typo :)

Kamu serakah dalam segala hal termasuk perasaan.
~Zaffina~

🍂🍂🍂

Sesuai yang ia janjikan pada Aster, kini Zaffina sudah berada di atas tribun lapangan basket indoor SMA Trisatya. Berniat untuk menemani pacarnya latihan basket. Lagi pula ia juga sudah izin pada Bunda Eva jika dia pulang agak telat, jadi tidak ada alasan untuk Arlan memarahinya lagi.

Sorak sorai dari penonton mematahkan dugaan Zaffina yang beranggapan bahwa lapangan akan sangat sepi karena dilaksanakan pulang sekolah, realitanya tidak seperti itu. Mereka rela menonton idola mereka latihan sore-sore bigini, disaat Zaffina memilih pulang dan berbaring di rumah kalau saja Aster tidak ikut latihan.

"Zaff, lo liat yang nomer bajunya 11? Sumpah ganteng banget njirr.."
Suara melengking seseorang mengalihkan atensi Zaffina pada orang itu.

Zaffina hampir lupa kalau yang duduk di sampingnya adalah Gea. Temannya yang satu ini memang memaksa untuk ikut melihat orang-orang berlatih basket. Alasan Gea sangat mudah ditebak, apalagi kalau bukan ingin melihat cowok ganteng. Zaffina akui orang-orang di klub basket Trisatya memiliki tampang yang lumayan.

"Zaff.. Lo denger gak sih? Dari tadi diem aja kayak kebelet boker," ucap Gea yang merenggut kesal karena dikacangin.

"Iya gue denger kok," jawab Zaffina.

"Ehh.. Lo tau gak nama cowok itu?" Gea kembali menunjuk ke arah cowok yang belakang bajunya bernomer 11.

"Tau, dia temen sekelas gue waktu SMP," kata Zaffina.

"Hah beneran, siapa namanya?" tanya Gea sangat antusias.

"Vano, kalau gak salah itu namanya,"

"Kelas berapa? Terus nama IGnya apa? Lo punya nomer ponsel Vano gak?"

Zaffina memutar bola matanya, setelah mendengar pertanyaan beruntun dari Gea. "Mana gue tau, emang gue emaknya."

Wajah Gea kembali merengut sebal. "Yehh.. Kali aja kan lo tempe."

Saat SMP Zaffina tidak terlalu peduli dengan sekitar, maka dari itu ia tidak memiliki teman. Hanya Kica lah orang yang berani mengulurkan tangan sebagai sahabat. Zaffina mengenal nama Vano pun itu karena dia teman dekat Arlan.

Semua anggota ekstrakurikuler basket berjalan masuk ke lapangan. Dikomando oleh guru olahraga kelas sebelas sekaligus pelatih dari mereka,  kalau Zaffina tidak salah beliau bernama Pak Suhermanto atau yang lain akrab memanggil Pak Ato.

Dalam latihan kali ini anggota ekstrakurikuler basket akan bertanding pertim, maka dari itu mereka dibagi menjadi dua tim. Terdiri dari tim kelas sepuluh dan tim kelas sebelas agar lebih mudah.

Dari tribun Zaffina bisa melihat kalau ketua dari tim kelas sepuluh adalah Arlan. Ia baru sadar ternyata Arlan juga ikut eskul basket disamping mengikuti OSIS. Pantas saja cowok itu selalu pulang sore dan jarang pulang bersama, ternyata ini alasannya.

Tidak mengherankan bagi Zaffina jika Arlan mengikuti eskul basket, karena saat masih SMP Arlan memang telah menekuninya. Bahkan Arlan adalah ketua dari tim basket dulu.

Zaffina juga mendengar kalau tim basket Arlan sering memenangkan lomba, bahkan sampai membawa piala bergilir dari provinsi. Justru yang mengherankan itu kalau Zaffina ikut eskul, untuk mandi pagi di hari libur saja dia malas apalagi mengikuti eskul yang pastinya sangat merepotkan.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang