🍂Twenty-five🍂

836 57 27
                                    

🍂Happy Reading🍂
Sorry kalau ada typo :)

Berjanji melindungi belum tentu membela jika yang gue lindungi salah.
~Arlan~

🍂🍂🍂

"Baik anak-anak untuk pelajaran kali ini saya rasa cukup, jangan lupa PR harus dikumpulkan minggu besok, dan sekalian kita ulangan harian. Saya tidak peduli dengan alasan kalian jika belum mengerjakan PR atau belum siap ulangan," tutur seorang guru Kimia yang langsung pergi setelah mengucapkan salam.

Nama guru tersebut Tata Suharta, pria berkepala empat yang memang memiliki sifat enggan mendengar alasan murid-muridnya. Contohnya saja ketika ada murid yang terlambat, dia tidak segan-segan mengeluarkan murid itu dari kelasnya tanpa mendengarkan penjelasan terlebih dulu.

Semua mata yang ada di kelas 10 IPA 10 nampak lesu saat mendengar kata ulangan yang sangat tidak pro dengan otak mereka. Perlu dicatat kecuali Arlan.

"Gea jangan lupa contekan ya," kata Deden menghampiri Gea.

"Enak aja, gue capek-capek bikin contekan lo malah mau enaknya aja, bikin sendiri," sahut Gea.

"Kan biar nambah pahala lo, lagian bisa gue bilangin lo nyontek ke Pak Tata," kata Deden.

"Ehh.. Kutu beras gimana mau dapet pahala kalau gue sumbernya juga nyontek," Gea menjitak kepala Deden, membuat cowok itu meringis.

"Yah kan dengan lo ngasih contekan ke gue otomatis dosa lo nyontek ke buku juga ilang." Deden nyengir kuda.

"Ajaran sesat tuh," Timpal Eggy.

"Diem telor busuk," sinis Deden. Sedangkan si Eggy mendelik tidak terima mendengar penuturan Deden.

"Kalau bisa, mendingan semua dosa gue aja transfer ke lo Den, hahahaa.." ucap Gea seraya tertawa.

"Ogah, banget. Dosa gue juga gak ketampung, malah nambah dosa dari lo," tukas Deden.

"Udah, dari pada kalian ribut-ribut gini gimana kalau kita belajar bareng biar nilai kita bagus," usul Hiruka yang sedari tadi nyimak.

"Tuh denger Hiruka!" Deden membenarkan ucapan Hiruka, padahal dari tadi dia sibuk meminta contekan. Sungguh munafik manusia satu ini, sampai-sampai Gea dan Eggy ingin menampar muka tangilnya dengan pantat panci bekas liwet.

"Yaudah, kita mau belajar di rumah siapa?" Tanya Gea.

"Gimana kalau di rumah Zaffina, kan kalau gak salah dia tinggal bareng kakaknya aja? Gimana Zaff bisa gak?" saran Eggy seraya melirik meja Zaffina.

Sejenak otak mereka loading saat melirik ke arah Zaffina.

Eggy, Deden, Gea, dan Hiruka terbengong melihat kejadian yang teramat langka di hadapan mereka. Bagaimana tidak, ketika sepasang mata mereka melihat Zaffina membaca buku paket kimia yang super tebal.

Baru pertama kali, hal ini terjadi. Dan mereka kurang yakin kalau Zaffina sedang membaca.

Dengan perlahan, seolah ada slow motion Eggy berusaha menarik buku itu dari genggaman Zaffina.

Dan saat buku itu sudah ada di tangan Eggy. Mereka serempak mendengkus geram, membenarkan asumsi diri masing-masing jika Zaffina tidak mungkin membaca buku tebal itu. Karena kebenaranya gadis itu tengah meringkuk dibalik lipatan tangan.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang