🍂Nineteen🍂

922 57 32
                                    

📚HAPPY READING📚
Sorry kalau ada typo 🙏

Tidak perlu menjadi bunga yang indah jika ingin dihinggapi kupu-kupu. Cukup jadi dirimu sendiri itu sudah lebih baik.

🍂🍂🍂

Sudah kesekian kali Arlan bolak-balik seperti setrikaan. Wajah cowok jangkung itu dirundung rasa cemas, dan untuk kesekian kalinya juga mata Arlan mengecek layar ponsel namun tidak ada balasan dari puluhan chat yang Arlan kirim. Arlan kembali menelpon, tapi hanya suara operator sialan yang terdengar.

Diambang pintu Arlan menunggu Zaffina. Sudah hampir jam tujuh namun gadis itu belum pulang juga. Bagaimana Arlan tidak cemas saat dirinya sudah pulang sekolah dari pukul lima itupun karena latihan basket, sedangkan Zaffina yang sudah pulang dari bel sekolah berbunyi belum sampai ke rumah.

Pegal berdiri Arlan duduk di kursi taman rumahnya, tetapi pandangan cowok itu masih pada ruang obrolan yang belum terbalaskan.

"Aiss.. Kemana sih ini anak. Udah jam segini juga." Desis Arlan kemudian kembali berdiri dan bulak-balik seperti setrikaan lagi.

Dari kaca jendela kak Zura melihat semua gerak-gerik Arlan. Sambil meminum kopi, perempuan tomboy itu tersenyum tipis melihat kelakuan adiknya yang sedang khawatir dengan Zaffina. Sementara bunda Eva sedang diluar kota bersama suaminya Algio.

Suara mobil terdengar di depan rumah Arlan, dan saat itu juga Arlan berdiri dari duduknya. Dadanya rasanya sangat sesak saat melihat apa yang ada di hadapanya.

Zaffina turun dari mobil Aster dengan sebuket bunga dan coklat di tangannya. Apa ini artinya Zaffina sudah resmi pacaran dengan Aster, tapi kenapa rasanya Arlan tidak terima dengan kenyataan itu.

Zaffina membuka pintu pagar, senyuman merkahnya memudar saat melihat Arlan berdiri di depannya dengan tatapan tajam. Baru kali ini Zaffina merasa bahwa Arlan tidak seperti biasanya, dia sangat menakutkan hari ini.

"Dari mana aja?" tanya Arlan, yang terdengar sinis.

"Bukan urusan lo," jawab Zaffina.

Rahang Arlan mulai mengeras "Lo bilang bukan urusan gue, lo pulang sekolah gak ngasih kabar sampai sekarang itu bukan urusan gue! Kalau lo kenapa-kenapa bukan urusan gue? Inget ya Zaff lo itu dititipin disini sama kak Daren, jelas itu urusan gue! Gue udah janji sama kak Daren buat jaga lo, inget itu!"

Zaffina menunduk, "Maaf hp gue lowbet jadi gak sempet ngabarin lo,"

Arlan mendekati Zaffina, lalu merampas bunga yang ada di genggaman cewek itu kemudian menginjaknya. Tidak sampai disitu Arlan juga membanting kotak coklat milik Zaffina.

Zaffina mendelik "Arlan lo apa-apan sih?" mata Zaffina mulai memerah.

Sambil menangis Zaffina mengambil bunga dan kotak coklat yang hancur ditanah itu. Dia tidak percaya Arlan setega ini kepadanya. Sebenarnya ada apa dengan cowok itu.

Arlan merasa bersalah, cowok itu meraih kedua tangan Zaffina. "Gue gak suka lo deket sama Aster."

Zaffina menangkis tangan Arlan "Hikss.. Denger ya tuan Arlan Kanza Fransa! Lo gak berhak campuri urusan gue. Dari dulu lo selalu ganggu hidup gue, lo selalu ngikutin gue, lo selalu ngelarang apa yang gue suka, lo itu ngeselin. Gue benci lo Arlan, Gue benci lo!" Zaffina berteriak parau, matanya mulai menatap nyalang iris mata hitam milik Arlan.

Zaffina berlari meninggalkan Arlan. Gadis itu sangat kecewa dengan sahabat kecilnya itu. Tidak seharusnya Arlan selalu mencampuri segala urusan Zaffina.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang