🍂Thirteen🍂

1.1K 81 59
                                    

Happy Reading Guys!

🍂🍂🍂

Sang raja siang sudah keluar dari ufuk timur, suara kicauan burung tetangga terdengar sangat nyaring di pagi ini.

Cahaya matahari merambat masuk dari celah gorden warna putih yang masih menutupi jendela kamar. Zaffina masih setia memeluk guling, menyembunyikan tubuhnya menggunakan selimut tebal.

Clekk..
Suara knop pintu yang di putar dari arah pintu masuk terdengar di seluruh penjuru kamar, menampilkan wanita paruh baya yang berjalan masuk dari pintu kamar.

Eva tersenyum menatap Zaffina yang masih menyelimuti badannya dengan selimut. Gordeng putih yang menutupi jendela besar kamar sudah di buka oleh Eva, membuat tidur Zaffina terganggu oleh cahaya yang masuk.

Mata Zaffina mengerjap, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

"Zaff, bangun!" suara lembut dari bibir Eva terdengar sangat indah di telinga Zaffina. Untuk kali ini Zaffina tidak sulit untuk di bangunkan, ia mendudukan badannya sambil sesekali menguap dan mengucek mata.

"Bunda tunggu di bawah ya," Bunda Eva beranjak dari tempatnya, namun sebuah tangan berhasil mencekal lengan kirinya.

"Bunda terimakasih," ucap Zaffina dengan senyum tulusnya. Sudah lama sekali Zaffina tak merasa moment seperti ini, momen dimana ia merasakan kasih sayang dari seorang ibu.

Hanya dibangunkan dari tidur saja sudah membuat Zaffina bahagia. Rasanya sangat berbeda jika di bangunkan oleh kakaknya Daren.

Bunda Eva tersenyum, lalu mendekatkan tubuhnya ke arah Zaffina kembali.

Cup..
Satu kecupan mendarat tepat di kening Zaffina. Rasanya Zaffina ingin menangis saat ini juga, ibunya saja tak pernah bersikap seperti ini padanya.

Bunda Eva memeluk tubuh Zaffina penuh kasih sayang, mengelus rambut kusut Zaffina dengan lembut. Eva tau begitu banyak penderitaan yang dialami gadis ini, gadis kecil yang seharusnya mendapatkan kasih sayang orang tua.

"Sudah nak, jangan menangis nanti cantiknya hilang." Bunda Eva terkekeh lalu menghapus air mata yang ada di pipi Zaffina.

"Bunda ngejek aku." Zaffina kini cemberut, tapi sedetik kemudian dia tertawa diikuti oleh Eva.

"Sudah cepat mandi!" Bunda Eva mencapit hidung mancung Zaffina gemas.

"Ayay.. Kapten," sahut Zaffina dibarengi dengan cengiran khasnya. Lagi-lagi Bunda Eva terkekeh dibuatnya, dan dengan segara meninggalkan gadis itu di kamar.

Zaffina menghembuskan nafasnya dengan kasar. Tangannya kini beralih mengambil ponsel yang terletak di atas nakas. Ia menatap nama kontak di layar ponselnya dengan ragu, ia tau ini sedikit mustahil, tapi mungkin rasa rindu yang tak terbendung membuat gadis itu memberanikan diri. Jarinya bermain lincah, menekan huruf demi huruf yang ada di keyboard ponselnya.

Saat sudah selesai mengetik beberapa kata, Zaffina menekan tombol send.

To: Mamah💕
Mah pulang aku kangen, Zaffina janji gak akan nakal lagi.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang