Arlan memarkirkan motor sport warna putih di bagasi rumahnya. Setelah berjam-jam ia menimba ilmu di sekolah akhirnya Arlan pulang juga.
Arlan mengucapkan salam terlebih dahulu saat memasuki rumah megah itu. Kakinya kini tertuju pada dua wanita yang sedang sibuk berkutat dengan masakan di dapur. Kedua wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Bunda kesayangan Arlan yang bernama Eva dan kakak perempuannya Zura.
"Oalah Zura ngaduk adonannya jangan gitu, tuh Jadi acak-acakan kemana-mana," kata Bunda Eva saat melihat putrinya yang belepotan dengan adonan kue nastar.
"Trus gimana bun?" tanya Zura yang tampak frustasi, sedari tadi dia terus diomeli karena pekerjaannya selalu salah di mata bundanya. Baginya memasak lebih sulit ketimbang bertarung di ring tinju.
"Kamu tuh gimana sih, jadi perempuan kok ndak bisa masak, gimana mau cepet nikah coba"
Zura memutar bola matanya, ia sangat malas jika bundanya sudah membicarakan soal pernikahan. Boro-boro menikah, pacar saja tak ada. Sebenarnya Zura itu cantik dan banyak di kejar oleh para pria di kampusnya, bahkan dosennya saja suka dengannya, tapi karena sikapnya yang dingin dan kasar menjadikan semua pria takut mendekatinya.
Arlan tersenyum saat melihat interaksi antara Bunda Eva dan kakak perempuannya Zura. Ia menghampiri kedua wantia kesayangannya itu dan langsung mencium tangan keduanya.
"Sejak kapan pulang lan?" tanya Bunda Eva.
"Barusan kok Bun," jawab Arlan.
"Woy adek laknat bantuin bikin nastar napa," ucap Zura.
"Huss.. Jaga bicara mu Zura" tegur Bunda Eva, tak habis fikir dengan anak perempuan satu-satunya itu. Sedangkan Zura hanya bisa cengengesan, merutuki mulutnya yang asal ceplas-ceplos walaupun ada bundanya.
"Sudah sekarang kamu masuk kamar dan istirahat jangan lupa solat!" titah bunda Eva pada Arlan. Arlan mengangguk dan langsung melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.
Zura hanya bisa memonyongkan bibirnya kesal pada adiknya yang selalu dimanjakan oleh bundanya.
Ingin sekali ia bertukar posisi menjadi Arlan saat ini juga."Mukamu jangan di jelek-jelekin gitu Zura, cepat aduk adonannya!" ucap bunda Eva.
"Bunda kenapa aku berbeda?" batin Zura.
Kini Arlan sudah keluar dari kamar mandi dengan keadaan Fresh dan wangi. Arlan mengambil ponselnya yang ada di atas nakas sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang kini sudah ada di pundaknya. Arlan langsung membuka aplikasi whatsapp yang menampilkan banyak notifikasi pesan.
Arlan menghembuskan nafas jengah saat melihat Viona menspam banyak pesan yang menurutnya tidak penting. Akhir-akhir ini Viona sering sekali menchat dirinya, entah dari mana dia mengetahui nomornya.
Viona
P
P
P
PArlan...
Lan lagi apa?
Ganggu gak?
Arlan...
Arlan...
Arlan...
Kok cuman di read doang?
Knp?
Lan aku main ke rumah kamu ya sekarang, di rumah ku nggak ada siapa-siapa nih :(
Read
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl And Good Boy (HIATUS)
Ficção Adolescente"Aku tau kenapa Tuhan menciptakan sebuah perbedaan." "Kenapa?" "Karena Tuhan tau kita tak akan bersatu tanpa sebuah perbedaan." I and you are united because of differences Ini hanyalah kisah Zaffina dan Arlan, dua manusia yang saling bertolak belaka...