🍂Fourteen🍂

1.1K 79 74
                                    

📚 Happy Reading 📚
Sorry kalau ada typo.
🍂🍂🍂

Motor sport warna putih sudah berhenti tepat di depan gerbang yang sudah tertutup rapat. Arlan menghembuskan nafas dengan kasar, benar yang ia duga gerbang sekolah pasti sudah di tutup 5 menit yang lalu.

Arlan membuka helm yang melekat di kepalanya, lalu melirik kearah cewek yang sedang tertidur pulas sambil memeluk pinggangnya erat. Semua ini gara-gara cewek itu, kalau saja dia tidak berangkat bersamanya mungkin sekarang dia sudah di kelas. Untuk pertama kali dalam sejarah hidup Arlan terlambat ke sekolah. Mungkin untuk Zaffina itu sudah biasa, tapi tidak untuknya.

Arlan melepaskan tangan yang sedari tadi melingkar di pinggangnya, lalu mengguncang tubuh Zaffina. Perlahan kelopak mata cewek itu terbuka karena guncangan itu.

Hoamm...
Zaffina menguap tanpa menutup mulutnya membuat matanya sedikit menyipit.

"Udah sampe?" tanya Zaffina dengan wajah polos habis bangun tidur.

"Telat," kata Arlan dengan wajah datarnya. Sangat tak nyambung dengan pertanyaan Zaffina.

"Ohh.. Telat." Zaffina memangut-mangut mengerti. Tapi sedetik kemudian ekspesinya berubah jadi kaget.

"Ini gara-gara lo," tunjuk Arlan.

"Kok gara-gara gue," protes cewek itu tak terima.

"Fikir aja sendiri, kalau gue gak nungguin lo mungkin sekarang gue udah ikut ulangan di kelas!"

"Yehh.. Lo aja yang bego, ngapain harus nungguin gue." Zaffina tak mau disalahkan. ingin rasanya Arlan mengumpat, bukanya berterimakasih dan meminta maaf cewek itu malah mengatainya 'bego' ohh.. Shit Arlan menyesal, harusnya ia tinggalkan saja cewek ini di pinggir jalan tadi.

"Hey.. Lo mau ikut ulangan kan?" tanya Zaffina, sedikit melirik Arlan, namun laki-laki itu tetap diam tak menjawab.

"Kalau lo mau ikut ulangan, bawa motor lo ini ke warteg pinggir sekolahan!" Arlan menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.

"Udah bawa aja!" mendengar itu dengan segera motor yang mereka naiki berjalan ke arah warteg.

Tak sampai satu menit Arlan dan Zaffina sudah sampai di depan warteg.

"Bu nitip motor ya," kata Zaffina pada si empunya warung langganannya yang bernama Bu Jeni.

"Ehh.. Terlambat lagi neng?" tanya Bu Jeni di balik etalase. Zaffina mengangguk.

"Itu motor eneng?" tanya Bu Jeni lagi sambil menunjuk motor besar yang terparkir di depan warungnya.

"Bukan Bu," jawab Zaffina.

"Ohh.. Punya pacar neng ya?" kali ini Bu jeni tersenyum jahil pada Zaffina saat matanya melihat pria tampan di samping motornya.

"Ehh.. Bukan." Zaffina terkejut, yang benar saja dia pacaran dengan Arlan. Lebih baik pacaran dengan pohon pisang ketimbang dengan cowok itu.

Bu Jeni masih terkekeh melihat raut wajah Zaffina. "Aku titip ya Bu," ucap Zaffina sekali lagi.

"Iya neng tenang aja," kata Bu Jeni. Setelah itu Zaffina berbalik melangkah menuju tempat Arlan berdiri.

"Ayo! Ajak Zaffina kepada Arlan yang tengah bermain ponsel. Arlan mendongak dan langsung memasukkan ponsel pada kantong celana abunya. Laki-laki itu mengikuti Zaffina yang berjalan di depannya. Kaki mereka kini mengarah pada tembok belakang sekolah.

Mereka berhenti di depan sebuah tembok belakang sekolah yang menjulang tinggi. "Tunggu Disini!" kata Zaffina, lalu berlari meninggalkan Arlan. Arlan semakin heran dengan tingkah gadis itu, namun ia terlalu malas untuk bertanya apa yang akan di lakukan dia saat ini.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang